AJARAN KRISTEN SEBAGAI PENUNTUN HIDUP

ajaran kristen tentang banyak hal

Yesus berkata: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku."

Selasa, 25 Desember 2012

Kesaksian Iman Kristen : Francis Jane Crosby

Francis Jane Crosby terlahir normal pada tanggal 24 Maret 1820. Ketika masih berusia enam minggu, dia menderita infeksi di matanya. Lalu ada seorang yang mengaku-aku sebagai dokter yang mencoba-coba mengobati mata Fanny. Dia meletakkan semangkuk bubur panas di atas kelopak matanya. Akibatnya mata Fanny justru menjadi buta.

Beberapa bulan kemudian, ayah Fanny meninggal dunia. Untuk menghidupi keluarga, Ibunya lalu bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Fanny kecil dititipkan pada neneknya. Dengan sabar, sang nenek mendidik Fanny kecil. Dia sering membacakan Alkitab dan menjelaskan iman Kristen pada Fanny. Ketika Fanny merasa sedih karena tidak bisa bermain seperti anak-anak lain, neneknya lalu mengajarkan cara berdoa pada Tuhan.

Selain itu, ada juga seorang wanita kaya bernama Ny. Hawley yang membantu Fanny menghapal Alkitab. Fanny mampu menghapal kitab Taurat, Injil, Amsal, Kidung Agung dan Mazmur. Kemampuan menghapalnya ini membuat orang lain terkagum-kagum, tetapi Fanny merasa biasa saja. Meski begitu, dia merasa bersyukur sebab dengan kebutaaannya ini malah membuatnya gampang untuk menghapal. Fanny tidak pernah merasa sedih karena kebutaannya ini. Bahkan ketika masih berusia delapan tahun, dia menulis puisi:

Oh, aku anak yang sangat berbahagia,
meskipun tidak bisa melihat!
Aku memutuskan bahwa di dunia ini,
aku akan berpuas hati!
Banyak berkat kunikmati,
yang tidak orang lain dapati!
Untuk menangis atau berduka karena aku buta,
Aku tak akan melakukannya.

Pada usia 12 tahun, Fanny bersekolah di Institut untuk Orang Buta di New York. Dia lalu mengajar di tempat itu sambil terus menulis puisi. Pada tahun 1858, Fanny menikah dengan Alexander van Alstine, seorang pemain organ terkenal di New York. Fanny sendiri sebenarnya juga pandai bermain harpa dan piano. Beberapa tahun kemudian, Fanny diminta penerbit buku "Bigelow and Main" untuk menulis 3 lagu setiap minggu, yang akan dimuat dalam terbitan untuk Sekolah Minggu.
Hingga meninggal Fanny telah menulis 9000 himne. Banyak lagu ciptaannya yang digemari banyak orang dan menjadi abadi. Sampai kini, orang-orang Kristen masih sering menyanyikan lagu-lagu ciptaannya, seperti "Blessed Assurance"(Kuberbahagia, Yakin Teguh)," "All the Way My Savior Leads Me"(Di Jalan 'Ku Diiring), "Pass Me Not, O Gentle Savior"(Mampirlah, dengar Doaku) " Safe in the Arms of Jesus" (S'lamat di Tangan Yesus), "Jesus, Keep Me Near the Cross"(Pada Kaki SalibMu) "I Am Thine, O Lord" (Aku Milik-Mu, Yesus, Tuhanku) dan masih banyak lagi.
Tuhan merencanakan yang terindah bagi Fanny dengan kebutaan itu. Hal ini sangat disadari oleh Fanny. Dia tidak pernah menyesali kekurangannya itu. Dia malah berkata: "[Kebutaan] ini adalah hal terbaik yang pernah terjadi pada saya." Dia juga berkata, "Apakah jika saya tidak buta, hidup saya bisa seindah sekarang ini?" Di kesempatan lain dia berkata:" Tampaknya ini memang berkat dari Tuhan, yaitu bahwa saya harus buta seumur hidup. Dan saya bersyukur untuk perkecualian ini. Seandainya besok saya ditawari untuk bisa melihat dunia ini dengan sempurna, saya tidak akan menerimanya. Saya mungkin tidak akan pernah bernyanyi memuji Tuhan, jika saya lebih tertarik pada penglihatan yang lebih indah dan menarik."

Suatu kali ada pendeta yang menaruh rasa iba pada Fanny. Dia berkata," Sungguh kasihan. Yang Maha kuasa melimpahkan bakat yang berlimpah-limpah pada Anda, tetapi tidak memberikan penglihatan pada Anda."


Fanny langsung menjawab, “Jika aku bisa dilahirkan lagi, saya akan mengajukan permintaan agar dilahirkan dalam keadaan buta."


“Lho, mengapa begitu?”tanya hamba Tuhan dengan kaget.


“Karena saat saya sampai di Sorga nanti, saya ingin yang pertama kali saya lihat adalah Juruselamat saya."

READ MORE - Kesaksian Iman Kristen : Francis Jane Crosby

Jumat, 21 Desember 2012

Humor : Pencuri Ayam Bertobat

Ada seorang pencuri ayam yang sangat terkenal di kampungnya. Hampir setiap minggu dia sukses mencuri ayam tetangganya. Suatu hari dia mendatangi seorang pendeta untuk menyatakan tobat.

Pencuri : "Pak Pendeta, saya akan bertobat, saya kemarin telah mencuri ayam... Maafkanlah dosa saya."
Pendeta : "Saya tidak bisa mengampunimu, hanya Tuhan yang bisa melakukannya."
Pencuri : "Lalu, apa yang harus saya lakukan pada ayam curian saya ini?"
Pendeta : "Kembalikannlah ayam itu kepada pemiliknya."
Pencuri : "Maukah Pak Pendeta mengambil ayam ini?"
Pendeta : "Tidak, saya sudah bilang kembalikan saja kepada pemiliknya."
Pencuri : "Jadi Pak Pendeta benar-benar tidak mau menerima ayam ini?"
Pendeta : "Sekali tidak, tetap tidak!
Pencuri : "Bener nih??"
Pendeta : "Iya, betul!!"
Pencuri : "Lantas bagaimana kalau pemiliknya tetap bersikeras tidak mau menerima ayam ini?"
Pendeta : "Hm, kalau begitu bawa pulang saja ayam itu dan rawatlah baik-baik!"
Pencuri : "Terima kasih, Pak Pendeta."

Kemudian dia pun pulang ke rumah dengan ayamnya, Pak Pendeta pun masuk ke dalam rumah dan kaget sekali karena AYAMNYA HILANG SATU!!
READ MORE - Humor : Pencuri Ayam Bertobat

Senin, 17 Desember 2012

Cerita Inspiratif : Sudahkah Kita Siap

Cerita nyata ini berasal dari Inggris. Ini adalah cerita seorang pemuda yang bernama George yang jatuh cinta dengan seorang gadis bernama Mary.

Mary dan George bersiap untuk menikah, tetapi Perang Dunia II muncul dan George tiba-tiba dipanggil untuk ikut berperang. Menyadari bahwa ini dapat berarti kematian bagi George, ia memutuskan bahwa mereka akan menunda pernikahan sampai ia kembali dengan selamat. Maka George meminta, ”Mary, tolong tunggu saya. Setelah perang selesai, saya akan datang kembali dan kita akan menikah”. Mary setuju.

Minggu-minggu dan bulan-bulan berlalu dengan surat George yang datang dan tetap membuat hati Mary berseri-seri. Tetapi tiba-titba surat berhenti datang. Satu minggu, dua minggu, tiga minggu, empat minggu, berminggu-minggu berlalu dan tidak ada surat lagi. Akhirnya, keluarga menerima komunikasi dari tentara bahwa George hilang dalam peperangan dan dipercaya sudah meninggal.

Hati Mary hancur. Ia tidak percaya bahwa George telah pergi. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukan. Sekuat apapun ia mancoba untuk meninggalkan rasa kehilangan, ia tidak dapat melupakan George dalam pikiran dan hatinya. Setelah beberapa bulan, ia pulang dari pekerjaan suatu malam dan berkata pada ibunya, ”Ibu, saya sungguh sedang tidak bergairah. Saya ingin pergi ke kamar sendirian. Tolong jangan biarkan ada yang mengganggu saya.” Ia menutup pintu dan mengambil semua surat George dari laci. Berbaring di ranjang ia mulai membaca surat-surat itu lagi, satu demi satu, dan ia mulai menangis. Ia mengambil foto George dari laci, begitu tampan dalam seragam, dan memegangnya sementara terus membaca surat dan menangis.

Untuk pertama kali sejak berita kehilangannya, ia mengambil gaun pengantin yang sudah dibeli sebelum George pergi. Ia memakainya dan berdiri di depan cermin melihat dirinya begitu sempurna dalam gaunnya, memegang foto George dan surat, dan hatinya menangis tersedu-sedu.

Di lantai bawah, terdengar ketukan di pintu dan ibunya membukakan pintu. Ia membuka pintu dan jantungnya terkesiap. ”George!” ia terperangah. ”Apa yang kamu lakukan di sini?”

George berkata, ”Ibu, apakah Mary ada di rumah?

”Ya, tetapi, George, kamu… kamu… bukannya kamu sudah meninggal!”, kata sang ibu.

Saya, ah… tidak… saya baik-baik aja. Beritahu saya, apakah Mary sudah menikah?”, tanya george.

”Belum, tetapi George, apa yang telah terjadi? Kami… kami… mendengar… ”, kata sang ibu tergagap-gagap.

George memotong dengan lembut dan berkata, ”Ibu, jika Mary belum menikah, bolehkah saya melihatnya?” Ketika sang ibu melangkah ke samping dan hendak menuju kamar Mary, George mendahului menaiki tangga. Di Inggris, beberapa lubang kunci begitu besar hingga anda dapat mengintip melaluinya, dan sewaktu George melihat melalui lubang kunci, ia terkejut dengan apa yang dia lihat. Di sana Mary berdiri, sama cantiknya dengan yang ia dapat ingat, memakai gaun pengantin, fotonya di tangan, dan surat di tangan yang lain. Ia membuka pintu dan berkata dengan lembut. ”Mary!” Mary berbalik melihat dia, terkejut dan kemudian berteriak, ”Georgie!” Mary memeluknya… dan saya tidak dapat meneruskan cerita kecuali memberitahu Anda bahwa George merogoh ke dalam kantong, mengeluarkan kertas yang terlipat. ”Mary, ” ia berkata, ”dari semua surat yang kamu tuliskan, surat ini yang paling berharga. Saya selalu membawanya melalui segala sesuatu. Bunyi surat ini,”

"Georgi sayang, saya mencintaimu. Saya mencintaimu. Saya mencintaimu. Dan sewaktu kamu pulang, saya akan siap”

"Sayang, saya tidak tahu kamu sesiap ini! ”, kata george terharu.

- Zacharia, Ravi. ”I, Isaac, take Thee Rebekah” -

Sudahkah kita siap, ketika Tuhan Yesus datang kembali kedua-kalinya? Lebih dari Mary menanti George, sepatutnya kita siap ketika Ia datang.

Sumber : http://renunganhidup.com
READ MORE - Cerita Inspiratif : Sudahkah Kita Siap

Jumat, 14 Desember 2012

Renungan Harian : In Charge

Bacaan: Efesus 5:18-19
Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh.

Seorang anak kecil bertanya pada ayahnya,"Papa, seberapa besar sih Tuhan itu?" Ayahnya dengan bijaksana menjawab,"Tergantung seberapa besar kamu menyediakan tempat untuk-Nya, nak." Yup, bener banget! Seberapa besar peranan Allah dalam hidup kita memang sangat tergantung pada seberapa besar kita memberi-Nya bagian untuk berperan. 

Apakah kuasa Roh Kudus besar ato kecil sangat tergantung pada tempat yang kita sediakan untuk-Nya. Kuasa Roh Kudus bisa bekerja amat dahsyat ketika kita mempersilakan Roh Kudus menguasai kehidupan kita sepenuhnya. Tapi kuasa Roh Kudus juga bisa nampak kecil bahkan seolah-olah nggak ada, kalau kita nggak memberi-Nya tempat untuk berperan dalam hidup kita. 

Tapi sayangnya memberi wewenang kepada Roh Kudus untuk berkuasa atas hidup ini ternyata nggak mudah. Kita lebih suka mengatur apa-apa sendiri, mengikuti selera, mood, kehendak dan pikiran kita sendiri. Padahal seluruh keinginan kita selalu ingin menjauh dari Allah dan tenggelam dalam dosa. Sementara, kalo kita harus nurutin kata Roh Kudus, seringkali susah karena harus berkorban untuk taat. Saat hati sedang marah dan jengkel, kita harus menguasai diri untuk nggak menyakiti apalagi membalas dendam. Saat kita pengennya nurutin hawa nafsu, tapi harus belajar untuk mengendalikan hawa nafsu dan kesukaan kita. 

Seandainya kita mau hidup dikuasai sepenuhnya oleh Roh Kudus, tentu hidup kita jadi berubah. Hidup ini akan jadi sangat indah. Kerajaan Allah hadir dalam kehidupan kita dan pekerjaan Tuhan dinyatakan melalui hidup kita. Masalahnya, apakah kita mau memberikan tempat bagi Roh Kudus dalam hidup kita? Tuhan ingin kita dipenuhi Roh Kudus-Nya setiap hari. Maukah kamu memberi-Nya tempat dalam hidupmu mulai hari ini?

Sumber : http://www.renungan-spirit.com/
READ MORE - Renungan Harian : In Charge

Kamis, 13 Desember 2012

Kesaksian Iman Kristen : Kisah Sukses George Muller

Suatu hari ketika hendak menyeberang, seorang nahkoda tidak berani menyeberangkan kapal karena badai. Lalu, seorang pengasuh yatim piatu mengajaknya turun kebawah untuk berdoa. Doanya sangat sederhana: "Tuhan, Engkau tahu hambaMu harus menyeberang untuk ,emjalankan tugas, Engkau tahu hambaMu tidak pernah tidak menepati janji, kiranya Tuhan meredakan badai." Ketika selesai berdoa, mujizat terjadi. Badai reda sehingga ia bersama penumpang lain dapat menyeberang. Pengasuh yatim piatu itu adalah George Muller. Kehidupan doa dan imannya telah menjadi inspirasi banyak generasi.

George Muller (1805-1898) adalah seorang misionaris kristen dan kepala dari sebuah rumah yatim piatu di Bristol Inggris. Selama hidupnya ia mengasuh 10,024 anak yatim piatu. Tidak hanya dikenal karena menyediakan kebutuhan pendidikan bagi anak-anak asuhannya, tetapi juga karena ia telah meninggalkan teladan iman yang bergantung penuh pada pemeliharaan Allah. Hal ini nampak dari cara kerja dan kehidupan pribadinya.

Memberi hidup
Sebelum masuk sekolah teologia di universitas Halle, kehidupan Muller sangat berbeda. Lahir di sebuah desa di daerah Kroppenstedt, dekat dengan daerah Halbestadt, wilayah kerajaan Prussia (Jerman), sejak muda ia tidak mempunyai tujuan hidup yang baik. Ia adalah pencuri, pembohong, dan suka berjudi. Bahkan ibunya meninggal saat Muller sedang berjudi dan mabuk-mabukan bersama dengan teman-temannya. Pada waktu itu ia berusia 15 tahun.

Dengan motivasi yang kurang tepat, ayahnya memasukan Muller di pendidikan Theologia Universitas Halle. Jabatan rohaniawan saat itu merupakan incaran dan kedudukan yang bisa menghasilkan gaji besar, apalagi jika direkrut sebuah gereja milik negara.

Saat menempuh pendidikan disana, Muller bertemu dengan seorang rekan yang mengundangnya ikut dalam pertemuan kristen. Muller disambut baik dalam pertemuan itu. Selanjutnya dengan teratur ia membaca Alkitab dan berdiskusi tentang kekristenan dengan rekan-rekan lainnya di pertemuan tersebut. Akhirnya, hidup Muller berubah. Ia segera meninggalkan kebiasaan buruknya dan memberi hidupnya menjadi seorang misionaris.

Pada tahun 1828 Muller mendapatkan tawaran kerja di London Missionari Society. Memasuki tahun 1829, ia jatuh sakit dan sempat berpikir bahwa ia tidak dapat bertahan. Mujizat Tuhan menyembuhkannya. Ia kemudian mendedikasikan hidupnya untuk melakukan kehendak Tuhan. Ia langsung meninggalkan London Missionary Society dengan keyakinan bahwa Tuhan akan menyediakan apa yang ia butuhkan bagi pekerjaan Tuhan.
 
Institusi ini bertujuan membantu sekolah-sekolah kristen dan para misionaris serta membagikan Alkitab. Institusi ini tidak menerima dukungan dana dari pemerintah dan hanya menerima dukungan atau pemberian sukarela. Meski demikian, institusi ini menerima dan menjalankan 1,5 juta poundsterling (setara dengan 2,718,844 US dollar) pada waktu Muller meninggal dunia, yang dipergunakan untuk mendukung biaya rumah yatim piatu, penyebaran hampir 2 juta Alkitab, dan juga mendukung "misionaris iman" lainnya di seluruh dunia seperti Hudson Taylor.

Iman
Muller bersama dengan istrinya kemudian mengelola rumah yatim piatu pada tahun 1836 dengan menggunakan rumah mereka sendiri di kota Bristol. Awalnya rumah mereka digunakan untuk menampung 30 anak perempuan. Kemudian jumlah anak yatim piatu bertambah menjadi 130 anak sehingga membutuhkan 3 rumah.

Pada tahun 1845 terjadi peningkatan jumlah anak yatim piatu sehingga Muller memutuskan untuk membangun gedung yang baru dan dapat digunakan pada tahun 1849 dengan kapasitas akomodasi 300 anak. Jumlah anak ini terus bertambah hingga mencapai 2000 anak di tahun 1870 sehingga membutuhkan 5 rumah yang dapat menampung seluruh anak-anak tersebut.

Muller mengambil satu keputusan dimana ia tidak pernah meminta dukungan dana dari siapa pun dan tidak berhutang pada pihak manapun meskipun diperlukan lebih dari 100,000 poundsterling untuk membangun kelima rumah yang menjadi akomodasi 2000 anak.

Keyakinan yang kuat atau lebih tepatnya sikap percayanya yang kuat terhadap pemeliharaan Allah bagi kebutuhannya sejak 1829 membuat Muller dapat menyaksikan mujizat Allah dinyatakan melalui hidupnya. Seringkali ia menerima bantuan makanan yang datang tanpa diminta dan bantuan makanan itu hanya datang beberapa jam sebelum waktu makan anak-anak yatim piatu itu tiba. Peristiwa-peristiwa ini seperti menguatkan iman muller.

Setiap pagi setelah jam makan pagi, selalu diadakan waktu untuk membaca Alkitab dan berdoa. Setiap anak diberikan sebuah Alkitab disaat mereka pergi meninggalkan rumah yatim piatu. Anak-anak yatim piatu itu diberikan pakaian yang baik dan pendidikan yang baik.

Muller telah membaca alkitab lebih dari 200 kali dan separuh dari waktunya dilakukan untuk berdoa. Ia mengatakan bahwa 50,000 jawaban doa yang khusus yang telah ia terima, berasal dari permohonan doanya hanya kepada Allah! lebih dari 3000 anak yatim piatu yang diasuhnya, dimenangkan bagi kristus melalui pelayanannya oleh penyertaan Roh Kudus.
 
Sumber : http://renungan-harian-kita.blogspot.com
READ MORE - Kesaksian Iman Kristen : Kisah Sukses George Muller

Humor : Murah Hati dalam Persembahan

Di sebuah gereja seorang pemuda sedang mengikuti ibadah. Ketika kotak kolekte lewat di hadapannya ia pun merogoh sakunya, membuka dompet dan mengeluarkan uang Rp.1.000 untuk dimasukkan ke kotak kolekte.

Tiba-tiba seorang bapak dibelakangnya menyodorkan uang Rp. 100 ribu kepadanya. Ia pun memasukkan uang itu ke kotak kolekte dengan kagum pada bapak yang murah hati itu.

Setelah kotak kolekte berlalu, si Bapak menepuk pundaknya dan berkata,"Itu tadi jatuh dari kantongmu..."

Sumber : http://ketawa.com
READ MORE - Humor : Murah Hati dalam Persembahan

Selasa, 11 Desember 2012

Cerita Inspiratif : Bahagialah Menjadi Diri Sendiri

Ketika ku berpikir hidup ini terlalu sulit atau aku yang terlalu lemah, kehilangan arah, tiada pegangan dan merasa ditinggalkan, aku memutuskan untuk mengakhiri penderitaan ini dengan melompat dari atas apartemenku
1 Bahagialah Menjadi Diri Sendiri
aku melihat di jendela lantai 10, pasangan yang saling mencintai itu saling memukul
2 Bahagialah Menjadi Diri Sendiri
pada lantai 9, aku melihat peter yang tegar dan kuat itu menangis
3 Bahagialah Menjadi Diri Sendiri
pada lantai 8, Ah mei menemukan tunangannya bercinta dengan teman baiknya
4 Bahagialah Menjadi Diri Sendiri
sedangkan di lantai 7, Dan sedang menelan obat anti depresinya
5 Bahagialah Menjadi Diri Sendiri
di lantai 6, Heng yang pengangguran masih membeli 7 koran setiap hari untuk mencari pekerjaan
6 Bahagialah Menjadi Diri Sendiri
di lantai 5, tuan wong yang terhormat itu mengenakan pakaian dalam isterinya
7 Bahagialah Menjadi Diri Sendiri
sedangkan di lantai 4, rose sedang bertengkar dengan kekasihnya
8 Bahagialah Menjadi Diri Sendiri
dan aku melihat kakek tua di lantai 3 menunggu kedatangan seseorang
9 Bahagialah Menjadi Diri Sendiri
dan di lantai 2, aku melihat lili meratapi foto suaminya yang hilang setengah tahun lalu
10 Bahagialah Menjadi Diri Sendiri
dan aku tersadar, sebelum aku melompat dari atas apartemen, aku pikir akulah orang yang paling sial
11 Bahagialah Menjadi Diri Sendiri
sekarang aku sadar, setiap orang punya masalah dan jalan keluarnya masing masing
12 Bahagialah Menjadi Diri Sendiri
setelah aku melihat semuanya, aku tersadar bahwa masalahku belum apa apa dibanding mereka
13 Bahagialah Menjadi Diri Sendiri
dan semua orang tadi melihatku sekarang .. .
14 Bahagialah Menjadi Diri Sendiri
setelah mereka melihatku, mungkin mereka berpikir bahwa mereka masalah mereka tidak terlalu buruk.

bersyukurlah atas apa yang kita miliki, karena kebahagiaan adalah milik semua orang yang mau bersyukur.

Sumber : http://renunganhidup.com
READ MORE - Cerita Inspiratif : Bahagialah Menjadi Diri Sendiri

Senin, 10 Desember 2012

Renungan Harian : Lihatlah dengan Mata Hati

Bacaan : Lukas 10:25-37
Nats : Lukas 10:33
Ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan.

Bencnaa dmei bnecana memnipa bagnsa ini, dari becnana aalm sapmai bnecana kemnausiaan. Pnederiatan mugnkin betrambah aikbat hialngnya kepeakan ktia terahdap seasma aikbat hialngnya kepeakan ktia terahdap seasma.

Jika mata kita mampu menangkap makna dari kesemrawutan kata-kata, seharusnya mata batin kita, dalam situasi apapun, tetap peka untuk melihat dan merasakan derita sesama. Hilangnya kepekaan pada sesama adalah bencana terbesar bangsa.

Seperti halnya Anda, ketika pertama kali membaca iklan layanan tersebut saya berpikir apakah si pembuat iklan salah tulis. Namun pada akhirnya saya tahu bahwa kesemerawutan kata yang disengaja tersebut hanya untuk menunjukkan bahwa mata batin kita harusnya juga peka, sepeka mata jasmani kita saat melihat kesemerawutan. 

Sesungguhnya kadangkala mata batin kita tumpul, tidak peka atau bahkan sudah mati rasa, meski mata jasmani kita melihat penderitaan, bencana, kesusahan, kesulitan bahkan ketidakadilan yang dialami oleh sesama kita. Jujur saja, saya sangat tertemplak dengan iklan layanan tersebut. Tuhan berbicara lewat iklan kepada saya secara pribadi! Saya belum berbuat banyak terhadap sesama yang sedang hidup dalam penderitaan.

Meski sudah menjadi orang Kristen, tetap saja kita menjadi manusia-manusia egois yang hanya peka dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan diri kita sendiri. Jangankan untuk masyarakat umum yang lebih luas, kadangkala dengan saudara seiman sendiri yang selalu duduk bersama-sama, kita juga tak cukup peduli. Selama kita beres-beres saja, kita tak akan ambil pusing dengan yang lain. 

Bukankah sejak ribuan tahun yang lalu Yesus telah mencoba mencelikkan mata batin kita dengan cerita klasik, perumpamaan orang Samaria yang murah hati? Apakah hati kita sudah sedemikian menebal hingga kehilangan sensitivitasnya? Apakah keegoisan memang sudah membutakan mata batin kita? Apakah artinya kasih yang kita gembar-gemborkan, tapi pada hakikatnya itu semua hanya kamuflase belaka? Saya menulis renungan ini dengan hati yang bertobat dan berdoa kepada Tuhan agar Ia terus mencelikkan mata batin saya.

Buka mata hati untuk peka dengan penderitaan sesama kita.

Sumber : http://www.renungan-spirit.com

READ MORE - Renungan Harian : Lihatlah dengan Mata Hati

Sabtu, 08 Desember 2012

Kesaksian Iman Kristen : Pengarang Lagu "Abide With Me"

Lukas 24:28-29 
Mereka mendekati kampung yang mereka tuju, lalu Ia berbuat seolah-olah hendak meneruskan perjalanan-Nya. Tetapi mereka sangat mendesak-Nya, katanya: "Tinggallah bersama-sama dengan kami, sebab hari telah menjelang malam dan matahari hampir terbenam." Lalu masuklah Ia untuk tinggal bersama-sama dengan mereka.
1 Korintus 15:58
Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.

Hanya orang yang bisa menghadapi kematian dengan iman yang mampu menjalani hidup ini dengan tujuan dan keyakinan. Inilah yang dialami oleh pendeta Inggris, Henry F. Lyte. Ia menulis lirik nyanyian pujian “Abide With Me” atau “Tinggal Sertaku” pada tahun 1847, tidak lama sebelum ia meninggal. Lagu yang diangkat dari Lukas 24:29 ini kemudian menjadi lagu favorit dikalangan umat Kristen selama masa kedukaan atau kesengsaraan. Teks lagu ini dalam bahasa Indonesia (KJ. 329) berbunyi demikian:

"Tinggal sertaku; hari t'lah senja. 
G'lap makin turun, Tuhan, tinggallah!
Lain pertolongan tiada kutemu: 
Maha Penolong, tinggal sertaku!

Hidupku surut, ajal mendekat, 
nikmat duniawi hanyut melenyap.
Tiada yang tahan, tiada yang teguh:
Kau yang abadi, tinggal sertaku!

Aku perlukan Dikau tiap jam;
dalam cobaan Kaulah kupegang.
Siapa penuntun yang setaraMu?
Siang dan malam tinggal sertaku.”

Henry F. Lyte lahir di Skotlandia pada tanggal 1 Juni 1793. Dia belajar di Trinity College , Dublin Ireland. Sepanjang hidupnya ia dikenal sebagai orang yang bekerja keras didalam melayani Tuhan. Meskipun secara fisik ia lemah karena asma dan TBC, tetapi ia kuat secara roh dan imannya tak tergoyahkan. Ia adalah seorang penyair, musisi dan pelayan Tuhan. Dimanapun melayani, ia dicintai dan dikagumi oleh orang-orang yang dilayaninya. Selama dua puluh tiga tahun terakhir dalam hidupnya, ia melayani gereja miskin yang kebanyakan adalah nelayan. Kesehatannya semakin memburuk dan dokter memberikan saran agar ia pindah sejenak ke Itali, daerah yang lebih hangat. Dengan berat hati, ia terpaksa meninggalkan jemaat yang dilayaninya. Pada hari Minggu perpisahan ketika ia menyampaikan khotbah terakhirnya pada tanggal 14 September 1847, ia sama sekali tak berdaya lagi, ia sudah sekarat dan ia berkhotbah dengan berurai air mata. Ada rasa hancur di dada, ketika ia beranjak pergi meninggalkan jemaat Tuhan yang dilayaninya. Namun ia yakin seperti lirik lagu yang ditulisnya bahwa sekalipun ia pergi, namun Tuhan akan tinggal tetap. Ia memohon agar Tuhan tetap tinggal ditengah persekutuan umatNya. Dua bulan setelah itu ia meninggal ketika dalam perjalanan ke Roma, Itali.

Lagu pujian “Abide With Me” mengingatkan kita tentang seseorang yang tetap setia melayani Tuhan sekalipun ia menderita. Ia tidak kecewa karena Tuhan tidak menyembuhkannya, ia tidak menjadikan kelemahan tubuh sebagai alasan untuk tidak melakukan sesuatu, namun ia menjalani sisa umur hidupnya dengan melakukan pekerjaan yang bermakna. Melalui lirik lagu yang ditulisnya disela-sela penderitaan karena penyakitnya, kita dapat melihat keteguhan imannya kepada Tuhan. Ia menyadari bahwa ajalnya sudah mendekat, tetapi kalaupun kematian menjemputnya, ia percaya bahwa Tuhan akan tetap tinggal bersamanya, Tuhan yang ia layani akan menjadi bagiannya selamanya.

DOA: 
Tuhan Yesus, tidak ada penderitan apapun yang dapat memisahkan aku dariMu. Jangan biarkan aku menjadi tawar hati karena penyakitku. Dalam Nama Tuhan Yesus aku berdoa. Amin.

Ketika jiwamu lemah karena penderitaan, ingatlah akan Tuhan maka engkau akan mendapat kekuatan.

http://renungan-harian-kita.blogspot.com
READ MORE - Kesaksian Iman Kristen : Pengarang Lagu "Abide With Me"

Jumat, 07 Desember 2012

Humor : Jatuh di Got

Seorang pastor tua di Amerika Latin, yang sudah 40 tahun bertugas di sebuah gereja, merasa sangat kecewa. Ia bahkan sempat merasa harus meninggalkan jemaatnya, soalnya selama 40 tahun itu, setiap ada pengakuan dosa, dosa yang paling banyak didengarnya dari umatnya adalah dosa "selingkuh".

Ia merasa gagal membina moral umatnya itu selama 40 tahun. Umatnya merasa kasihan juga dengan pastor tua itu. Mereka semua akhirnya sepakat, supaya kalo mengaku dosa, kata selingkuh diganti dengan istilah "jatuh di got".

Setiap kali mereka mengaku dosa, mereka berkata, "Bapa, saya telah jatuh di got minggu ini." Begitu seterusnya, hampir semua umat mengatakan dosanya, "jatuh di got".

Pastor itu merasa heran. Ia akhirnya memanggil kepala desa dan berkata, "Pak Kepala Desa, kemana saja kau gunakan uang negara? Jalan di desa ini tidak kau buat baik. Semua umat mengaku jatuh di got?"

Si Kepala Desa yang tahu maksud istilah itu tertawa terpingkal-pingkal.

Pastor itu marah, "Kamu tertawa? Istrimu saja seminggu ini ngaku 3 kali jatuh di got!!!"

Kepala Desa langsung pingsan.
READ MORE - Humor : Jatuh di Got

Rabu, 05 Desember 2012

Cerita Inspiratif : Jangan Terlalu Cepat Menilai Seseorang

Kisah di musim dingin ( true story, seperti temuat dalam Xia Wen Pao, 2007 )

Siu Lan, seorang janda miskin memiliki seorang putri kecil berumur 7 tahun, Lie Mei. Kemiskinan memaksanya untuk membuat sendiri kue-kue dan menjajakannya di pasar untuk biaya hidup berdua. Hidup penuh kekurangan membuat Lie Mei tidak pernah bermanja-manja pada ibunya, seperti anak kecil lain.

Suatu ketika dimusim dingin, saat selesai membuat kue, Siu Lan melihat keranjang penjaja kuenya sudah rusak berat. Dia berpesan agar Lie Mei menunggu di rumah karena dia akan membeli keranjang kue yang baru. Pulang dari membeli keranjang kue, Siu Lan menemukan pintu rumah tidak terkunci dan Lie Mei tidak ada di rumah. Marahlah Siu Lan.Putrinya benar-benar tidak tahu diri, sudah hidup susah masih juga pergi bermain dengan teman-temannya. Lie Mei tidak menunggu rumah seperti pesannya.

Siu Lan menyusun kue kedalam keranjang, dan pergi keluar rumah untuk menjajakannya. Dinginnya salju yang memenuhi jalan tidak menyurutkan niatnya untuk menjual kue. Bagaimana lagi ? Mereka harus dapat uang untuk makan. Sebagai hukuman bagi Lie Mei, putrinya, pintu rumah dikunci Siu Lan dari luar agar Lie Mei tidak bisa pulang. Putri kecil itu harus diberi pelajaran, pikirnya geram. Lie Mei sudah berani kurang ajar.

Sepulang menjajakan kue, Siu Lan menemukan Lie Mei, gadis kecil itu tergeletak di depan pintu. Siu Lan berlari memeluk Lie Mei yang membeku dan sudah tidak bernyawa.. Siu Lan berteriak membelah kebekuan salju dan menangis meraung-raung, tapi Lie Mei tetap tidak bergerak. Dengan segera, Siu Lan membopong Lie Mei masuk ke rumah. Siu Lan menggoncang- goncangkan tubuh beku putri kecilnya sambil meneriakkan nama Lie Mei. Tiba-tiba jatuh sebuah bungkusan kecil dari tangan Lie Mei.

Siu Lan mengambil bungkusan kecil itu, dia membukanya. Isinya sebungkus kecil biskuit yang dibungkus kertas usang. Siu Lan mengenali tulisan pada kertas usang itu adalah tulisan Lie Mei yang masih berantakan namun tetap terbaca *,“Hi..hi..hi. . mama pasti lupa. Ini hari istimewa buat mama. Aku membelikan biskuit kecil ini untuk hadiah. Uangku tidak cukup untuk membeli biskuit ukuran besar. Hi…hi…hi.. mama selamat ulang tahun.”

Ingatlah, jangan terlalu cepat menilai seseorang berdasarkan persepsi kita, karena persepsi kita belum tentu benar adanya.

Sumber : http://renunganhidup.com
READ MORE - Cerita Inspiratif : Jangan Terlalu Cepat Menilai Seseorang

Selasa, 04 Desember 2012

Renungan Harian : Bukan Permainan

Bacaan : Efesus 5:15
Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif.

Bagi anak-anak muda yang memuja kemerdekaan, mereka punya slogan bahwa hidup ini hanyalah sebuah permainan. Life is a game, so play it! Apakah bener hidup kita ini cuma sebuah permainan? Kalo hidup ini sekedar permainan, berarti kita bole- bole aja kebut-kebutan di jalan, bermain-main dengan taruhan nyawa kita, mengisi hidup dengan kesenangan-kesenangan diri sendiri. Bukankah hidup ini hanya sekedar permainan yang perlu dimainkan dan dinikmati? 

But, in fact hidup ini bukanlah sebuah permainan. Kita enggak bisa mempermainkan hidup kita seenak diri sendiri karena kita harus mempertanggung-jawabkan setiap hal yang kita lakukan selama kita menghirup oksigen di bumi ini. Setiap detik yang kita lewatkan harus diperhitungkan di hadapan tahta Allah. Bagaimana bisa kita memperlakukan hidup ini sebagai sebuah permainan? 

Girls, mentang-mentang masih muda, kita kadangkala mengira bahwa hidup kita boleh “diboroskan” untuk hal-hal yang kita anggap enggak akan bisa lagi kita lakukan di masa tua kelak. Hidup berhura-hura dalam kesenangan duniawi, gonta- ganti pacar mumpung masih remaja, nyobain hal-hal negatif (misalnya rokok, minuman keras, or even drugs!) yang padahal kita udah ketahui bahwa itu merupakan hal buruk dan merusak. Kita ngejalanin hidup sebagai sebuah permainan yang kita kira bisa kita hentikan suatu saat nanti - ketika kita udah dewasa ‘n enggak bisa main-main lagi. Padahal, siapakah yang bisa tau umur manusia? Kita enggak bakalan tau apakah kelak kita masih punya kesempatan untuk “hidup serius” ‘n bener-bener. Bukankah itu hal yang aneh? Seharusnya kita menjalani hidup ini dengan sungguh-sungguh serius karena kita enggak akan pernah tau kapan hidup kita berakhir. Mungkin hari ini, mungkin taon depan, mungkin ketika kita udah keriput nanti, who knows? Jadi, pastikan hidup kita bukan sebuah permainan!

Sumber : http://www.renungan-spirit.com
READ MORE - Renungan Harian : Bukan Permainan

Senin, 03 Desember 2012

Kesaksian Iman Kristen : Joel Osteen

Kesetiaan Membawa Anda pada Promosi Tuhan

Sebelum Joel Osteen menjadi gembala di Lakewood Church, dia bekerja kepada ayahnya selama 17 tahun dan bertanggung jawab pada bagian pelayanan televisi. Dan inilah ceritanya tentang apa artinya kesetiaan.

Dulu kami membuat acara khusus televisi yang besar, konser, dan semua hal menyenangkan lainnya. Tetapi menjelang akhir hidup ayah saya, dia tidak ingin melakukannya lagi. Suatu hari, saya mendapatkan jam tayang di banyak stasiun radio untuk memancarkan acara ayah saya. Saya telah begitu bekerja keras, dan merupakan suatu kesepakatan yang besar. Saya meminta ayah saya untuk turun ke studio hanya selama satu jam saja setiap minggunya, tetapi katanya, “Joel, saya tidak ingin melakukan itu. Saya telah berumur 75 tahun. Saya hanya ingin rileks dan menggembalakan gereja.”

Saya merasa sangat kecewa. Saya pikir, “Tuhan, saya masih muda. Saya tidak ingin melakukan hal kecil. Saya memiliki mimpi yang besar. Saya ingin melakukan lebih lagi.”

“Mungkin ini saatnya untuk saya pergi. Mungkin ini saatnya bagi saya untuk mencari beberapa peluang lainnya,” demikian pikir saya.

Namun ketika saya bertanya pada hati kecil saya, saya tahu harus berada bersama ayah saya. Saya tidak tahu pasti kapan keputusan itu saya buat, tapi selanjutnya saya hanya melakukan yang terbaik hari demi hari.

Dua tahun kemudian, Ayah saya kembali kerumah Bapa. Saya menyadari sekarang mengapa Tuhan menaruh dalam hati saya sebuah mimpi yang besar, yaitu untuk membangun pelayanan saya sendiri. Tapi saya harus menunggu waktu yang tepat dari Tuhan. Jika saja saya tidak setia dimana saya ditempatkan, dan saya tidak menghormati dan tunduk pada otoritas saya dan memilih yang benar saya percaya, saya tidak akan berdiri dimana saya sekarang berada.

Teman, mungkin Anda melihat sepertinya pintu tertutup bagi mimpi Anda. Mungkin otoritas Anda memiliki pemikiran yang berbeda dari Anda. Tetapi begitu Anda memutuskan untuk berbunga, ditempat Anda ditanam, dan menjaga sikap Anda; Ketika Anda memutuskan untuk tidak kecewa ketika otoritas diatas Anda tidak setuju dengan Anda, maka Anda akan menuai benih yang Anda tabur, dan Tuhan akan membawa Anda ketempat dimana Dia mau Anda berada. Jadi tetaplah berdiri, tetaplah percaya, dan tetap lakukan yang terbaik karena Tuhan akan membawa Anda ke tempat dimana Anda belum pernah memimpikannya.

"Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu."
~Matius 25:23~
READ MORE - Kesaksian Iman Kristen : Joel Osteen

Minggu, 02 Desember 2012

Humor : Suami Ketiduran dalam Gereja

Seorang wanita berkonsultasi ke temannya mengenai suaminya yang selalu ketiduran ketika di Gereja… 'Masak tiap kali sang Pastor bercerita, dia ketiduran?Kadang2 ngorok lagi… Kan jengkel juga lama2… Malu tau…'

Temannya menjawab,'Gini aja…kamu bawa jarum pentul sebiji, tiap kali dia ketiduran,kamu tusukin ke dia… Gimana?'

Maka hari Minggu berikutnya, wanita tsb membawa beberapa jarum pentul di tasnya saat ke Gereja… Dan ketika sang Pastor memulai berceramah…

'Saudara2 yang terkasih…Tahukah anda, oleh siapa dan hanya oleh siapakah kita dapat hadir,berkumpul di sini?' Sang suami mulai ketiduran… Si istri dengan sigap mengambil dan menusukkan jarum pentul ke lengannya dan… 

'YA TUHANKU!!!!! !', sang suami mengangkat tangan kanannya dan berteriak dari tengah2 kerumunan penonton…

Sang pastor pun berkata,'Benar anakku, sungguh jarang menemukan umat yang antusias sepertimu. Tuhan memberkatimu… lalu..' dan pastor pun melanjutkan ceramahnya…

Sang istri pun berpikir ' Wah ampuh…Sip deh…Kalo ketiduran lagi aq tusuk lagi…biar taw rasa…'

10 menit kemudian…Sang suami mulai ketiduran lagi…Sang istri ragu2 antara untuk menusuknya lagi atau tidak… Namun saat pastor berkata 'Nah saudara2…Lalu tahukah anda siapa yang telah menanggung penderitaan kita,menebus dosa2 kita dan berkorban demi kita?' Si Suami mulai ngorok sehingga sang istri tidak pikir2 lagi dan…

 'JESUS!!!!!! !!' sang suami berteriak kali ini berdiri dan memegang pantatnya… '
 
Benar anakku… Tuhan memberkatimu… Kemudian saudara2..' dan sang pastor melanjutkan ceramahnya…

Sang istri kembali berpikir 'Wah…untung saatnya tepat…Sip…ga bakal berani tidur lagi dia..'

Sekitar 30 menit kemudian… Sang suami kembali ketiduran… Sang istri kembali merogoh tasnya untuk mengambil jarumnya, namun ternyata suaminya masih setengah tidur,ia melihat apa yang akan dilakukan istrinya…

Saat pastor bertanya 'Apa yang dikatakan oleh Hawa kepada Adam ketika Ia melahirkan anaknya yang ke-99? Dia berkata…'

Sang suami langsung berdiri menunjuk ke istrinya, lalu berteriak, 'SEKALI LAGI KAU TUSUKKAN BATANG TERKUTUK ITU, KUPATAHKAN JADI 2, LALU KUTANCAPKAN KE DALAM PANTATMU!!!! !'
READ MORE - Humor : Suami Ketiduran dalam Gereja

Jumat, 30 November 2012

Cerita Inspiratif Kristen : Kisah Mengharukan Bocah dan Perampok

Moore adalah seorang dokter terkenal dan dihormati, melalui tangannya sudah tak terhitung nyawa yang diselamatkan, dia tinggal disebuah kota tua di Prancis. 20 tahun yang lalu dia adalah seorang narapidana, kekasihnya mengkhianati dia lari kepelukan lelaki lain, karena emosinya dia melukai lelaki tersebut, maka dia dari seorang mahasiswa di universitas terkenal menjadi seorang narapidana, dia dipenjara selama 3 tahun.

Setelah dia keluar dari penjara, kekasihnya telah menikah dengan orang lain, karena statusnya sebagai bekas narapidana menyebabkannya ketika melamar pekerjaan menjadi bahan ejekan dan penghinaan. 

Dalam keadaan sakit hati, Moore memutuskan akan menjadi perampok. Dia telah mengincar di bagian selatan kota ada sebuah rumah yang akan menjadi sasarannya, para orang dewasa dirumah tersebut semuanya pergi bekerja sampai malam baru pulang kerumah, didalam rumah hanya ada seorang anak kecil buta yang tinggal sendirian.

Dia pergi kerumah tersebut mencongkel pintu utama membawa sebuah pisau belati, masuk kedalam rumah, sebuah suara lembut bertanya, “Siapa itu?” Moore sembarangan menjawab, “Saya adalah teman papamu, dia memberikan kunci rumah kepadaku.”

Anak kecil ini sangat gembira, tanpa curiga berkata, “Selamat datang, namaku Kay, tetapi papaku malam baru sampai ke rumah, paman apakah engkau mau bermain sebentar dengan saya?” Dia memandang dengan mata yang besar dan terang tetapi tidak melihat apapun, dengan wajah penuh harapan, di bawah tatapan memohon yang tulus, Moore lupa kepada tujuannya, langsung menyetujui.

Yang membuat dia sangat terheran-heran adalah anak yang berumur 8 tahun dan buta ini dapat bermain piano dengan lancar, lagu-lagu yang dimainkannya sangat indah dan gembira, walaupun bagi seorang anak normal harus melakukan upaya besar sampai ke tingkat seperti anak buta ini.

setelah selesai bermain piano anak ini melukis sebuah lukisan yang dapat dirasakan didalam dunia anak buta ini, seperti matahari, bunga, ayah-ibu, teman-teman, dunia anak buta ini rupanya tidak kosong, walaupun lukisannya kelihatannya sangat canggung, yang bulat dan persegi tidak dapat dibedakan, tetapi dia melukis dengan sangat serius dan tulus.

“Paman, apakah matahari seperti ini?” Moore tiba-tiba merasa sangat terharu, lalu dia melukis di telapak tangan anak ini beberapa bulatan, “Matahari bentuknya bulat dan terang, dan warnanya keemasan.”

“Paman, apa warna keemasan itu?” dia mendongakkan wajahnya yang mungil bertanya, Moore terdiam sejenak, lalu membawanya ketempat terik matahari, “Emas adalah sebuah warna yang sangat vitalitas, bisa membuat orang merasa hangat, sama seperti kita memakan roti yang bisa memberi kita kekuatan.”

Anak buta ini dengan gembira dengan tangannya meraba ke empat penjuru, “Paman, saya sudah merasakan, sangat hangat, dia pasti akan sama dengan warna senyuman paman.” Moore dengan penuh sabar menjelaskan kepadanya berbagai warna dan bentuk barang, dia sengaja menggambarkan dengan hidup, sehingga anak yang penuh imajinatif ini mudah mengerti. Anak buta ini mendengar ceritanya dengan sangat serius, walaupun dia buta, tetapi rasa sentuh dan pendengaran anak ini lebih tajam dan kuat daripada anak normal, tanpa terasa waktu berlalu dengan cepat.

Akhirnya, Moore teringat tujuan kedatangannya, tetapi Moore tidak mungkin lagi merampok. Hanya karena kecaman dan ejekan dari masyarakat dia akan melakukan kejahatan lagi, berdiri di hadapan Kay dia merasa sangat malu, lalu dia menulis sebuah catatan untuk orang tua Kay,

“Tuan dan nyonya yang terhormat, maafkan saya mencongkel pintu rumah kalian, kalian adalah orang tua yang hebat, dapat mendidik anak yang demikian baik, walaupun matanya buta, tetapi hatinya sangat terang, dia mengajarkan kepada saya banyak hal, dan membuka pintu hati saya.”

Tiga tahun kemudian, Moore menyelesaikan kuliahnya di universitas kedokteran, dan memulai karirnya sebagai seorang dokter.

Enam tahun kemudian, dia dan rekan-rekannya mengoperasi mata Kay, sehingga Kay bisa melihat keindahan dunia ini, kemudian Kay menjadi seorang pianis terkenal, yang mengadakan konser ke seluruh dunia, setiap mengadakan konser, Moore akan berusaha menghadirinya, duduk disebuah sudut yang tidak mencolok, mendengarkan music indah menyirami jiwanya yang dimainkan oleh seorang pianis yang dulunya buta.

Refleksi:
Ketika Moore mengalami kekecewaan terhadap dunia dan kehidupannya, semangat dan kehangatan Kay kecil yang buta ini yang memberikan kehangatan dan kepercayaan diri kepadanya, Kay kecil yang tinggal didalam dunia yang gelap, sama sekali tidak pernah putus asa dan menyia-nyiakan hidupnya, dia membuat orang menyadari betapa besar vitalitas dalam hidup ini, vitalitas dan semangat ini menyentuh ke dasar hati Moore.

Cinta dan harapan akan dapat membuat seseorang kehilangan niat melakukan kejahatan, sedikit harapan mungkin bisa menyembuhkan seorang yang putus asa, atau bahkan bisa mengubah nasib kehidupan seseorang atau kehidupan banyak orang, seperti Moore yang telah membantu banyak orang, ketika mengalami putus asa maka bukalah pintu hatimu, maka cahaya harapan akan menyinari hatimu.

Sumber : http://renunganhidup.com
READ MORE - Cerita Inspiratif Kristen : Kisah Mengharukan Bocah dan Perampok

Kamis, 29 November 2012

Renungan Harian : Mengubah Mara

Bacaan : Keluaran 15:22-27
Nats : Keluaran 15:25
Musa melemparkan kayu itu ke dalam air, lalu air itu menjadi manis.

Tak jarang kita harus menghadapi keadaan terbalik. Kita berharap hal yang baik terjadi, tapi yang hal buruk yang justru muncul. Kita berharap impian kita

segera terwujud, tapi kenyataan berkata beda. Kenyataan yang terjadi tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Dengan situasi seperti itu, begitu mudahnya bagi kita untuk mengalami kekecewaan.
Hal yang sama terjadi dalam kehidupan bangsa Israel saat mereka melakukan perjalanan menuju tanah perjanjian. Mereka harus melalui padang gurun, medan

yang sangat berat untuk dilalui. Pada siang hari suhu bisa mencapi 40 derajat tapi pada malam hari suhu bisa mendekati 0 derajat! Selain itu mereka dihadapkan

dengan kenyataan bahwa sudah tiga hari mereka berjalan di padang gurun tapi toh mereka tidak menemukan air. Kalaupun mereka menemukan mata air di Mara, ternyata air itu pahit dan tak bisa diminum. Mereka pun kecewa!

Demikian juga kita sering mengalami kekecewaan. Usaha kita bangkrut. Anak kita bermasalah. Dokter menyebutkan satu penyakit yang menakutkan. Rumah tangga kita bermasalah. Kita kehilangan pekerjaan. Semuanya itu memang hal-hal yang sangat mengecewakan, namun bagaimanapun juga kita harus berani bersikap positif saat menghadapi kekecewaan. Jika tidak, maka kita akan seperti bangsa Israel yang protes, marah-marah, bahkan berniat untuk memberontak kepada Tuhan dan Musa. 

Bersikap positif saat mengalami kekecewaan adalah solusi terbaik. Mempercayai bahwa pertolongan Tuhan akan tiba tepat pada waktunya. Memiliki keyakinan yang kuat bahwa Ia tidak pernah meninggalkan kita sendiri. Memiliki iman bahwa penyertaan-Nya selalu ada saat kita harus berjalan dalam masa-masa kekelaman. Di atas semuanya itu, mempercayai janji Tuhan bahwa air Mara yang pahit bisa diubah Tuhan menjadi manis. Demikian juga masa-masa pahit yang kita alami sekarang ini bisa diubah menjadi masa yang indah.

Tak ada yang terlalu sulit bagi Tuhan untuk mengubah “Mara” kita menjadi keindahan.
READ MORE - Renungan Harian : Mengubah Mara

Rabu, 28 November 2012

Kesaksian Kristen : Aktor Hollywood Chris Carberg Atasi Kecanduan dan Menemukan Tuhan

Mungkin ini kisah familiar. Seorang aktor Hollywood kecanduan narkoba, masuk rehab, menemukan Tuhan, dan mengubah kehidupannya.

Namun kali ini, kisah itu tidak berakhir begitu saja.

Bagi Chris Carberg, sekarang CEO sebuah situs Kristiani bernama Holypop.com, menemukan Tuhan hanya awal dari hidup yang baru, bertransformasi, hidup yang tidak akan pernah sama lagi.

Sebelum menjadi orang percaya yang saleh, Carberg, dikenal untuk perannya di film “Kill Zone” dan “Sydney White,” berjuang melawan kecanduan parah terhadap pil penenang, yang sangat familiar bagi banyak aspiran Hollywood.

Dengan kesuksesan sebagai aktor, produser dan penulis naskah, timbul nafsu yang semakin meningkat dan ketergantungan terhadap pil-pil resep dan penenang, yang awalnya digunakan untuk meredakan sakit kepala dan migrean yang ia miliki.

“Kecanduan saya sebagian besar dikarenakan kurangnya citra diri yang kuat," kata pria berusia 28 tahun itu.

“Suatu saat saya minum dua pil sekaligus dan saya merasakan ketenangan yang tidak pernah saya rasakan. Dari situ saya tinggal pesan pil-pil secara online, saya mulai mengalami kebuntuan, terus membutuhkan dan kemudian keluar kontrol."

Kecanduan yang ia rahasiakan akhirnya menyebabkan Carberg pingsan di sebuah cabang toko fotokopi Kinkos di Orlando jam 3 pagi karena overdosis.

Polisi yang datang ke tempat kejadian menemukan Carberg dan menggeledah mobilnya, dan menemukan sebuah tas besar di bagasi penuh dengan seluruh botol obat yang pernah ia miliki, yang dulunya (bagaikan) "kerbau emas, trofi, dan berhala" baginya.

Berkat bantuan Petugas Voyles, seorang polisi yang belum berhasil ia temukan sejak hari naas itu, Carberg selamat dan menjalani program detoks kemudian masuk ke sebuah klinik rehabilitasi di Florida.

Setelah detoks, rehab dan pertemuan 12 kali untuk memulihkan dirinya, Carberg mulai merasa ada sesuatu yang masih hilang, dan itu bukanlah pil. Ia merindukan sebuah hubungan, dan bukan hanya hubungan biasa, namun dengan Tuhan. Tuhan yang sering ia dengar tapi tidak benar-benar kenal.

Meski Carberg dibesarkan secara Katolik, namun sampai saat itu ia menyebut dirinya seorang agnostik.

Dia merasa tidak nyaman dengan apa yang ia karakterisasikan sebagai "agama terorganisir yang munafik." Dia tidak suka dengan pengikut ke-Kristenan yang ia rasakan tertulah dengan kemunafikan, diantaranya pendeta yang berselingkuh dan pastor yang melakukan penganiayaan seksual.

Namun rasa penasaran akan Tuhan membuatnya mengunjungi sebuah gereja di Florida dimana seorang pendeta mengatakan sesuatu yang tidak pernah ia lupakan.

“Di Gereja Aloma, Pendeta Anthony George mengajarkan saya bahwa meski ada banyak utusan palsu, Tuhan dan pesannya tidak pernah berubah," katar Carberg. "Saya perlu mendengar ini."

“Setelah itu, saya melompat ke kecanduan sehat pertama saya. Saya membaca Alkitab dari awal sampai habis, dan mempelajari seluruh hal tentang Yesus. Saya ingin menyerahkan hidup dan talenta saya untuk Yesus."

Dulu saya menganggap Tuhan "hanya bisa ditakuti dan tidak bisa berbicara dengan kasih sayang," Carberg akhirnya bisa melihat siapa Tuhan sebenarnya - Abba Bapa - dan membuka hubungan yang baru dan personal dengan Dia.

Membuat pondasi di atas Firman dan bukan tradisi, ritualisme, atau apa yang ia sebut sebagai emosionalisme, penulis “Kill Zone” itu meninggalkan kefanaan keagamaan yang korup dan akhirnya masuk ke dalam hubungan yang dalam dan bermakna dengan Tuhan.

“Semuanya dimulai dari Alkitab," kata Carberg. "Setiap dan seluruh ayat di Alkitab mengandung nilai, kebenaran, dan dikodei dengan pelajaran-pelajaran inspirasi, makna dan hikmat yang hanya bisa diberikan oleh Roh Kudus."

“Saat anda membaca Alkitab, dan mengerti, anda akan berubah. Anda bukan orang yang sama karena Alkitab, saat anda baca dan mengerti, akan merubah anda. Anda tidak bisa menjadi orang yang sama karena norma-norma sosial dan budaya terbalik. Alkitab adalah buku yang paling kontroversial dalam sejarah karena menolak keinginan duniawi."

Berharap dapat menuntun orang lain kepada Firman Allah yang menantang dan mengubah hidupnya sendiri, Carberg mendirikan Holypop.com, sebuah komunitas pendidikan bagi orang percaya dan skeptis, pada tahun 2009, untuk dapat mengerti Alkitab.

Sekarang, hanya enam tahun setelah pengalaman overdosis di Kinkos, Carberg menjalankan salah satu sumber Kristiani terbesar di dunia maya, yang ingin memfasilitasi hubungan, bukan sekedar agama, dengan Firman.

"Ini waktu terbaik untuk memiliki iman," katanya. "Internet memberi kita kesempatan untuk mengakses data lebih cepat dari sebelumnya. Injil menjadi viral, dan sekarang melakukannya dengan cara lain. Holypop membantu studi Alkitab menjadi digital."

Situsnya tidak hanya menyediakan terjemahan Alkitab secara online, tetapi juga konten gratis yang membantu pengguna "mendapatkan pengalaman studi Alkitab penuh di satu tempat."

"Kami memiliki konten dari Dr Elmer Towns, Dr Jerry Falwell, Dr Harold Wilmington, Scott Basham, dan banyak lagi. Kami menggunakan semua konten yang mudah dicerna namun bekerja secara erat dengan Alkitab. Setiap ayat Alkitab terkait dengan komentar pelengkap, kamus Ibrani/Yunani dan konkordansi paralel," Carberg menjelaskan.

"Apa yang membuat Holypop begitu istimewa adalah pendekatan baru. Kami sedang membangun salah satu database pemikiran Kristiani terbesar di dunia maya dengan teknologi modern. Situs baru kami (yang akan diluncurkan segera) ditargetkan untuk anak muda dan memberi mereka asupan ajaran iman yang akan membangun generasi yang lebih kuat. "

"Tim saya tidak ingin membuat sebuah website tentang teologi lama," tambahnya. "Holypop berbicara tentang kehidupan iman sehari-hari, dan kami berharap itu akan menghubungkan anak muda di seluruh dunia seperti yang telah kami lakukan lewat media sosial."

Dibuat untuk 'orang-orang berdosa', katanya, situs dirancang untuk membantu orang lebih dekat dengan kebenaran Kristus.

"Saya berpikir bahwa ketika kita mencoba untuk membantu 'orang berdosa' daripada terpaku ke orang Kristiani atau non-Kristiani, anda dapat pergi lebih jauh, dan tidak meninggalkan seseorang pun di luar. Orang itu penting, orang itu adalah saya enam tahun lalu," katanya.

Fokus pada tumbuh dan berkembang Holypop.com, Carberg mengatakan dia belum selesai dengan Hollywood.

Ia berencana untuk menciptakan film iman dalam waktu dekat, dengan menulis sebuah naskah berjudul "Tembakan Terakhir," sebuah drama bola basket.

Tapi sampai terlaksana, Holypop tetap proyek utama, berdoa Tuhan menggunakan situs itu untuk memberkati orang sebanyak mungkin.

Sejak diluncurkan penuh awal tahun ini, Holypop berkembang dengan cepat, dengan 25.000 kunjungan dan hampir 100.000 jumlah kunjungan pada halaman. Juga, mempunyai 10.000 pengikut di Twitter dan Facebook.

Sumber : http://www.kristianipos.com
READ MORE - Kesaksian Kristen : Aktor Hollywood Chris Carberg Atasi Kecanduan dan Menemukan Tuhan

Selasa, 27 November 2012

Humor : Puji Tuhan

Nenek saya yang tinggal di Tucson, terkenal dengan ketaatan serta imannya yang kuat. Ia tak pernah bosan membicarakan tentang hal itu. Ia selalu keluar ke depan beranda dan mengucap syukur, “Puji Tuhan!”

Tetangga sebelahnya selalu berteriak balik, “Tuhan tak ada!”

Waktu itu nenek sangat miskin, maka untuk membuktikan kata-katanya tetangga itu membeli sekeranjang makanan dan menaruhnya di depan pintu.

Pada pagi harinya, nenek pergi ke beranda dan, setelah melihat keranjang makanan itu, ia mengucap syukur, “Puji Tuhan!”.

Tetangganya keluar dari balik pohon dan berkata, “Saya yang membeli makanan itu dan Tuhan tak ada.”

Nenek menjawab, “Terima kasih Tuhan, Engkau bukan saja telah mengirimkan makanan ini, tetapi juga telah membuat setan membayarnya.”
READ MORE - Humor : Puji Tuhan

Cerita Inspiratif : Perdebatan Minuman

Di sebuah restoran, adalah kopi, bir, air jernih, dan teh yang saling berdiskusi, berikut diskusi mereka : 

Kopi : 
“Janganlah kamu meremehkan secangkir kopi kecil seperti saya. Hargaku cukup mahal. Orang yang minum saya mendapatkan hasil menakjubkan. Jiwa mereka jadi enteng dan rasa lelah pun akan hilang sehingga tidak lagi ngantuk” 

Bir :
“Mana bisa kopi dibandingkan dengan air seperti saya. Bir adalah minuman terbaik di dunia. Setelah minum, orang akan menjadi bersahabat dan romantis. Selain itu, bir lebih mahal dari kopi, bisa 8x lipat dari harga kopi. Belum termasuk tip lho!”

Kopi : 
“Oke.. Walaupun saya bukan yang terbaik, saya lebih baik dari yang lain. Paling tidak saya harus bertanya kepada segelas air jernih untuk lebih meyakinkan. Ia hanya minuman gratis di meja ini. Ia tidak berharga sama sekali. Haha.. Menggelikan!”

Air jernih : 
“Jangan memandang rendah saya. Walaupun saya lebih tak berharga dibanding kalian dalam restoran ini, di gurun pasir saya adalah minuman yang paling menyenangkan” 

Teh :
“Air jernih masuk akal. Ijinkanlah saya, Merk Special teh Oo Long memberikan penjelasan. Di dunia ini, tidak ada perbedaan nyata atas segala sesuatu yang berharga. Segalanya berharga dan indah apa adanya. Dalam batas-batas nilai uang, teh yang bagus, seperti diriku berharga Rp.50.000.-/ons. Saya tidaklah lebih murah dari kalian berdua. Banyak orang tak peduli pada kopi dan bir, tapi mempunyai minat khusus pada diriku. Dalam menulis dan berpikir, secangkir kopi adalah teman yang baik. Saat bergaul dan perayaan, segelas bir yang baik akan terasa begitu menyenangkan. Dan untuk menghilangkan haus dan menambah cairan tubuh, air jernih adalah yang penting sebagai penyelamat hidup. Maka itu, segala sesuatu di dunia ini memiliki kualitas unik masing-masing. Tak perlu membandingkan dirimu dengan orang lain. Bila kamu air, perankanlah air sebaik-baiknya. Bila kamu kopi, perankanlah kopi sebaik-baiknya” 

Segala sesuatu adalah diri sendiri, tak perlu memutuskan baik vs buruk. Jika kamu adalah segelas air jernih, jangan merasa rendah diri. Air mempunyai artinya sendiri dan kita harus menjadi diri sendiri Read More : Perdebatan Minuman

Sumber : http://renunganhidup.com


READ MORE - Cerita Inspiratif : Perdebatan Minuman

Senin, 26 November 2012

Renungan Harian : Bukan Musuh

Bacaan: Mazmur 4:1-9
Apabila aku berseru, jawablah aku, ya Allah, yang membenarkan aku. Di dalam kesesakan Engkau memberi kelegaan kepadaku.-

Jika saja kita punya sudut pandang yang benar atas setiap masalah yang sedang kita hadapi, tentu kita tak perlu takut, apalagi menjadi alergi dengan masalah. Masalah bukanlah musuh, masalah adalah sahabat. Jika manusia tidak pernah mengenal masalah, saya tak yakin apakah manusia bisa jadi lebih ulet, lebih maju, lebih kreatif dan menjadi lebih baik seperti sekarang ini. Justru karena manusia selalu berhadapan dengan masalah, maka manusia tak lagi statis tapi dinamis, tak lagi pasif tapi aktif, tak lagi konservatif tapi kreatif, tak lagi mandeg tapi terus maju. 

Who Moved My Cheese, tulisan Spencer Johnson menceritakan tentang dua tikus dan dua kurcaci dalam sebuah labirin yang terdapat keju. Saat keju-keju itu dipindahkan tentu ini jadi masalah besar bagi mereka. Dua kurcaci menjadi marah, frustasi dan stress. Sebaliknya, dua ekor tikus bisa menyikapi masalah dengan cara yang tepat. Masalah tak membuatnya merenungi nasib yang malang, namun justru membuatnya keluar dan mulai mengadakan penyusuran di labirin. Sampai akhirnya penyusuran itu menghantarkan mereka ke sebuah pojok labirin yang penuh dengan keju, bahkan jauh lebih banyak daripada yang dulu. Keju yang dipindahkan adalah masalah tapi itu telah menghantarkan mereka ke tempat keju yang lebih banyak lagi!

Demikian juga banyak tokoh-tokoh Alkitab menjadi luar biasa bukan karena keadaan yang biasa-biasa. Mereka menghadapi masalah besar, namun berhasil meresponinya dengan tepat. Seringkali masalah yang kita anggap sebagai musuh sebenarnya adalah pintu menuju kesuksesan. Jika kita memiliki keberanian untuk menghadapi masalah itu dan berusaha untuk membukanya, maka kesuksesan besar sudah menanti. Sebaliknya kalau jiwa kita terlalu kerdil untuk berhadapan dengan masalah itu, maka jalan kesuksesan yang lebih besar juga tak pernah terbuka, tak heran kalau kehidupan kita ya begitu-begitu saja. Padahal seharusnya kehidupan kita terus bergerak maju dan menjadi lebih baik lagi, seperti kata George Knox, "Kalau Anda tidak lagi menjadi lebih baik, Anda tidak lagi baik."

Masalah yang kita anggap sebagai musuh sebenarnya adalah pintu menuju kesuksesan. 

Sumber : http://www.renungan-spirit.com
READ MORE - Renungan Harian : Bukan Musuh

Sabtu, 24 November 2012

Kesaksian : Mantan Novelis Vampir

Pengarang terkenal Interview with the Vampire Anne Rice menyatakan bahwa tak ada kedamaian dan istirahat tanpa Tuhan, dalam sebuah video mengenai kembalinya dia ke iman Kristiani.

Selama 38 tahun, Rice mengatakan dirinya seperti “Atheis yang selalu dibayan-bayangi Kristus,” katanya dalam video berjudul “I Am Second.” Novel-novel vampirnya merupakan refleksi pergulatan batinnya hidup di dunia tak bertuhan yang diciptakannya.

Vampir, ujarnya, adalah metafora bagi yang terbuang dan orang yang merasa terpisah dari Tuhan.

Rice memperoleh ketenaran dan kekayaan dari novel-novel vampirnya, namun dirinya terus merasa tidak puas dengan “dunia dimana keselamatan adalah mustahil,” katanya.

“Dan alasan untuk ketidakpuasan itu sederhana: Saya benar-benar percaya pada Tuhan,” katanya dalam video tersebut. Bukan hanya saya percaya pada Dia tapi saya mengasihi Dia dan saya tidak mau mengakui ini.”

Rice kecil tumbuh di rumah yang menganut Katolik namun menolak iman saat berusia 18 tahun untuk mendapat kebebasan dan mencari pengetahuan.

“Saya dulu merasa ada begitu banyak hal yang terlarang sebagai seorang Kristiani …. Saya sangat merasakan perlunya menjadi bebas,” ingatnya.

Dalam video “I Am Second,” Rice mengatakan ia berulang kali diingatkan “bahwa selama kamu menyangkal Tuhan kamu tidak akan pernah beristirahat. Kamu tidak akan pernah mendapat kedamaian.”

“Anda tidak dapat menyelamatkan diri melalui seni. Anda tidak dapat menyelamatkan diri melalui musik. Anda tidak dapat mendapatkannya melalui jalan-jalan. Anda tidak dapat melakukannya melalui kekayaan,” Rice menuturkan. “Semua usaha anda mencoba dan menyelamatkan diri melalui hal-hal lain pasti akan gagal. Anda menyelamatkan diri anda sendiri atau Tuhan menyelamatkan anda dan anda berbalik pada-Nya.”

Setelah lebih dari empat dekade menyangkal Tuhan, Rice mengatakan dia akhirnya siap untuk menyerahkan diri pada Tuhan. Dia kembali ke gereja Katolik pada 1998.

“Saya menyerahkan semua keraguan,” katanya. “Dengan tidak sempurna, saya kembali.”

Kembali pada Kristus mengubah segalanya. Salah satunya, dia tidak dapat lagi menulis tentang vampir.

“Saya bukan [lagi] orang yang berada di dunia tak bertuhan, sangat jauh,” katanya.

Sekarang Rice menulis buku “untuk Tuhan dan didedikasikan bagi Yesus Kristus.”

“Saya telah berubah dan saya harus melakukan ini,” tegasnya. “Saya harus menulis untuk Dia.”

Buku-buku rohaninya berjudul Christ the Lord: Out of Egypt, Christ the Lord: The Road to Cana, dan Angel Time: The Songs of the Seraphim.

Rice adalah selebriti terbaru yang memberikan kesaksian video di “I Am Second,” sebuah gerakan yang bertekad mengangkat Kristus dengan mendeklarasikan bahwa Ia adalah pertama dan kita kedua.

Selebriti lain yang memberi kesaksian termasuk mantan pelatih NFL Indianapolis Colts Tony Dungy; mantan gitaris/pendiri band metal Korn, Brian “Head” Welch; dan pemain baseball Texas Rangers Josh Hamilton.

E3 Partners Ministry meluncurkan kampanye penjangkauan “I Am Second” pada 22 Desember 2008 di daerah Dallas-Fort Worth di Amerika. Kampanye itu awalnya hanya untuk menjangkau mereka yang ada di Texas utara namun saat mereka meluncurkan situs, responnya sangat populer. Sampai saat ini, situs kampanye itu telah menerima lebih dari 2 juta kunjungan dari 211 negara. 

Sumber : www.iamsecond.com
READ MORE - Kesaksian : Mantan Novelis Vampir

Jumat, 23 November 2012

Humor : Ke Gereja Lain Saja

Untuk kesekian kalinya Ny. Sally datang ke pendetanya dan melaporkan,“Pak pendeta, saya sangat takut! Joe bilang bahwa ia akan melukaiku bila saya terus datang ke gereja Anda.” “Ya, ya, anakku,” jawab Pendeta Markus yang agak bosan mendengar laporan itu berulang-ulang. “Saya akan selalu berdoa untuk Anda, Bu. Berimanlah – Tuhan akan selalu melindungi Anda.”

“Oh ya, Pak, dia memang tidak melakukan apapun hingga sekarang, tetapi … “

“Tetapi apa anakku?”

“Ya Pak, sekarang ia bilang bila saya tetap datang ke gereja Anda, ia akan melukai ANDA!” “Kalau begitu,” kata pendeta, “Mungkin lebih baik kalau Anda datang ke gerejanya Pendeta Lukas saja.”
READ MORE - Humor : Ke Gereja Lain Saja

Kamis, 22 November 2012

Cerita Inspiratif : Pentingnya Sebuah Proses

Di suatu sore, seorang anak datang kepada ayahnya yg sedang baca koran… “Oh Ayah, ayah” kata sang anak…

“Ada apa?” tanya sang ayah…..

“Aku capek, sangat capek… Aku capek karena aku belajar mati matian untuk mendapat nilai bagus sedang temanku bisa dapat nilai bagus dengan menyontek…aku mau menyontek saja!"

"Aku capek. sangat capek... Aku capek karena aku harus terus membantu ibu membersihkan rumah, sedang temanku punya pembantu, aku ingin kita punya pembantu saja!"

"Aku capek, sangat capek… Aku capek karena aku harus menabung, sedang temanku bisa terus jajan tanpa harus menabung…aku ingin jajan terus!"

"Aku capek, sangat capek karena aku harus menjaga lisanku untuk tidak menyakiti, sedang temanku enak saja berbicara sampai aku sakit hati..."

"Aku capek, sangat capek karena aku harus menjaga sikapku untuk menghormati teman teman ku, sedang teman temanku seenaknya saja bersikap kepada ku…

"Aku capek ayah, aku capek menahan diri…aku ingin seperti mereka… mereka terlihat senang, aku ingin bersikap seperti mereka ayah!" sang anak mulai menangis…

Kemudian sang ayah hanya tersenyum dan mengelus kepala anaknya sambil berkata "Anakku ayo ikut ayah, ayah akan menunjukkan sesuatu kepadamu”, lalu sang ayah menarik tangan sang anak kemudian mereka menyusuri sebuah jalan yang sangat jelek, banyak duri, serangga, lumpur, dan ilalang… Lalu sang anak pun mulai mengeluh."ayah mau kemana kita?? Aku tidak suka jalan ini, lihat sepatuku jadi kotor, kakiku luka karena tertusuk duri. badanku dikelilingi oleh serangga, berjalanpun susah krn ada banyak ilalang… aku benci jalan ini ayah”. Sang ayah hanya diam. 

Sampai akhirnya mereka sampai pada sebuah telaga yang sangat indah, airnya sangat segar, ada banyak kupu kupu, bunga bunga yang cantik, dan pepohonan yang rindang…

“Wwaaaah… tempat apa ini ayah? aku suka! aku suka tempat ini!” sang ayah hanya diam dan kemudian duduk di bawah pohon yang rindang beralaskan rerumputan hijau.

“Kemarilah anakku, ayo duduk di samping ayah” ujar sang ayah, lalu sang anak pun ikut duduk di samping ayahnya. "Anakku, tahukah kau mengapa di sini begitu sepi? padahal tempat ini begitu indah…?”

"Tidak tahu ayah, memangnya kenapa?”

"Itu karena orang orang tidak mau menyusuri jalan yang jelek tadi, padahal mereka tau ada telaga di sini, tetapi mereka tidak bisa bersabar dalam menyusuri jalan itu”

"Ooh… berarti kita orang yang sabar ya yah?"

"Nah, akhirnya kau mengerti”

"Mengerti apa? aku tidak mengerti”

"Anakku, butuh kesabaran dalam belajar, butuh kesabaran dalam bersikap baik, butuh kesabaran dalam kujujuran, butuh kesabaran dalam setiap kebaikan agar kita mendapat kemenangan, seperti jalan yang tadi… bukankah kau harus sabar saat ada duri melukai kakimu, kau harus sabar saat lumpur mengotori sepatumu, kau harus sabar melawati ilalang dan kau pun harus sabar saat dikelilingi serangga… dan akhirnya semuanya terbayar kan? ada telaga yang sangatt indah.. seandainya kau tidak sabar, apa yang kau dapat? kau tidak akan mendapat apa apa anakku, oleh karena itu bersabarlah anakku”

"Tapi ayah, tidak mudah untuk bersabar ”

"Aku tau, oleh karena itu ada ayah yang menggenggam tanganmu agar kau tetap kuat… begitu pula hidup, ada ayah dan ibu yang akan terus berada di sampingmu agar saat kau jatuh, kami bisa mengangkatmu, tapi… ingatlah anakku… ayah dan ibu tidak selamanya bisa mengangkatmu saat kau jatuh, suatu saat nanti, kau harus bisa berdiri sendiri… maka jangan pernah kau gantungkan hidupmu pada orang lain, jadilah dirimu sendiri… seorang pemuda yang kuat, yang tetap tabah dan teguh karena ia tahu ada Tuhan besertanya, maka kau akan dapati dirimu tetap berjalan menyusuri kehidupan saat yang lain memutuskan untuk berhenti dan pulang… maka kau tau akhirnya kan?”

"Ya ayah, aku tau.. aku akan dapat surga yang indah yang lebih indah dari telaga ini … sekarang aku mengerti … terima kasih ayah , aku akan tegar saat yang lain terlempar” Sang ayah hanya tersenyum sambil menatap wajah anak kesayangannya. 

Sumber : http://renunganhidup.com
READ MORE - Cerita Inspiratif : Pentingnya Sebuah Proses

Rabu, 21 November 2012

Renungan Harian : Memandang Muka

Bacaan : Yakobus 2:1-13
Nats : Yakobus 2:9a
Tetapi, jika kamu memandang muka, kamu berbuat dosa.

Seorang wanita gelandangan bernama Clemente diperkosa beramai-ramai oleh tiga pemuda berandalan di Puerto Rico. Tepatnya pada perayaan malam pergantian tahun 2006. Yang memprihatinkan, meski banyak orang yang melihat kejadian itu, tidak satupun dari antara mereka yang mau menolongnya. Tangis dan jerit Clemente tak juga menyentuh belas kasihan mereka. Justru kejadian itu menjadi tontonan live bagi mereka.

Sikap apatis memang sudah menjadi karakteristik manusia di akhir jaman ini. Alkitab berkata bahwa kasih banyak orang akan menjadi dingin digantikan dengan cinta akan diri sendiri. Selain apatis, tentu saja hal yang membuat mereka urung menolong Clemente adalah karena wanita malang ini tak lebih dari gelandangan saja! Jika saja Clemente adalah wanita dari keluarga terhormat, kaya, atau terkenal, mungkin kisah hidupnya akan berbeda. 

Kita sudah terbiasa memandang muka. Memandang seseorang dari warna kulit atau rasnya, kekayaannya, popularitasnya, potensinya atau bahkan dari keyakinan yang dianutnya. Kita akan melihat merek apa yang menempel pada bajunya? Kita akan memperhatikan seperti apa kendaraannya? Kita akan mempersoalkan dimana kawasan tempat tinggalnya? Pemandangan yang sama juga terjadi di gereja Tuhan. Sejujurnya bukankah mereka yang kaya, yang berpotensi, yang memiliki jabatan penting akan lebih diprioritaskan dibandingkan dengan yang lain? 

Jangan memandang muka, jika melakukannya maka kita akan berdosa. Mari belajar dari Yesus. Ia peduli dengan pelacur. Ia mau berkunjung kepada preman pemungut cukai macam Zakheus. Ia menyembuhkan pengemis yang lumpuh. Ia mencelikkan Bartimeus, orang pinggiran. Bahkan Ia juga peduli dengan orang gila sekalipun. Sungguh, Yesus tidak memandang muka. Jika Guru kita saja tidak memandang muka, masakan kita sebagai murid masih membeda-bedakan?

Kita diciptakan dalam kesamaan, mengapa kita memandangnya dalam keberbedaan?

Sumber : http://www.renungan-spirit.com

READ MORE - Renungan Harian : Memandang Muka