Mungkin ini kisah familiar. Seorang aktor Hollywood kecanduan narkoba, masuk rehab, menemukan Tuhan, dan mengubah kehidupannya.
Namun kali ini, kisah itu tidak berakhir begitu saja.
Bagi Chris Carberg, sekarang CEO sebuah situs Kristiani bernama
Holypop.com, menemukan Tuhan hanya awal dari hidup yang baru,
bertransformasi, hidup yang tidak akan pernah sama lagi.
Sebelum menjadi orang percaya yang saleh, Carberg, dikenal untuk
perannya di film “Kill Zone” dan “Sydney White,” berjuang melawan
kecanduan parah terhadap pil penenang, yang sangat familiar bagi banyak
aspiran Hollywood.
Dengan kesuksesan sebagai aktor, produser dan penulis naskah, timbul
nafsu yang semakin meningkat dan ketergantungan terhadap pil-pil resep
dan penenang, yang awalnya digunakan untuk meredakan sakit kepala dan
migrean yang ia miliki.
“Kecanduan saya sebagian besar dikarenakan kurangnya citra diri yang kuat," kata pria berusia 28 tahun itu.
“Suatu saat saya minum dua pil sekaligus dan saya merasakan ketenangan
yang tidak pernah saya rasakan. Dari situ saya tinggal pesan pil-pil secara
online, saya mulai mengalami kebuntuan, terus membutuhkan dan kemudian keluar
kontrol."
Kecanduan yang ia rahasiakan akhirnya menyebabkan Carberg pingsan di
sebuah cabang toko fotokopi Kinkos di Orlando jam 3 pagi karena
overdosis.
Polisi yang datang ke tempat kejadian menemukan Carberg dan menggeledah
mobilnya, dan menemukan sebuah tas besar di bagasi penuh dengan seluruh
botol obat yang pernah ia miliki, yang dulunya (bagaikan) "kerbau emas,
trofi, dan berhala" baginya.
Berkat bantuan Petugas Voyles, seorang polisi yang belum berhasil ia
temukan sejak hari naas itu, Carberg selamat dan menjalani program
detoks kemudian masuk ke sebuah klinik rehabilitasi di Florida.
Setelah detoks, rehab dan pertemuan 12 kali untuk memulihkan dirinya,
Carberg mulai merasa ada sesuatu yang masih hilang, dan itu bukanlah
pil. Ia merindukan sebuah hubungan, dan bukan hanya hubungan biasa,
namun dengan Tuhan. Tuhan yang sering ia dengar tapi tidak benar-benar
kenal.
Meski Carberg dibesarkan secara Katolik, namun sampai saat itu ia menyebut dirinya seorang agnostik.
Dia merasa tidak nyaman dengan apa yang ia karakterisasikan sebagai
"agama terorganisir yang munafik." Dia tidak suka dengan pengikut
ke-Kristenan yang ia rasakan tertulah dengan kemunafikan, diantaranya
pendeta yang berselingkuh dan pastor yang melakukan penganiayaan
seksual.
Namun rasa penasaran akan Tuhan membuatnya mengunjungi sebuah gereja di
Florida dimana seorang pendeta mengatakan sesuatu yang tidak pernah ia
lupakan.
“Di Gereja Aloma, Pendeta Anthony George mengajarkan saya bahwa meski
ada banyak utusan palsu, Tuhan dan pesannya tidak pernah berubah," katar
Carberg. "Saya perlu mendengar ini."
“Setelah itu, saya melompat ke kecanduan sehat pertama saya. Saya membaca Alkitab dari awal sampai habis, dan mempelajari
seluruh hal tentang Yesus. Saya ingin menyerahkan hidup dan talenta
saya untuk Yesus."
Dulu saya menganggap Tuhan "hanya bisa ditakuti dan tidak bisa berbicara
dengan kasih sayang," Carberg akhirnya bisa melihat siapa Tuhan
sebenarnya - Abba Bapa - dan membuka hubungan yang baru dan personal
dengan Dia.
Membuat pondasi di atas Firman dan bukan tradisi, ritualisme, atau apa
yang ia sebut sebagai emosionalisme, penulis “Kill Zone” itu
meninggalkan kefanaan keagamaan yang korup dan akhirnya masuk ke dalam
hubungan yang dalam dan bermakna dengan Tuhan.
“Semuanya dimulai dari Alkitab," kata Carberg. "Setiap dan seluruh ayat
di Alkitab mengandung nilai, kebenaran, dan dikodei dengan
pelajaran-pelajaran inspirasi, makna dan hikmat yang hanya bisa
diberikan oleh Roh Kudus."
“Saat anda membaca Alkitab, dan mengerti, anda akan berubah. Anda bukan
orang yang sama karena Alkitab, saat anda baca dan mengerti, akan
merubah anda. Anda tidak bisa menjadi orang yang sama karena norma-norma
sosial dan budaya terbalik. Alkitab adalah buku yang paling
kontroversial dalam sejarah karena menolak keinginan duniawi."
Berharap dapat menuntun orang lain kepada Firman Allah yang menantang
dan mengubah hidupnya sendiri, Carberg mendirikan Holypop.com, sebuah
komunitas pendidikan bagi orang percaya dan skeptis, pada tahun 2009,
untuk dapat mengerti Alkitab.
Sekarang, hanya enam tahun setelah pengalaman overdosis di Kinkos,
Carberg menjalankan salah satu sumber Kristiani terbesar di dunia maya,
yang ingin memfasilitasi hubungan, bukan sekedar agama, dengan Firman.
"Ini waktu terbaik untuk memiliki iman," katanya. "Internet memberi kita
kesempatan untuk mengakses data lebih cepat dari sebelumnya. Injil
menjadi viral, dan sekarang melakukannya dengan cara lain. Holypop
membantu studi Alkitab menjadi digital."
Situsnya tidak hanya menyediakan terjemahan Alkitab secara online,
tetapi juga konten gratis yang membantu pengguna "mendapatkan pengalaman
studi Alkitab penuh di satu tempat."
"Kami memiliki konten dari Dr Elmer Towns, Dr Jerry Falwell, Dr Harold
Wilmington, Scott Basham, dan banyak lagi. Kami menggunakan semua konten
yang mudah dicerna namun bekerja secara erat dengan Alkitab. Setiap
ayat Alkitab terkait dengan komentar pelengkap, kamus Ibrani/Yunani dan
konkordansi paralel," Carberg menjelaskan.
"Apa yang membuat Holypop begitu istimewa adalah pendekatan baru. Kami
sedang membangun salah satu database pemikiran Kristiani terbesar di
dunia maya dengan teknologi modern. Situs baru kami (yang akan
diluncurkan segera) ditargetkan untuk anak muda dan memberi mereka asupan
ajaran iman yang akan membangun generasi yang lebih kuat. "
"Tim saya tidak ingin membuat sebuah website tentang teologi lama," tambahnya. "Holypop berbicara tentang
kehidupan iman sehari-hari, dan kami berharap itu akan menghubungkan
anak muda di seluruh dunia seperti yang telah kami lakukan lewat media
sosial."
Dibuat untuk 'orang-orang berdosa', katanya, situs dirancang untuk membantu orang lebih dekat dengan kebenaran Kristus.
"Saya berpikir bahwa ketika kita mencoba untuk membantu 'orang berdosa'
daripada terpaku ke orang Kristiani atau non-Kristiani, anda dapat pergi
lebih jauh, dan tidak meninggalkan seseorang pun di luar. Orang itu
penting, orang itu adalah saya enam tahun lalu," katanya.
Fokus pada tumbuh dan berkembang Holypop.com, Carberg mengatakan dia belum selesai dengan Hollywood.
Ia berencana untuk menciptakan film iman dalam waktu dekat, dengan
menulis sebuah naskah berjudul "Tembakan Terakhir," sebuah drama bola
basket.
Tapi sampai terlaksana, Holypop tetap proyek utama, berdoa Tuhan menggunakan situs itu untuk memberkati orang sebanyak mungkin.
Sejak diluncurkan penuh awal tahun ini, Holypop berkembang dengan cepat,
dengan 25.000 kunjungan dan hampir 100.000 jumlah kunjungan pada
halaman. Juga, mempunyai 10.000 pengikut di Twitter dan Facebook.
Sumber : http://www.kristianipos.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar