Eka
Budianta, pria bernama asli Christophorus Apolinaris Eka Budianta
adalah seorang sastrawan yang telah banyak menuangkan
pemikiran-pemikirannya dalam bentuk tulisan baik berupa buku, essay,
cerpen maupun puisi. Sejumlah karya itu bahkan mendapat beragam
penghargaan dari pemerintah.
Mantan
wartawan dan koresponden Jepang ini mengaku memakai bakat menulisnya
sebagai saksi untuk menyatakan kebaikan dan kebesaran Tuhan atas alam
semesta. Melalui tulisan, Eka menuangkan berbagai pemikiran serta rasa
syukur-Nya atas kebaikan Tuhan dan ciptaan-nya yang bermanfaat bagi
manusia kepada orang lain. "Kita harus berterima kasih dan kita
mencermati ciptaan-ciptaan Tuhan itu, menghargainya, merawatnya dan
membuat orang lain sayang kepadanya, maka itulah saya menulis buat buku,
buat cerpen, buat puisi dan lain-lain," ujar Eka.
Di
tengah semakin tingginya pencemaran lingkungan, rasa prihatin Eka
mendorongnya untuk menggalakkan solusi lewat pemikiran-pemikiran itu.
"Saya menulis itu untuk membuktikan kita mencintai ciptaan Tuhan. Setiap
orang kalau mau mencintai lingkungan harus cermat mempelajari
lingkungannya, mengenal lingkungannya dengan baik".
Selain
itu, ia menyampaikan agar setiap orang harus mempunyai keterampilan
untuk memanfaatkan dan menjaga lingkungan, serta mengajak orang lain
untuk mencintai lingkungan itu sendiri. Konsistensi yang ditunjuan sosok
Eka sebagai pecinta lingkungan adalah cinta kasih, dalam artian bahwa
setiap orang patut mengasihi, memahami dan memperbaiki tingkah laku
terhadap segala hal di sekitarnya termasuk lingkungan.
Profesinya
sebagai sastrawan hingga pengamat lingkungan diyakini pria yang juga
mengemban tugas sebagai pengurus dalam mitra lingkungan ini sebagai
sebuah jalan yang telah dituliskan oleh Tuhan. Ia percaya bahwa riwayat
hidup setiap orang sudah dituliskan oleh sang pencipta.
"Jalan
hidup kita, siapa-siapa yang akan kita temui, saya percaya bahwa pada
lazimnya riwayat hidupnya Eka, semua itu sudah ditulis dalam buku besar
Tuhan, tinggal kita ini menjalani hidup sebaik-baiknya".
Ia
pun berpesan agar manusia tetap cermat terhadap hal-hal yang sederhana
seperti mencintai lingkungan. Dengan sikap itu, ia percaya bahwa apapun
di sekitar manusia dapat dijadikan sebagai sumber berkah, sehingga kita
dapat menjadi sumber inspirasi bagi orang lain. "Kalau kita bisa memetik
inspirasi dari sebatang pohon, dari selembar daun pun bisa dapat uang,
bisa dapat nafkah, bisa hidup. Mencintai lingkungan itu justru
memuliakan Tuhan dan mendapatkan berkah dari Tuhan," pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar