Bacaan : Keluaran 15:22-27
Nats : Keluaran 15:25
Nats : Keluaran 15:25
Musa melemparkan kayu itu ke dalam air, lalu air itu menjadi manis.-
Tak jarang kita harus menghadapi keadaan terbalik. Kita berharap hal yang baik
terjadi, tapi yang hal buruk yang justru muncul. Kita berharap impian kita
segera terwujud, tapi kenyataan berkata beda. Kenyataan yang terjadi tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Dengan situasi seperti itu, begitu mudahnya bagi kita untuk mengalami kekecewaan.
Hal yang sama terjadi dalam kehidupan bangsa Israel saat mereka melakukan
perjalanan menuju tanah perjanjian. Mereka harus melalui padang gurun, medan
yang sangat berat untuk dilalui. Pada siang hari suhu bisa mencapi 40 derajat tapi pada malam hari suhu bisa mendekati 0 derajat! Selain itu mereka dihadapkan
dengan kenyataan bahwa sudah tiga hari mereka berjalan di padang gurun tapi toh mereka tidak menemukan air. Kalaupun mereka menemukan mata air di Mara, ternyata air itu pahit dan tak bisa diminum. Mereka pun kecewa!
Demikian juga kita sering mengalami kekecewaan. Usaha kita bangkrut. Anak kita
bermasalah. Dokter menyebutkan satu penyakit yang menakutkan. Rumah tangga kita
bermasalah. Kita kehilangan pekerjaan. Semuanya itu memang hal-hal yang sangat
mengecewakan, namun bagaimanapun juga kita harus berani bersikap positif saat
menghadapi kekecewaan. Jika tidak, maka kita akan seperti bangsa Israel yang
protes, marah-marah, bahkan berniat untuk memberontak kepada Tuhan dan Musa.
Bersikap positif saat mengalami kekecewaan adalah solusi terbaik. Mempercayai
bahwa pertolongan Tuhan akan tiba tepat pada waktunya. Memiliki keyakinan yang
kuat bahwa Ia tidak pernah meninggalkan kita sendiri. Memiliki iman bahwa
penyertaan-Nya selalu ada saat kita harus berjalan dalam masa-masa kekelaman. Di
atas semuanya itu, mempercayai janji Tuhan bahwa air Mara yang pahit bisa diubah
Tuhan menjadi manis. Demikian juga masa-masa pahit yang kita alami sekarang ini
bisa diubah menjadi masa yang indah.
Tak ada yang terlalu sulit bagi Tuhan untuk mengubah “Mara” kita menjadi
keindahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar