Kesaksian Bono Vokalis Band U2 tentang karma dan karunia
Ketika seorang rocker terkenal bicara tentang spiritualitas, pasti sangat menarik apalagi yang berbicara adalah Bono, vokalis band U2. Dalam buku Bono: In Conversation with Michka Assayas (Riverhead Books), Bono menjelaskan pandangannya tentang karma dan karunia
Assayas:
Ketika seorang rocker terkenal bicara tentang spiritualitas, pasti sangat menarik apalagi yang berbicara adalah Bono, vokalis band U2. Dalam buku Bono: In Conversation with Michka Assayas (Riverhead Books), Bono menjelaskan pandangannya tentang karma dan karunia
Assayas:
I think I am beginning to understand religion because I have started
acting and thinking like a father. What do you make of that?
Saya pikir saya mulai memahami agama karena saya telah mulai bertindak dan berpikir layaknya seorang ayah. Bagaimana pendapat anda?
Bono:
Yes, I
think that's normal. It's a mind-blowing concept that the God who
created the universe might be looking for company, a real relationship
with people, but the thing that keeps me on my knees is the difference
between Grace and Karma.
Ya, saya pikir itu normal. Ini adalah konsep yang sangat inspirational bahwa Tuhan yang menciptakan alam semesta mungkin menginginkan teman, sebuah hubungan yang sejati dengan manusia, tapi satu hal yang membuatku tetap taat adalah perbedaan antara karma dan karunia.
Assayas:
I haven't heard you talk about
that.
Saya belum pernah mendengar anda berbicara mengenai hal itu.
Bono:
I really believe we've moved out of the realm of Karma into
one of Grace.
Saya benar-benar percaya bahwa kita telah keluar dari dunia karma dan masuk ke dalam kasih karunia.
Assayas:
Well, that doesn't make it clearer for me.
Nah, Itu tidak membuatnya lebih jelas bagi saya.
Bono:
You
see, at the center of all religions is the idea of Karma. You know,
what you put out comes back to you: an eye for an eye, a tooth for a
tooth, or in physics—in physical laws—every action is met by an equal or
an opposite one. It's clear to me that Karma is at the very heart of
the universe. I'm absolutely sure of it. And yet, along comes this idea
called Grace to upend all that "as you reap, so you will sow" stuff.
Grace defies reason and logic. Love interrupts, if you like, the
consequences of your actions, which in my case is very good news indeed,
because I've done a lot of stupid stuff.
Perhatikan, pusat dari semua agama adalah ide mengenai karma. Kau tahu, apa yang anda lakukan akan kembali pada anda: mata ganti mata, gigi ganti gigi, atau dalam ilmu fisika - Hukum fisika - setiap aksi akan bertemu dengan aksi yang serupa atau yang bertentangan. Sangat jelas bagi saya bahea karma ada di setiap hati alam semesta. Saya sangat yakin akan hal itu. Namun, ada juga ide yang disebut Karunia yang melampaui hal tentang "menuai apa yang anda tabur". Karunia menentang akal dan logika. Kasih menginterupsi konsuekuensi dari apa yang telah anda lakukan, ini merupakan kabar gembira bagi saya, karena saya telah melakukan begitu banyak hal bodoh.
Dalam perbicangan di atas, Bono menyatakan bahwa pusat atau dasar dari agama-agama adalah ide tentang Karma. Karma adalah apa yang kamu lakukan akan kembali kepada kamu sendiri. Setiap tindakan akan mendapat balasan yang setimpal. Mata ganti mata, gigi ganti gigi. Karma tidak hanya menentukan nasib akhir manusia tetapi mempengaruhi imannya. Bedasarkan Karma, maka manusia menjalankan ibadahnya berdasarkan rasa takut (takut kualat) dan bukan kasih. Di sisi lain, Allah Pencipta Semesta itu sebenarnya ingin menjalin relasi dengan kita bukan atas dasar Karma. Karma membuat manusia hidup dalam ketakutan dan menjadi tak berpengharapan. Dalam Karma, manusia dibayang-bayangi segala kesalalahnya di masa lalu. Pada akhirnya muncul yang dinamakan dengan karunia, atau yang kita kenal dengan istilah anugerah atau rahmat. Karunia atau anugerah melampaui akal dan logika. Karunia melampaui karma. Ini menurut Bono adalah suatu kabar baik karena dia sudah melakukan hal-hal yang bodoh di masa lalu. Karunia sendiri adalah suatu anugerah atau pemberian tertinggi yang diberikan kepada manusia yang tidak layak menerimanya. (Webster : the free unmerited love and favor of God, Thayer : the idea of kindness which bestows upon one what he has not deserved ).
Masih menurut Bono, kita berada dalam masalah kalau Karma menjadi Hakim kita. Karma tidak akan memaafkan segala kesalahan kita. Karma tidak akan mengecualikan dosa kita, sekecil apapun. Tetapi sebagaimana dikatakan Bono, bahwa dia berpegang pada Karunia. Dia percaya bahwa Yesus telah menanggung semua dosanya di kayu Salib. Bono mengakui bahwa dia sadar akan dirinya dan berharap dia tidak harus mengandalkan keberagamaannya.
"I'm holding out that Jesus took my sins onto the cross, because I know who I am, and I hope I don't have to depend on my own religiosity."
Hal yang paling tajam dijelaskan oleh Bono di sini berkaitan dengan Karma adalah manusia tidak bisa menyelamatkan dirinya dengan perbuatan baik.
Bono berkata...
“But I love the idea of the Sacrificial Lamb. I love the
idea that God says: Look, you cretins, there are certain results to the
way we are, to selfishness, and there's a mortality as part of your
very sinful nature, and, let's face it, you're not living a very good
life, are you? There are consequences to actions. The point of the death
of Christ is that Christ took on the sins of the world, so that what we
put out did not come back to us, and that our sinful nature does not
reap the obvious death. That's the point. It should keep us humbled… .
It's not our own good works that get us through the gates of heaven."
Bono menyatakan bahwa ia suka dengan konsep Anak Domba Pengorbanan. Ia percaya bahwa upah dosa ialah maut dan ia sadar bahwa kita manusia tidak hidup dengan sempurna dan banyak melakukan hal yang buruk. Tujuan dari matinya Kristus adalah untuk mengambil dosa-dosa dunia, dan supaya kita yang berdosa ini tidak memperoleh kematian yang kekal. Oleh karena itu, kita harus rendah hati karena bukan perbuatan baik kita yang membawa kita masuk ke dalam surga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar