AJARAN KRISTEN SEBAGAI PENUNTUN HIDUP

ajaran kristen tentang banyak hal

Yesus berkata: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku."

Senin, 29 September 2014

Renungan Harian: Jangan dirobohkan

Bacaan: Amsal 14:1

Perempuan yang bijak mendirikan rumahnya, tetapi yang bodoh meruntuhkannya dengan tangannya sendiri.- Amsal 14:1



Tina nyesel udah putus ama Doni. Padahal mereka udah pacaran sejak kuliah tingkat tiga. Doni udah menunjukkan keseriusannya dalam hubungan mereka. Tapi entah kenapa hari itu Tina mengambil keputusan untuk putus. Enggak ada air mata kesedihan waktu dia mengucapkannya di depan Doni. Yang ada hanyalah kemarahan, kejengkelan, kekecewaan terhadap sikap Doni yang akhir-akhir ini dirasakan Tina lebih sering menghabiskan waktu ama temen-temennya dibandingkan ama dirinya. Tina ngerasa udah dikecewakan, enggak dihargai, enggak disayangi lagi, dst. 

Sebulan udah berlalu sejak kejadian itu, dan sekarang Tina nyesel. Doi nyesel kenapa dulu mengucapkan kata putus. Nyesel karena sekarang Doni udah pindah keluar kota dan sulit dihubungi kembali. Nyesel atas tindakannya yang dibakar emosi dan tidak berpikir panjang dan jernih. Tapi sekarang udah terlambat.

Girls, apakah kamu pernah mengalami hal yang hampir sama seperti Tina? Saat pacaran dan terjadi konflik, kita langsung buru-buru mengucapkan kata putus. Dalam hati kecil kita berharap doi bakalan ngemis-ngemis meminta permohonan maaf kita, trus baikan lagi (seperti di film-film romantis geto deh!) Kita enggak menyadari bahwa sikap seperti itu tuh childish ‘n egois banget. Kita enggak berusaha mencari jalan keluar atas masalah yang sedang muncul, tapi lebih memilih untuk lari dari masalah itu. Kita beranggapan bahwa yang salah hanyalah dari pihaknya dan kita enggak perlu introspeksi diri karena kita udah cukup baik kepadanya. Kalo sebelum membangun rumah tangga aja kita udah gampang nyerah, gimana nanti kalo udah menikah? Penulis Amsal yang bijaksana menuliskan,”Perempuan yang bijak mendirikan rumahnya, tetapi yang bodoh meruntuhkannya dengan tangannya sendiri.” Jangan sampai kita menjadi gadis bodoh yang meruntuhkan rumah kita sendiri.

Sumber: http://www.renungan-spirit.com/mudaremaja/jangan_dirobohkan.html
READ MORE - Renungan Harian: Jangan dirobohkan

Renungan Harian: John Wesley

Bacaan: Matius 25:31-46

Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan;- Matius 25:42



Pernahkah Anda mendengar nama John Wesley? Ia seorang yang patut kita teladani dalam caranya menggunakan uang. Wesley dibesarkan dalam keluarga pendeta miskin. Saat dewasa ia akhirnya menjadi pendeta juga seperti ayahnya, namun dengan nasib yang berbeda. Sebagai profesor teologia di Oxford, ia menghasilkan uang yang cukup untuk membalas kepahitan masa kecilnya yang serba kekurangan. Dengan penghasilan 30 pounds setahun, saat itu ia bisa hidup berfoya-foya dengan uangnya.

Namun ia berubah ketika suatu hari ia melihat pembantunya yang miskin berpakaian tipis di musim dingin. Ia bermaksud menolongnya dengan pemberi uang, tapi ternyata tak ada uang yang tersisa di kantongnya. Padahal dinding rumahnya berhiaskan lukisan mahal dan barang-barang mewah. Sejak saat itu ia berjanji dalam hatinya untuk membatasi penggunaan uangnya dengan bijak agar bisa menolong orang banyak.

Dari gajinya yang 30 pounds per tahun ia menyisihkan 2 pounds untuk dibagikan. Tahun berikutnya ketika gajinya naik 2 kali lipat, ia tetap menggunakan 28 ponds untuk dirinya sendiri dan membagikan sisanya 32 pounds kepada orang miskin. Tahun demi tahun ia tetap melakukan hal yang sama sekalipun gajinya telah berlipat ganda. Barulah setelah gajinya mencapai 1400 pounds, ia menaikkan taraf hidupnya menjadi 30 pounds per tahun. Sungguh luar biasa! Tak heran Allah memberikan kepadanya kepercayaan yang besar dalam hal keuangan.

Mungkin kita belum pernah mencoba berlaku se"ekstrim" John Wesley. Namun pasti Tuhan ingin anak-anak-Nya bisa belajar menggunakan uang dengan benar. Tak perlu rencana yang terlalu panjang untuk menunggu kita kaya raya dulu. Dengan apa yang ada pada kita hari ini, kita bisa menjadi saluran berkat bagi orang lain. Cara seperti ini akan menghindarkan kita dari bahaya ketamakan. Belajar dari John Wesley, bahwa yang namanya kepuasaan di dunia itu tidak ada habisnya, itu sebabnya pastikan kita yang mengatur keuangan kita, bukan uang yang mengatur kehidupan kita. Dengan cara ini kiranya akan membuat kita semakin dipercaya oleh Tuhan dan kiranya Tuhan akan memakai tangan kita untuk memberkati semakin banyak orang yang membutuhkan uluran tangan kita.

Gunakanlah keuangan kita dengan bijak dan hindarkan diri dari kerserakahan.

Sumber: http://www.renungan-spirit.com/ilustrasi-rohani/john_wesley.html
READ MORE - Renungan Harian: John Wesley

Renungan Harian: Menjadi Ibu Rumah Tangga itu Ringan?

Bacaan: Amsal 31:10-31

Isteri yang cakap, siapakah akan mendapatkannya?- Amsal 31:10



Kalau kita mau sedikit lebih jujur, kita harus mengakui bahwa sebagai suami kita seringkali merasa lebih hebat daripada isteri kita. Merasa bahwa kita yang mencari uang, sehingga kita sewenang-wenang dengan isteri yang hanya melewatkan waktu di rumah untuk mengurus anak dan rumah tangga kita. Apakah benar bahwa tugas suami yang mencari nafkah lebih berat daripada tugas isteri yang hanya mengurus rumah tangga?

Sungguh menarik menyimak artikel yang ditulis Detroit Free berdasarkan penelitian Michael Minton tentang nilai isteri jika diukur dengan uang. Isteri merangkap beberapa pekerjaan sekaligus seperti sopir saat menghantar anak ke sekolah, menjadi tukang kebun saat menyapu halaman dan mencabuti rumput liar, menjadi perawat saat memandikan anak, menjadi dokter saat anak sakit, menjadi guru saat mengajari anak di rumah, menjadi pendeta saat bercerita, menjadi tukang cuci, tukang masak, menjadi bendahara keluarga, bahkan menjadi seperti resepsionis yang menerima telpon atau menerima tamu. Dengan menggunakan daftar tugas itu, Minton menghitung nilai kerja seorang ibu rumah tangga sesuai dengan upah yang berlaku di pasaran, dan nilainya adalah Rp. 884.773,89 per minggu atau Rp. 3.539.095,56 per bulan! *

Mengurus rumah tangga tak kalah capeknya dibandingkan kita yang bekerja di kantor. Oleh karena itu, hendaknya kita sebagai suami bisa mengasihi isteri kita dan tidak merasa seolah-olah kita merasa lebih penting dan lebih berjasa daripada isteri kita. Jangan pernah berpikir bahwa tugas mencari uang selalu lebih berat daripada mengurus rumah tangga. Kalau tidak percaya, ambillah waktu untuk cuti dari pekerjaan Anda dan lakukanlah semua tugas yang biasanya dikerjakan oleh isteri Anda di rumah. Saya jamin, tak perlu waktu lama untuk mendengar keluhan akibat rasa capek yang Anda rasakan.

Inti renungan pada hari ini adalah bagaimana kita bisa saling menghargai satu sama lain dalam kehidupan berumah tangga. Jika kita bisa menghargai pasangan kita dan tidak merasa lebih hebat daripadanya, maka akan tercipta sebuah rumah tangga yang lebih harmonis. Percayalah, dengan sikap yang seperti ini, maka pertengkaran dengan pasangan juga akan semakin jarang terjadi.

Belajarlah menghargai pasangan kita satu sama lain.

Sumber: http://www.renungan-spirit.com/artikel-rohani/menjadi_ibu_rumah_tangga_itu_ringan?.html
READ MORE - Renungan Harian: Menjadi Ibu Rumah Tangga itu Ringan?

Renungan Harian: Tak Tersisa Makna

Bacaan: II Timotius 3:5 Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya.- II Tim 3:5

 Ini salah satu cerita favorite saya. Seorang pria membeli sebuah beo yang pernah menjadi juara dengan harga yang sangat mahal. Agar beo ini berbicara lebih banyak lagi, maka pria ini sengaja membelikan sebuah sangkar yang benar-benar elegan dan besar. Herannya, di sangkar yang sedemikian bagus, beo itu tidak mengeluarkan suara sedikitpun juga. Pria ini mulai kuatir lalu mencoba konsultasi dengan penjual burung beo itu. Sang penjual segera menyarankan agar pria ini membeli cermin, sebab dengan adanya cermin maka beo ini akan merasa nyaman. Tetapi usaha ini tak membuahkan hasil. Kembali si penjual beo itu menyarankan agar pria ini membeli tangga dan ayunan supaya beo itu senang. Namun tetap saja usaha ini sia-sia, dan beo itu benar-benar melakukan aksi bungkam mulut. Beberapa hari kemudian beo itu tergolek lemah dan tiba-tiba mengeluarkan suara yang selama ini ditunggu-tunggu. Sebelum menghembuskan nafasnya yang terakhir, beo itu berkata, “Apakah benar tidak ada makanan selain cermin, tangga dan ayunan mahal ini?” 
 
Tahukah Anda maksud cerita itu? Beo itu diperlengkapi dengan fasilitas yang bagus dan mahal, tetapi sayang pria ini lupa memberi makan kepadanya. Tak heran kalau beo ini tidak mau bersuara dan akhirnya mati. Hal yang penting dan mendasar justru dilupakan, sebaliknya pria ini berkonsentrasi kepada hal-hal yang sebenarnya tidak perlu.
 
Mengabaikan hal yang penting karena disibukkan hal-hal yang kurang perlu. Pemandangan ini akan semakin jelas menjelang hari Natal atau hari Paskah, atau acara perayaan penting di gereja. Mempersiapkan diri begitu rupa menyongsong “hari suci” sampai tak menyadari bahwa ia sudah kehilangan makna yang sebenarnya. Sibuk rapat, mencari dana begitu rupa, latihan paduan suara, menyiapkan operet dan drama atau melakukan apapun yang dianggap penting pada momen ini. Namun pada gilirannya, ia melupakan makna yang sebenarnya dari momentum yang sedang ia rayakan. Setelah semuanya berlalu, maka tak tersisa sedikitpun makna yang bisa direnungkan. Kecuali hanya menyisakan keletihan, kejengkelan dan kecapekan yang luar biasa. Kiranya renungan ini selalu mengingatkan agar di saat kita menyibukkan diri pada sebuah momentum yang sedang kita rayakan, kita tidak kehilangan makna yang sebenarnya dari momentum itu.

Sebuah momen tidak akan pernah berarti jika sudah kehilangan maknanya.

Sumber: http://www.renungan-spirit.com/renungan-kristen.html
READ MORE - Renungan Harian: Tak Tersisa Makna

Kesaksian: Kisah Nyata Romo Magnis yang Mencintai Indonesia

Pemilihan Umum 2014 merupakan pesta demokrasi yang sangat ditunggu-tunggu oleh sebagian besar seluruh warga negara Indonesia, termasuk Profesor Doktor Romo Frans Magnis Suseno. Walau lahir dan dibesarkan di lingkungan bangsawan Jerman, tetapi Romo Magnis merasa memiliki ikatan yang kuat dengan negeri yang sudah didiaminya puluhan tahun ini. 
Ia tidak menampik awalnya ia merasa biasa-biasa saja dengan Indonesia. Namun seiring waktu, sejalan dengan dilibatkan dirinya dalam masalah-masalah yang terjadi baik tingkat daerah maupun nasional maka ia pun menganggap dirinya sebagai bagian dari NKRI. 
Bagi Romo Magnis, umat Kristiani di Indonesia pada dasarnya memiliki peranan besar dalam rangka menentukan masa depan Indonesia. Oleh sebab itu, ia memandang kehadiran para pengikut Kristus di suatu negara seharusnya memberi warna yang positif kepada wilayah dimana mereka tinggal atau berada. 
Romo Magnis memandang bahwa tidak cukup orang Kristen menjadi Kristen yang jujur dan berintegritas. Lebih dari pada itu, mereka yang mengaku beriman kepada Tuhan Yesus Kristus juga sepatutnya memikirkan nasib bangsa. 
Indonesia memang banyak sekali masalah, tetapi baginya, tidak ada bangsa, negeri, orang, yang tidak ada persoalan.  
Bangkit Dari Masalah
Seperti manusia lain, Romo Magnis juga memiliki masalah di dalam kehidupannya. Ketika situasi itu dialami, ia mengaku memiliki cara tersendiri untuk bangkit. Hal pertama yang biasa ia lakukan adalah ia mengingat kembali panggilan-Nya di dalam Yesus Kristus.   
"Jadi saya merasa ada latar belakang saya. Saya tidak sendirian. Itu (masalah adalah sesuatu yang) normal, Yesus sendiri banyak kesulitan. Jadi saya di situ mendapat motivitasi religius, kalau mau diucapkan begitu."
Selain mengingat panggilan di dalam Yesus Kristus, cara kedua ia bangkit dari masalah adalah ia datang kepada komunitas yang sejak lama ia masuki. Ketika ia menjumpai orang-orang di dalam komunitas lamanya itu, ia sungguh mendapat dukungan yang sangat berarti. Baginya, dua hal yang ia laksanakan tersebut sungguh membantunya di dalam hari-hari sulit yang ia hadapi. 

Sumber: http://www.jawaban.com/read/article/id/2014/07/04/78/140704150318/Kisah-Nyata-Romo-Magnis-yang-Mencintai-Indonesia
READ MORE - Kesaksian: Kisah Nyata Romo Magnis yang Mencintai Indonesia

Kesaksian: Suwarno, Ekspresikan Kasih Tuhan Melalui Anak Jalanan

Mengorbankan nyawa dan karir demi anak-anak jalanan, hal ini bisa dilihat langsung dari sosok seorang Suwarno Asmoro. Bermula saat pulang kuliah dan bertemu tiga pengamen anak di depan Jakarta Design Centre. Bingung melihat ketiganya yang membawa tas, Suwarno menanyakan apa isi dalam tas tersebut. Ketiganya lantas menunjukkan buku pelajaran Lembar Kerja Siswa (LKS) yang mereka bawa didalam tas. Tergerak, iapun langsung mengajar dan memandu ketiga pengamen tersebut mengerjakan tugas sekolahnya. Tidak disangka ternyata reaksi yang diterima sangat menggembirakan. Mereka melompat dan teriak gembira, saat ditanya kenapa bisa sesenang itu, mereka senang karena tidak akan di hukum lagi di sekolah.

Setelah menjadi seorang apoteker, Suwarno merasa gelisah. Gaji cukup besar dan dia bisa saja kaya dengan penghasilannya. Tetapi ia tidak ingin kaya materi, melainkan kaya yang bermanfaat. Kaya itu adalah ketika kita menginvestasikan diri kita sehingga orang bisa menikmatinya. Bagaimana? Suwarno memutuskan untuk keluar dari zona nyamannya dan berhenti bekerja. Kepeduliannya akan kaum termarjinalkan muncul sejak pertemuan dengan anak-anak yang sibuk mengamen, sementara kesulitan untuk mengerjakan tugas sekolah dan memahami pelajaran.

Bukan uang yang dibutuhkan anak-anak pengamen ini melainkan pengetahuan. "Saya berpikir, wah ternyata ini needs mereka. Kebutuhan mereka.bukan uang, kalau uang kan nnati diminta orantuanya." Akhirnya Suwarno beralih menjadi guru privat les anak-abnak pengamen. Niat baik juga tidak selamanya tanpa hambatan. Respon yang datang padanya juga pernah menimbulkan kecurigaan, caci-maki hingga berujung pada pertikaian fisik, baginya ini adalah hal yang biasa.

"Pernah ada orang tua yang datang dan dobrak pintu". Ayahnya marah-marah dan memaksa anaknya untuk kembali megamen. Marah, Suwarno mengatakan, "Saya engga mau anak bapak itu seperti bapak, saya mau anak itu pinter." Tetap tidak terima, orang-tua pergi, setelah itu anaknya juga menyusul. Tetapi belum berhenti, ternyata orangtua tersebut kembali, kali ini dengan membawa komplotan preman. Suwarno akhirnya dipukuli dan dan dikeroyok.

Bukan menyerah, tetapi dia berusaha melakukan pendekatan, dengan meyentuh hati keluarga tersebut. Saat ibu dari anak pengamen tersebut sakit, Suwarno merawat dan memwanya kerumah sakit. Luluh, si ayah tadi mengijinkan dan mendukung apa yang dilakukan oleh Suwarno.

Hingga saat ini, Suwarno telah 15 tahun mengabdikan hidupnya mengajari anak-anak jalanan di daerah Jakarta. Bukan hanya belajar, tetapi dia juga memenuhi gizi dengan menyediakan susu. Indonesia sendiri, rendah kesadarannya untuk mengkonsumsi susu. Menurutnya susu dapat meningkatkan kemampuan otak dan emmbantu anak-anak dalam memahami pelajaran.
Kasih diwujudkan dalam tindakan yang nyata adalah karakter yang melekat dalam diri Suwarno. "Anak-anak yang akan memimpin bangsa. Jangan sampai mereka kehilangan masa anak-anak yang disebabkan orang-orang dewasa." Jangan sampai Indonesia kehilangan generasi. "Saya bisa begini itu karena Tuhan. Karena Tuhan yang sudah membela hidup saya. Suwarno hanya ingin mengekspresikan kasihya kepada Tuhan lewat anak-anak pengamen ini. "Ga usah banyak bicara, langsung bertindak, berlaku, ekspresikan yang ada dalam hati. Mengasihi sesama adalah ekspresi kita mengasihi Tuhan." Termasuk juga mengasihi bangsa. Orang yang sangat mengasihi Tuhan pasti sangat bermanfaat bagi bangsa ini. Kalau manusia bisa mengasihi Tuhan dengan baik, pasti bisa jadi berkat buat keluarga dan masyarakat

Sumber:http://www.jawaban.com/read/article/id/2014/07/16/9/140716121614/Suwarno%3A-Ekspresikan-Kasih-Tuhan-Melalui-Anak-Jalanan
READ MORE - Kesaksian: Suwarno, Ekspresikan Kasih Tuhan Melalui Anak Jalanan

Kesaksian: Angelique Widjaja, Bayar Harga Demi Raih Prestasi di Bidang Tenis

Petenis Angelique Widjaja adalah salah satu atlet muda berprestasi Indonesia lewat prestasinya merebut gelar juara Wimbledon Junior  (2001) dan Rolland Garros Junior (2002). Meski sangat berbakat di bidang tenis, yang diakuinya sebagai panggilan hidupnya, namun wanita kelahiran Bandung, 12 Desember 1984 ini tak lekang dari beragam tantangan untuk mencapai puncak prestasi itu.
Angie sapaan akrabnya, mengakui bahwa bakatnya di bidang tenis adalah anugerah yang telah ia terima sejak kecil. Sehingga dengan maksimal Angie akhirnya mampu merebut kedua gelar bersejarah itu di sepanjang karirnya.
"Saya bangga bukan karena saya bisa juara aja, karena diantara yang dua ini (Wimbledon dan Roland Garros) hanya orang Indonesia yang menang, itu hanya saya. Tapi di dalam lubuk hati saya yang paling dalam, itu yang saya paling senang karena saya bisa membanggakan orang tua saya," jelas Angie.
Namun disaat Angie berada di puncak kariernya, tahun 2004 Angie mengalami cedera pada lututnya dan mengharuskannya beristirahat dari lapangan tenis. Hampir setahun lamanya, Angie harus menelan pil pahit berhenti secara total dari lapangan. "Habis operasi pertama itu kan saya harus stop selama hampir setahun, fisikkan dari nol lagi karena nggak pernah kelihatan di lingkungan tenis itu setahun cukup lama. Saya benner-benner latihannya dari titik nol, dari titik yang paling bawah. Latihannya masih kayak orang yang baru main tenis, tapi menurut saya itu harga yang harus saya bayar karena nggak ada sesuatu pun yang bisa saya dapat dengan instan," tuturnya.
Untuk kembali lagi bermain di lapangan, latihan itu pun harus dijalankannya dengan kerja keras demi kembali meraih prestasi dalam bidang tenis. Tahun 2007, Angie kembali merebut juara di ajang tim wanita Indonesia dan memenangkan Asean Games, dilanjutkan dengan prestasinya di ajang ITF di Jakarta sekaligus sebagai akhir dari prestasinya di dunia tenis. Entah alasan apa, ia merasa sangat yakin mengambil keputusan untuk gantung raket saat masih di usia produktif.
"Tuhan memberikan saya kekuatan, ketika saya harus mengambil keputusan itu, saya damai sejahtera sih. Saya nggak pernah menyesal dengan keputusan yang saya ambil".
Setelah pensiun dari lapangan tenis, Angie pun aktif membangun sekolah tenis khusus untuk anak-anak di Jakarta. Ia berharap dengan akademi olahraga ini, tenis dapat menjadi olahraga yang banyak diminati di Indonesia.

Sumber: http://www.jawaban.com/read/article/id/2014/08/04/9/140804193530/Angelique-Widjaja%2C-Bayar-Harga-Demi-Raih-Prestasi-di-Bidang-Tenis
READ MORE - Kesaksian: Angelique Widjaja, Bayar Harga Demi Raih Prestasi di Bidang Tenis

Kesaksian: Yoris Sebastian

Yoris Sebastian adalah sosok muda yang sudah banyak memetik kesuksesan di bidang industri kreatif. Pemenang International Entrepreneur muda di Inggris tahun 2006 ini pernah menjadi General Manager termuda di Hard Rock Café Indonesia disaat masih berusia 26 tahun.
Sejak usia 34 tahun, Yoris mendirikan sebuah perusahaan bernama OMG creative consulting. Yoris juga berbakat dalam bidang menulis, dimana dirinya sudah menghasilkan tiga buku.
Sepanjang menaiki tangga kesuksesan itu, Yoris memanfaatkan ide-ide kreatif yang muncul saat menjalani masa-masa inkubasi (masa tunas, red). Masa inkubasi menghantarkan pria muda ini menjadi seorang pemikir dan penulis kreatif.  “Kalau saya sih percaya yang namanya inkubasi. Nah, masa inkubasi ini yang membantu saya. Dengan begitu, saya jarang tidak punya ide karena inkubasi tadi,” ujar Yoris.
Proses inkubasi, kata Yoris, adalah masa dimana dirinya punya banyak waktu untuk menelurkan ide-ide kreatif untuk setiap proyek yang ia terima, termasuk dalam menulis. Dalam masa-masa itulah, Yoris berani berpikir di luar dari biasanya atau out of the box. “Kalau misalnya bikin buku, writer’s blog. Kayak buku pertama saya, saya bikin tiga tahun. Dua tahunnya inkubasi. Saya malah mulai nulis bukunya setengah tahun terakhir”.
Kendati sudah menelurkan beragam ide-ide kreatif yang sudah diakui banyak orang, Yoris tetaplah seorang tokoh sukses yang pernah mengalami kegagalan. Ide kreatif bisa saja gagal, namun Yoris bukanlah pribadi yang mudah menyerah. “Saya tidak terlalu meratapi kegagalan, tapi baik sukses maupun tidak sukses, lalu kita catat. Siap sukses dan siap gagal”.
Sebagai pribadi yang telah dikenal luas meneluskan karya-karya kretaifnya, Yoris tetap menyadari bahwa sumber kreatif itu adalah Sang Pencipta. Hal ini dituliskannya secara gamblang di buku ketiganya yang berjudul ‘101 Creative Notes’, bahwa doa dan bekerja adalah satu kesatuan yang harus berjalan beriringan.
“Di buku saya ‘101 Creative Notes’: Manusia berusaha, Tuhan juga yang menentukan. Kita manusia harus tetap berusaha, baru dilangkah 101 Tuhan yang menentukan,” ujarnya.
Sebagai tokoh inspiratif muda Indonesia, Yoris mengajak para generasi muda untuk tetap terus mengasah kreatifitasnya. “Kreatifitas itu adalah skill yang bisa dilatih, dan bukan faktor bawaan. Selama kita menyukai kreatifitas dan mau melatihnya. Mudah-mudahan kreatifitas itu dapat dimanfaatkan untuk manfaat bagi sesama dan secara umum untuk Indonesia”.

Sumber: http://www.jawaban.com/read/article/id/2014/09/22/9/140922192526/Yoris-dan-Ide-ide-Kreatif-Suksesnya
READ MORE - Kesaksian: Yoris Sebastian

Humor: Kereta Mogok

Sebuah kereta api dengan dua mesin melakukan perjalanan dari Jakarta ke Yogyakarta. Satu jam kemudian, masinis memberikan pengumuman kepada penumpang, "Para penumpang yang terhormat, saya memiliki satu berita buruk dan satu berita baik. Berita buruknya adalah salah satu mesin kereta ini rusak. Berita baiknya, kereta ini memiliki dua mesin sehingga masih dapat melanjutkan perjalanan."
Kereta itu pun melanjutkan perjalanan tanpa hambatan. Beberapa jam kemudian, sang masinis kembali muncul dan memberikan pengumuman, "Para penumpang yang terhormat, saya memiliki satu berita baik dan satu berita buruk. Berita buruknya mesin kedua kita tidak berfungsi. Berita baiknya, Anda sedang menumpang kereta api, bukan pesawat terbang."

Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita 

Sumber: Make Them Laugh Help Them Learn, halaman 128
READ MORE - Humor: Kereta Mogok

Humor: Nenek Beriman

Ada seorang nenek yang terkenal memiliki keberanian untuk bersaksi tentang imannya. Dia sering kali berdiri di halaman rumahnya dan berteriak "PUJI TUHAN!!"

Tetangga nenek tersebut adalah seorang atheis yang sangat kesal dengan tingkah laku si nenek. Setiap kali si nenek berteriak, "PUJI TUHAN!", si atheis akan balas berteriak, "Tidak ada Tuhan!"
Suatu hari, si nenek tidak memiliki uang sepeser pun untuk membeli makanan. Dia berteriak "PUJI TUHAN! TUHAN, SAYA MEMBUTUHKAN MAKANAN! KIRANYA ENGKAU MENGIRIMKAN SAYURAN."

Keesokan harinya, si nenek keluar dan menemukan sekantong sayur-sayuran, lalu berteriak "PUJI TUHAN!" Tiba-tiba, si atheis muncul dari balik pagar dan berkata, "Aha! Aku sudah bilang 'kan kalau Tuhan itu tidak ada. Sayuran itu aku yang beli, bukan Tuhan!"

Si nenek lalu berbalik masuk ke rumahnya sambil berdoa "PUJI TUHAN, Engkau bukan saja mengirimiku sayuran, Engkau bahkan menyuruh iblis yang membayarnya. Puji Tuhan!"

Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah! (Filipi 4:4)

Sumber: http://jokes.christiansunite.com/Faith/A_Very_Faithful_Woman.shtml 
READ MORE - Humor: Nenek Beriman

Humor: Pascaoperasi

Seorang pendeta baru saja siuman setelah menjalani operasi. Ia dibawa ke kamar pemulihan dan ditempatkan bersama dua orang lainnya. Sang pendeta bergumam dengan lega, "Syukurlah, semuanya sudah berlalu. Terima kasih Tuhan."
Orang di sebelah kanannya berkata, "Pak Pendeta, sebaiknya Bapak jangan terlalu yakin dulu. Kemarin, mereka meninggalkan karet busa di dalam perut saya. Jadi, saya harus menjalani operasi lagi."
Orang di sebelah kirinya berkata, "Saya juga harus dioperasi ulang. Mereka meninggalkan gunting di dalam perut saya."
Pak pendeta berkata, "Saya yakin itu tidak akan terjadi pada saya. Dokternya adalah anggota jemaat saya. Ia pasti akan mengerjakannya dengan hati-hati. Tadi, dia mengatakan bahwa semua peralatan operasi lengkap, enggak ada yang kurang."
Tiba-tiba pintu terbuka. Dokter yang mengoperasi si pendeta masuk dengan wajah panik dan berkata, "Suster, apa Anda melihat handphone saya?"

Anak-anakku, waspadalah terhadap segala berhala. (1 Yohanes 5:21)

Sumber: Senam Mulut Bikin Imut, halaman 79
READ MORE - Humor: Pascaoperasi

Humor: Siapa yang Pintar

Bejo adalah seorang pemuda yang putus sekolah. Ia berteman dengan Tono, seorang pemuda yang super jenius. Suatu hari, mereka pergi bersama-sama menggunakan kendaraan umum. Karena bosan, Tono, si jenius, punya ide.

Tono: Ayo, kita bermain biar tidak bosan. Aku akan menanyakan sesuatu dan kalau kamu tidak dapat menjawabnya, kamu harus memberiku uang seribu rupiah. Akan tetapi, kalau kamu bertanya kepadaku dan aku tidak bisa menjawabnya, aku harus memberimu uang lima ribu rupiah.

Tono yakin bahwa dia akan menang karena dia lebih pintar dari Bejo sehingga ia tahu kalau Bejo tidak akan bisa menjawab pertanyaannya.

Bejo: Oke, siapa takut?
Tono: Apa arti teori Pythagorian?
Bejo: Wah, kalau itu aku nggak tahu, Bro!
 
Dan, sesuai kesepakatan, Bejo memberikan uang seribu rupiah kepada Tono.

Bejo: Sekarang giliranku. Apakah ini: dia punya tiga kaki ketika naik ke bukit, tetapi punya empat kaki ketika turun dari bukit?
Tono (sambil berpikir keras): Hmmmm ... aku menyerah. Aku tidak tahu jawabannya.

Tono lalu memberikan uang lima ribu rupiah kepada Bejo.

Tono: Jadi, apa jawabannya, Bejo?
Bejo: Aku juga tidak tahu! (Sambil menyerahkan uang seribu rupiah kepada Tono.)

Dan, permainan berakhir karena bus sudah tiba di tempat tujuan mereka.

Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh! 

Sumber: http://jokes.christiansunite.com/Miscellaneous/Super_Genuis.shtml
READ MORE - Humor: Siapa yang Pintar

Sabtu, 27 September 2014

Cerita Inspiratif: Tangan Ibuku

Beberapa tahun yang lalu, ketika ibu saya berkunjung, ia mengajak saya untuk berbelanja bersamanya karena dia membutuhkan sebuah gaun yang baru. Saya sebenarnya tidak suka pergi berbelanja bersama dengan orang lain, dan saya bukanlah orang yang sabar, tetapi walaupun demikian kami berangkat juga ke pusat perbelanjaan tersebut.

Kami mengunjungi setiap toko yang menyediakan gaun wanita, dan ibu saya mencoba gaun demi gaun dan mengembalikan semuanya. Seiring hari yang berlalu, saya mulai lelah dan ibu saya mulai frustasi. Akhirnya, pada toko terakhir yang kami kunjungi, ibu saya mencoba satu stel gaun biru yang cantik terdiri dari tiga helai. Pada blusnya terdapat sejenis tali di bagian tepi lehernya, dan karena ketidaksabaran saya, maka untuk kali ini saya ikut masuk dan berdiri bersama ibu saya dalam ruang ganti pakaian.

Saya melihat bagaimana ia mencoba pakaian tersebut, dan dengan susah mencoba untuk mengikat talinya.Ternyata tangan-tangannya sudah mulai dilumpuhkan oleh penyakit radang sendi dan sebab itu dia tidak dapat melakukannya.

Seketika ketidaksabaran saya digantikan oleh suatu rasa kasihan yang dalam kepadanya. Saya berbalik pergi dan mencoba menyembunyikan air mata saya yang mengalir keluar tanpa saya sadari.

Setelah saya mendapatkan ketenangan lagi, saya kembali masuk ke kamar ganti untuk mengikatkan tali gaun tersebut. Pakaian ini begitu indah, dan dia membelinya.

Perjalanan belanja telah berakhir, tetapi kejadian tersebut terukir dan tidak dapat terlupakan dari ingatan saya. Sepanjang sisa hari itu, pikiran saya tetap saja kembali pada saat berada di dalam ruang ganti pakaian tersebut dan terbayang tangan ibu saya yang sedang berusaha mengikat tali blusnya. Kedua tangan yang penuh dengan kasih, yang pernah menyuapi saya, memandikan saya, memakaikan baju, membelai dan memeluk saya, dan terlebih dari semuanya, berdoa untuk saya, sekarang tangan itu telah menyentuh hati saya dengan cara yang paling membekas dalam hati saya.

Kemudian pada sore harinya, saya pergi ke kamar ibu saya, mengambil tangannya, menciumnya dan, yang membuatnya terkejut,memberitahukannya bahwa bagi saya kedua tangan tersebut adalah tangan yang paling indah di dunia ini.

Saya sangat bersyukur bahwa Tuhan telah membuat saya dapat melihat dengan mata saya yang baru betapa bernilai dan berharganya kasih sayang yang penuh pengorbanan dari seorang ibu. Saya hanya dapat berdoa bahwa suatu hari kelak tangan saya dan hati saya akan memiliki keindahannya tersendiri.

Dunia ini memiliki banyak keajaiban, Segala ciptaan Allah yang begitu agung; Tetapi tak satu pun yang dapat menandingi keindahan tangan ibu.

(Bev Hulsizer)

source: http://kasih-yesus-dihidupku.blogspot.com/2010/03/tangan-ibuku.html
READ MORE - Cerita Inspiratif: Tangan Ibuku

Cerita INspiratif: Allah Mempunyai Fotomu

Seorang artis pencandu obat-obatan dan divonis oleh dokter bahwa dia terkena virus HIV, kini tergolek sekarat di rumahnya. Seorang teman datang untuk menghibur dan mencoba menguatkan imannya. Namun dosa-dosa yang telah diperbuat sang artis ini telah membutakan nya sehingga dia merasa sangat putus asa.

"Aku berdosa," katanya.

"Aku telah menghancurkan hidupku sendiri dan kehidupan banyak orang di sekelilingku. Sekarang aku tersiksa dan tidak ada lagi yang bisa aku perbuat untuk memperbaikinya. Aku akan masuk neraka."

Temannya ini melihat ada sebuah potret gadis kecil yang cantik dan lucu dengan pigura indah di atas meja kecil di samping tempat tidur sang artis. Lalu dia bertanya, "Foto siapa ini ?"

Mendengar pertanyaan itu, si artis bangkit semangatnya dan menjawab dengan antusias, "Itu putriku. Dia adalah mutiara hidupku. Satu-satunya yang terindah yang aku miliki."

"Apakah kamu akan menolongnya jika dia mendapat kesulitan atau apakah kamu memaafkannya apabila dia melakukan kesalahan. Apakah kamu masih menyayanginya?" tanya sang teman.

"Tentu saja," jawab sang artis. "Aku akan melakukan apapun demi dia. Mengapa kamu bertanya seperti ini ?"

"Saya ingin kamu tahu bahwa Allah juga punya foto dirimu di atas mejanya."

Sang artis tersentak. Sudah lama ia tidak mendengar kata Allah dan bahkan tidak pernah mengucapkannya.

Saudara, mengapa kita sering menghakimi diri kita sendiri dengan tuduhan-tuduhan yang kejam, dengan pikiran-pikiran yang jelek? Kalau kita saja menghakimi diri sendiri seperti itu, bagaimana dengan orang lain?

Apakah kita lupa, bahwa kita ini milik kepunyaan Allah? Apakah kita lupa pengorbanan Tuhan Yesus di kayu salib adalah untuk membuktikan kepada kita bahwa kita ini berharga dan mulia.

Kita sangat sangat dikasihi-Nya. Seburuk apapun kesalahan dan pelanggaran kita, Allah mau mengampuninya. Kasih-Nya menutupi semuanya. Kasih-Nya tulus, yang dibuktikanNya dengan datang sebagai bayi kecil, kemudian Dia mencurahkan darah-Nya untuk menebus kita dan menguduskan kita sekali untuk selamanya.

Dia bukan hanya mempunyai foto diri kita, tapi juga keseluruhan hidup kita. Kita harus bersyukur karena kita terpahat ditanganNya.

source: http://kasih-yesus-dihidupku.blogspot.com/2010/11/allah-mempunyai-fotomu.html
READ MORE - Cerita INspiratif: Allah Mempunyai Fotomu

Cerita Inspiratif: Anak Ayam diganti Roti Ayam

Seorang perempuan Kristen mempunyai 2 ekor anak ayam. Anak ayam itu sering mencari makan di halaman rumah tetangganya yang cepat naik darah. Suatu hari tetangganya menangkap kedua anak ayam itu dan mencekik lehernya sehingga mati. Lalu anak ayam itu dilemparkannya kembali melalui pagar. Tentu saja perempuan itu berduka tetapi dia tidak menjadi marah dan mencaci maki tetangganya. Sebaliknya ia mengambil anak ayam itu, mencabuti bulunya dan memasaknya menjadi roti ayam. Kemudian mengirimkan roti ayam tsb ke rumah tetangganya yg telah membunuh anak ayam itu. Perempuan itu meminta maaf karena tidak berhati-hati menjaga anak ayamnya.

Tetangganya tidak bisa berkata apa-apa. Roti ayam dan permintaan maaf itu membuatnya malu. Sebenarnya bukan maksud perempuan itu untuk membuat dia malu tetapi motivasinya membalas kejahatan dgn kebajikan adalah untuk memperlihatkan kasih Kristen yang nyata kepada tetangganya.

Ingat :
Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? ( Matius 5:46)
 
http://giajemursarisurabaya.blogspot.com/2011/07/anak-ayam-diganti-roti-ayam.html
READ MORE - Cerita Inspiratif: Anak Ayam diganti Roti Ayam

Renungan Harian: Mau Menjadi Telur, Wortel atau Kopi

Seorang wanita yang baru saja menikah, datang pada ibunya dan mengeluh soal tingkah laku suaminya. Setelah pesta pernikahan, baru ia tahu karakter asli sang suami: keras kepala, suka bermalas-malasan, boros, dsb. Wanita muda itu berharap orangtuanya ikut menyalahkan suaminya. Namun betapa kagetnya dia karena ternyata ibunya diam saja. Bahkan sang ibu kemudian malah masuk ke dapur, sementara putrinya terus bercerita dan mengikutinya. Sang ibu lalu memasak air. Setelah sekian lama, air mendidih. Sang ibu menuangkan air panas mendidih itu ke dalam 3 gelas yang telah disiapkan.

Di gelas pertama ia masukkan TELUR. Di gelas kedua, ia masukkan WORTEL. Dan di gelas ketiga, ia masukkan KOPI.

Setelah menunggu beberapa saat, ia mengangkat isi ketiga gelas tadi, dan hasilnya:
WORTEL yang KERAS menjadi LUNAK,
TELUR yang mudah PECAH menjadi KERAS, dan
KOPI menghasilkan aroma yang HARUM.

Lalu sang ibu menjelaskan: “Nak, MASALAH DALAM HIDUP ITU BAGAIKAN AIR MENDIDIH. Namun, bagaimana sikap kitalah yang akan menentukan dampaknya.

Kita bisa menjadi:
Lembek seperti wortel. Mengeras seperti telur. Atau harum seperti kopi.

Jadi, wortel dan telur bukan mempengaruhi air … mereka malah berubah oleh air, sementara kopi malah mengubah air, membuatnya menjadi harum.”

Dalam tiap masalah, selalu tersimpan mutiara iman yang berharga. Sangat mudah untuk bersyukur saat keadaan baik-baik saja. Tapi apakah kita dapat tetap percaya saat pertolongan Tuhan seolah tidak kunjung datang?

Hari ini kita belajar ada 3 reaksi orang saat masalah datang. Ada yang menjadi lembek, suka mengeluh, dan mengasihani diri sendiri. Ada yang mengeras, marah dan berontak pada Tuhan. Ada juga yang justru semakin harum, menjadi semakin kuat dan percaya padaNYA.

Ada kalanya Tuhan sengaja menunda pertolonganNYA. Apa tujuannya??? Agar kita belajar percaya dan setia! Karena tidak pernah ada masalah yang tidak bisa Tuhan selesaikan
 
Sumber:http://giajemursarisurabaya.blogspot.com/2011/09/mau-menjadi-wortel-telur-atau-kopi.html
READ MORE - Renungan Harian: Mau Menjadi Telur, Wortel atau Kopi