AJARAN KRISTEN SEBAGAI PENUNTUN HIDUP

ajaran kristen tentang banyak hal

Yesus berkata: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku."

Senin, 23 November 2015

Humor: Pelajaran dari Kue Serabi

Seorang ibu sedang menyiapkan kue serabi untuk kedua putranya yang masih kecil. Kedua anak laki-laki tersebut mulai berdebat tentang siapa yang akan mendapatkan kue yang pertama. Ibu mereka melihat hal ini sebagai kesempatan yang baik untuk memberikan pelajaran moral kepada anak-anaknya.

"Jika Yesus sedang duduk di sini saat ini, Dia akan berkata, 'Biarkanlah saudaraku mendapatkan kue yang pertama, Aku bisa menunggu.'"

Si kakak menoleh kepada adiknya kemudian berkata, "Baiklah, kau yang jadi Yesus!"

"... Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri;" 
(Filipi 2:3b)

[Diterjemahkan dari: Buku "A Minister, a Priest, and a Rabbi"; Halaman 225]

READ MORE - Humor: Pelajaran dari Kue Serabi

Kamis, 12 November 2015

Cerita Inspiratif: Kisah Seorang Pelukis

Suatu hari seorang pelukis terkenal sedang menyelesaikan lukisan terbaiknya dan rencananya akan dipamerkan pada saat pernikahan Putri Diana. Ketika menyelesaikan lukisannya ia sangat senang dan terus memandangi lukisannya yang berukuran 2×8 m. Sambil memandangi, ia berjalan mundur dan ketika berjalan mundur ia tidak melihat ke belakang. Ia terus berjalan mundur dan di belakangnya adalah ujung dari gedung tersebut yang tinggi sekali dan tinggal satu langkah lagi dia bisa mengakhiri hidupnya.

Seseorang melihat pemandangan tersebut dan bermaksud untuk berteriak memperingatkan pelukis tersebut, tapi tidak jadi karena dia khawatir si pelukis tersebut malah bisa jatuh ketika kaget mendengar teriakannya. Kemudian orang yang melihat pelukis tersebut mengambil kuas dan cat yang ada di depan lukisan tersebut lalu mencoret-coret lukisan tersebut sampai rusak. Tentu saja pelukis tersebut sangat marah dan berjalan maju hendak memukul orang tersebut. Tetapi beberapa orang yang ada disitu menghadang dan memperlihatkan posisi pelukis tadi yang nyaris jatuh.

Kadang-kadang kita telah melukiskan masa depan kita dengan sangat bagus dan memimpikan suatu hari indah yang kita idamkan. Tetapi kadangkala rencana itu tidak bisa terlaksana karena Tuhan punya maksud lain yang lebih baik. Kadang-kadang kita marah dan jengkel terhadap TUHAN atau juga terhadap orang lain. Tapi perlu kita ketahui TUHAN selalu menyediakan yang terbaik. Dia melihat segala apa yang tidak kita lihat.

Sumber:http://renungan-harian.com/ilustrasi-kristen
READ MORE - Cerita Inspiratif: Kisah Seorang Pelukis

Selasa, 03 November 2015

Renungan Harian: Tuhan Memakai Pekerjaan Anda untuk Mencukupi Hidup Anda

“Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.” Filipi 4:19

Di mana Anda menempatkan rasa aman Anda?

Jika Anda menempatkan rasa aman Anda pada rekening tabungan Anda, atau pada pekerjaan Anda atau pada segala macam investasi yang Anda miliki, artinya Anda adalah seseorang yang tidak memiliki rasa aman, karena semua hal yang Anda andalkan tersebut dapat hilang dengan begitu saja.

Anda harus menempatkan rasa aman Anda pada sesuatu yang tidak akan pernah diambil dari Anda, yaitu Tuhan! Jika Anda menginginkan berkat Tuhan turun atas hidup dan keluarga Anda, maka Anda harus bergantung sepenuhnya kepada kekayaan yang dimiliki oleh Tuhan kita dan bukan bergantung pada kekayaan Anda sendiri seperti pada ayat dari surat Filipi di atas.

Pekerjaan Anda seharusnya bukan menjadi tempat menaruh rasa aman Anda. Pekerjaan Anda merupakan sebuah saluran berkat, tetapi Tuhanlah yang menjadi sumbernya. Jika Anda memahami konsep ini, Anda tidak akan merasa tertekan atau stress sepanjang hidup Anda. Mari kita pahami sekali lagi bahwa pekerjaan yang Anda tekuni sekarang adalah sebuah saluran berkat dimana Tuhanlah yang menjadi sumber dari segala yang Anda butuhkan.


Ketika kita menyalakan keran air di dapur rumah kita, maka air akan mengalir keluar, tetapi jika kerannya kita matikan, maka tidak ada setetes airpun yang mengalir. Jika keadaan yang terjadi seperti ini (tidak ada air yang keluar dari keran) apa yang akan Anda katakan? Apakah Anda akan berkata: “Ya ampun! Tidak ada air yang keluar dari keran. Dunia sudah sangat kekurangan air. Tidak ada air lagi yang tersisa di dunia ini”?

Benarkah demikian? Tentu saja tidak! Jika hal itu terjadi, maka masalah sebenarnya terletak pada salurannya, bukan pada sumbernya. Dunia memiliki banyak sekali cadangan air, tetapi saluran yang mengalirkannya yang bermasalah; biasanya saluran tersebut tersumbat atau karena sebab lain.

Jika salah satu saluran dalam hidup Anda tersumbat oleh sesuatu sehingga tidak dapat mengalirkan berkat Tuhan, maka Tuhan dapat dengan mudah membuka saluran yang lain. Jika Tuhan menutup sebuah pintu dalam hidup Anda, maka Ia akan membuka pintu lainnya untuk memberkati Anda. Kalaupun pintu yang lain tersebut tertutup, Ia dapat membuka jendela untuk memberkati Anda dan Anda dapat keluar melewati semuanya itu.

Sumber: http://www.pelitahidup.com/2015/11/01/tuhan-memakai-pekerjaan-anda-untuk-mencukupi-hidup-anda/#.Vji9iG6P8Zc
READ MORE - Renungan Harian: Tuhan Memakai Pekerjaan Anda untuk Mencukupi Hidup Anda

Selasa, 20 Oktober 2015

Kesaksian: Tongaland, Dulu dan Sekarang

Lebih dari tiga tahun yang lalu Every Home for Christ sama sekali tidak mengetahui apapun tentang suku Tonga -- yang berjumlah sekitar 100.000 orang dan tinggal di bagian tenggara Zimbabwe. Suku ini terdaftar sebagai "suku terabaikan" di buku panduan misi pada saat itu. Sejak saat itu Allah telah merencanakan hal-hal yang mengagumkan dan suku ini sekarang dapat dikeluarkan dari daftar "suku terabaikan". Bagaimana hal itu bisa terjadi? Kisahnya adalah sebagai berikut ....

Direktur wilayah EHC, Pete Simonis, mengetahui banyak hal tentang suku Tonga karena dia pernah terlibat dalam usaha mengabarkan Injil kepada suku ini sejak awal. Dalam berbagai hal, suku Tonga mewakili ribuan kelompok suku terabaikan yang dilayani oleh para pekerja EHC di seluruh dunia. Para pekerja itu harus mengenalkan Injil kepada mereka sebelum dengan penuh percaya diri berkata bahwa mereka telah menjangkau rumah yang terakhir. Beginilah kisah dari Pete Simonis:

Cleopas Chitapa, direktur EHC nasional di Zimbabwe, diminta untuk mengadakan penelitian dan mengumpulkan informasi sehingga dapat dipakai sebuah tim untuk memulai awal pelayanannya di antara suku Tonga. Cleopas bekerja keras untuk melakukan penelitian tersebut namun dia tidak mendapat terlalu banyak informasi. Hal ini sungguh mengherankan. "Saya akhirnya memastikan sebuah tanggal untuk bertemu Cleopas di Harare dan memintanya untuk menyerahkan hasil final penelitiannya sebelum saya tiba: 'Silakan pergi dan bertanya kepada jurusan ilmu humanisme atau universitas antropologi, dan jika mereka tidak mengetahuinya, pergilah ke perpustakaan untuk mencari kliping koran yang terbit secara nasional di negara anda dan lihat apa yang dapat anda temukan.'"

Ketika saya tiba di Harare, Cleopas menyampaikan berita buruk. Universitas tidak dapat memberikan informasi apapun, sedangkan kliping koran hanya menyajikan sedikit cerita yang sama sekali tidak berguna. Pernyataan tersebut kedengarannya sungguh tidak masuk akal. Ada informasi yang melaporkan bahwa menurut rumor ada beberapa orang suku Tonga yang memiliki kaki berkuku dua seperti hewan tertentu dan kanibalisme kemungkinan masih ada di wilayah terpencil 'Tongaland yang Mengerikan!'

Hanya ada satu cara untuk menemukan kebenaran: Cleopas dan saya harus pergi dan mencari fakta itu sendiri! Allah menyediakan mobil yang kami beri nama Yosua (sesuai dengan nama pengintai yang diutus oleh Musa) dan dana untuk membiayai kunjungan penelitian tersebut. Hari terakhir sebelum kami meninggalkan Harare, Allah memberikan terobosan besar. Anak laki-laki saya, Jean, yang mengikuti seminar medis tentang obat-obatan tropis di Harare, kemarin baru saja bertemu seorang gadis Tonga yang cantik, berpendidikan dan pintar, yang juga menghadiri seminar medis tersebut. Sore itu juga, saya pergi menemui gadis itu. Namanya Lydia dan dia tertawa saat mendengar informasi menggelikan yang kami terima mengenai sukunya. Namun dia sungguh senang ketika dia mengetahui tujuan perjalanan kami ke Tongaland. Airmata kebahagiaan merebak di matanya saat dia menjawab: 'Saya seorang Kristen juga. Keluarga saya di Tongaland semuanya telah percaya Yesus. Kakek saya adalah orang pertama yang meletakkan dasar bagi pelayanan misi pertama di Tongaland, di daerah kami, di dekat Mlibizi. Kakek saya telah pulang ke rumah Allah, tetapi nenek saya masih hidup!'

Lydia memberikan informasi yang berharga tentang suku Tonga dan dia membuatkan peta kasar. Dengan pujian dalam hati, keesokan harinya Cleopas dan saya berangkat pagi-pagi sekali, dan ketika matahari terbenam sore harinya, kami telah berada di pusat wilayah Tongaland! Kami bersyukur kepada Allah untuk alat transportasi yang disediakannya, tetapi terlebih bersyukur saat bertemu dengan orang- orang yang mengagumkan. Neneknya Lydia buta, namun dia sangat senang karena Allah telah menuntun kami ke sini. Nenek itu berkeinginan agar cucunya membawa kami ke makam suaminya, yang perlu menempuh perjalanan panjang melewati ladang jagung menuju ke sebuah pohon besar. Di sana kami mengucap syukur kepada Allah untuk lelaki bernama Jack (kakeknya Lydia) yang telah mengundang Allah ke Tongaland lima dekade yang lalu. Kami melihat bahwa sudah ada sekitar 100 orang percaya di wilayah itu, buah dari pelayanan misi pertama dimulai dari tempat ini. Kami tidak dapat bertemu dengan pendeta dari sebuah gereja kecil yang ada di dekat tempat itu, tetapi keluarganya menceritakan tentang dia -- seorang pria bernama Robson Mkuli. Kami bertemu dia dan menjalin persahabatan dengannya.

Cleopas kembali sesudah beberapa bulan dan mengatur acara pelatihan penginjilan di gerejanya Robson. Pelatihan itu diikuti sekitar 40 orang. Robson agak merasa skeptis dengan metode kami untuk memberitakan Injil dari rumah ke rumah. Dia menjelaskan bahwa dia dan para pekerjanya tidak mendapatkan hasil, karena selama 25 tahun mereka telah gagal untuk menjangkau orang-orang di sekitar mereka dengan Injil. "Lalu, kami mulai mengimplementasikan pendekatan EHC," Robson menjelaskannya. "Dan puji Tuhan! Saat ini, kami telah memulai empat gereja baru di Kasompole, Mabonolo, Manseme, dan Dangamuse. Mohon kirimkan kepada kami lebih banyak literatur dan Perjanjian Baru!"

Banyak pendeta seperti Robson dilatih. Banyak pria dan wanita mulai ikut berpartisipasi untuk mengabarkan Injil ke semua rumah di Tongaland. "Allah menyertai kami sampai saat ini. Dalam jangka waktu 3 bulan di tahun 1999, 11.184 lembar literatur telah didistribusikan ke 7.461 rumah dan 4.693 orang membuka hati untuk menerima Yesus!" Sedikitnya ada 323 gereja rumah telah dimulai sejak sore itu lebih dari 3 tahun yang lalu ketika Cleopas dan saya tiba di Tongaland. Dan, yang lebih membahagiakan lebih dari 12.000 orang Tonga telah menerima Injil! Saat ini, kami dengan sukacita melaporkan bahwa hampir sebagian besar wilayah Tongaland telah dijangkau Injil. "Kami bersyukur kepada Allah untuk ratusan orang percaya yang telah menolong dengan cara memberikan sepeda kepada lebih dari 30 pekerja, membagikan puluhan ribu buklet Injil dan Alkitab. Kami sungguh berterima kasih karena Allah telah memakai para pekerja EHC untuk memberikan sedikit nilai tambah kepada investasi besar yang telah dikerjakan Allah dalam kehidupan orang-orang Tongaland selama bertahun-tahun, bahkan jauh sebelum kami tiba."

Sumber: Fax of the Apostles, July 2002
READ MORE - Kesaksian: Tongaland, Dulu dan Sekarang

Jumat, 02 Oktober 2015

Humor: Siulan

Seorang pria, yang telah menghabiskan seluruh hidupnya di pedalaman, berkunjung ke rumah temannya di kota. Pria ini sama sekali belum pernah melihat kereta api maupun relnya. Suatu hari, saat dia berdiri di tengah rel, dia mendengar siulan keras, tetapi dia tidak tahu dari mana sumbernya. Tak pelak lagi, dia ditabrak oleh kereta api yang lewat dan terlempar ke seberang rel. Untungnya, kereta itu berjalan lambat sehingga dia hanya mengalami luka-luka ringan, sedikit patah tulang dan memar-memar.
Setelah beberapa minggu dirawat di rumah sakit, luka-lukanya telah sembuh. Sore harinya, dia menghadiri pesta yang diadakan di rumah temannya. Saat di dapur, pria ini mendengar teko air mengeluarkan siulan. Pria ini langsung mengambil tongkat besi yang ada di rak dan langsung memukul teko air itu sampai menjadi lempengan logam yang tidak jelas bentuknya. Temannya yang mendengar suara gaduh, segera berlari ke dapur.
"Mengapa kamu menghancurkan tekoku yang bagus ini?" tanya temannya dengan marah.
Pria pedalaman tadi menjawab, "Teman, kamu harus segera membunuh makhluk ini selagi kecil. Kalau tidak, saat besar nanti dia bisa membunuh orang."

"Sebab orang yang tak berpengalaman akan dibunuh oleh keengganannya, dan orang bebal akan dibinasakan oleh kelalaiannya."
READ MORE - Humor: Siulan

Cerita Inspiratif: Kebahagiaan Sejati

Di sebuah pinggir kota sore hari seorang ibu penjaja pecel sedang mengemasi barang dagangannya yang sudah habis. Kemudian datang seorang tukang becak dan membantu mengemasi dan menaikan barang ibu tersebut ke atas becaknya. Kedua orang tua itu adalah seorang suami istri yang setiap hari bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Sesampai di rumah sang anak laki-laki tertuanya masih duduk di depan tv, Andi namanya. Andi tampak tenang-tenang saja tidak membantu menurunkan barang-barang dagangan orangtuanya. Andi memang anak satu-satunya.

Baru saja duduk dan beristirahat Andi langsung berbicara, ” Mak, motorku sudah jelek, aku mau ganti yang baru, di sekolah malu sama teman-teman, dan juga motornya sangat boros”. Meskipun mereka kesusahan mereka selalu memperhatikan anak kesayangannnya. “Tunggu sebulan lagi ya nak, nanti bapak dan ibu cari uang tambahan buat beli motormu”.

Hari berganti hari, si bapak bekerja siang dan malam, si ibu bekerja dari pagi sampai sore. Akhirnya sebulan mereka sudah bisa membelikan motor yang agak baru dan bagus untuk dipakai Andi, anaknya.

Begitu seterusnya sampai anaknya lulus kuliah dan bekerja di perusahaan terkemuka. Bapak dan ibu ini masih saja bekerja. Karena si Andi sudah bekerja, maka uang simpanan mereka di tabung. Suatu ketika Andi yang sudah lama bekerja memutuskan untuk berhenti dan membuka usaha baru. Tidak sungkan-sungkan dia meminta tambahan modal usahanya.

Beberapa tahun kemudian Andi sudah menjadi orang sukses. Namun dia selalu lupa untuk menyisihkan sedikit uang kepada orang tuanya. Malah lebih akrab dan sering membantu teman-temannya atau relasi-relasinya dari pada membahagiakan kedua orang tuanya.

Sampai akhirnya satu-persatu orang tuanya meninggal. Andi masih sendiri dan tetap menikmati kekayaannya untuk diri sendiri.

Pada suatu saat Andi bertemu dengan calon istrinya, dan merencakan pernikahan. Semua sudah siap, tinggal waktu pemberkatan Andi kebingungan karena kedua orang tuanya sudah tiada. Sedangkan dia tidak tahu harus meminta kepada siapa untuk mendampingi dia menikah.

Akhirnya dia pulang ke rumahnya, dia bertanya-tanya kepada tetangga sebelah dan menayakan apakah ada mau mendampingi mereka menikah? Tetapi karena tetangga tahu kelakuan Andi, mereka tidak mau. Malah tetangganya memberi tahukan bahwa sebenarnya Andi itu anak angkat .

Tetangga itu bercerita, “Dulu ada orang membuang bayi ke selokan pojok kota. Bapak dan ibu kamu memang sudah lama tidak di karuniai anak, ibu kamu yang setiap pagi berangkat berjualan menemukan kamu, dan akhirnya dirawat. Dulu waktu kecil kamu menderita deman dan sakit tinggi, namun karena dirawat dengan baik akhirnya kamu sekarang menjadi orang yang sehat dan cakep seperti sekarang ini”.

Terkejutlah Andi, ternyata dia sudah begitu tidak mempedulikan kedua orang tua angkatnya yang dari kecil sampai besar sudah membesarkan dan mendidiknya hingga sukses sekarang ini.

Andi menyadari dan merenungkan, apalah arti semua kesuksesan dan kekayaan tersebut. Kalau orang yang mereka sayangi tidak bisa ikut merasakan kebahagiaan seperti dirinya. Jauh lebih besar adalah bisa memberikan rasa sayang dan cinta kepada mereka dari pada memberikan harta dan kekayaan. Karena harta akan sirna ketika kita mati, tapi kasih sayang dan cinta akan tetap ada di hati selamanya, dan apa yang bisa kita perbuat ketika orang-orang yang kita sayangi tetapi kita tidak bisa melakukan balasan apa-apa lagi?

Kekayaan, kesejahteraan, kebahagian akan abadi apabila kita bisa membalas kebaikan mereka yang telah mengasihi kita, karena mereka juga berperan serta dalam proses kesuksesan kehidupan kita ini.

Sumber: http://renungan-harian.com/kebahagiaan-sejati-kristen
READ MORE - Cerita Inspiratif: Kebahagiaan Sejati

Rabu, 09 September 2015

Renungan Harian: Jadilah Teladan Melalui Perbuatanmu, Bukan Perkataanmu

“Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” Matius 5:16

Segala sesuatu yang kita lakukan menghasilkan benih dan memberi dampak pada anak cucu kita, sebagai generasi masa depan. Alkitab mengatakan, “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” (Matius 5:16). Perhatikan bahwa orang-orang di sekitar kita mungkin tidak perlu untuk mendengarkan apa yang menjadi pendapat dan pemikiran Anda, tetapi mereka pasti akan memperhatikan cara hidup kita. Kita harus selalu berusaha untuk hidup dan melakukan segala sesuatu dengan cara yang benar; yang membawa kemuliaan bagi nama Bapa di Surga

Satu contoh yang paling nyata dan mudah adalah anak-anak kita. Kita dapat terus menerus memberitahu mereka sepanjang hari mengenai bagaimana seharusnya mereka bertindak, mengerjakan sesuatu atau meresponi sesuatu, namun kenyataannya, mereka akan melakukan segala sesuatu seperti yang kita (orang tua) lakukan, bukan melakukan apa yang kita katakan. Ketika mereka beranjak dewasa nanti, mereka akan meniru semua yang kita lakukan termasuk, gaya hidup kita, pilihan-pilihan yang sudah kita ambil selama menjadi orang tua mereka dan bagaimana kita memaknai dan menjalani hubungan; baik dengan orang yang kita kasihi maupun dengan orang lain. Anak-anak akan melakukan segala sesuatu seperti yang dilakukan orang tuanya; yaitu berdasarkan apa yang mereka lihat dan mereka alami.

Itulah sebabnya sangat penting bagi setiap kita (terutama sebagai orang tua) untuk memberi contoh dan teladan yang tidak hanya baik, tetapi juga benar sesuai dengan Firman Tuhan kepada anak-anak dan keluarga kita. Tunjukkan pada mereka arti dari hidup benar sesuai dengan Firman Tuhan. Sebagai orang tua, kita melukis sebuah lukisan dengan gaya hidup kita dan anak-anak membingkainya sesuai dengan persepsi mereka masing-masing! Oleh karena itu, lukislah sesuatu yang akan membuat anak-anak kita merasa bangga ketika mereka harus memberi bingkai pada lukisan tersebut karena segala tindakan kita sebagai orang tua membentuk masa depan mereka!

Tidak pernah ada kata terlambat untuk merubah sebuah lukisan yang sedang Anda kerjakan. Anda dapat menciptakan suatu visi dan tujuan hidup yang dapat Anda wariskan turun temurun kepada generasi selanjutnya. Melalui teladan Anda, Anda tidak hanya berinvestasi kepada anak-anak Anda, tetapi juga kepada keturunan mereka kelak.

Mungkin saat ini Anda belum memiliki anak, tetapi, tentu saja ada anak-anak lain dalam lingkup hidup Anda. Anda dapat mengatakan kepada keponakan Anda atau putra-putri dari teman dan sahabat Anda betapa berharganya mereka. Katakan bahwa mereka sangat istimewa di mata Allah. Perkataan iman Anda membawa dampak besar dalam kehidupan mereka kelak. Tindakan dan teladan kitalah yang akan membawa dampak besar, dan kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi ketika kita berhasil memberi pengaruh dan dampak baik walaupuan hanya kepada satu orang saja!

 “Anak-anak cucu akan beribadah kepada-Nya, dan akan menceritakan tentang TUHAN kepada angkatan yang akan datang.” Mazmur 22:30

Sumber:http://www.pelitahidup.com/2015/08/10/jadilah-teladan-melalui-perbuatanmu-bukan-perkataanmu/#.VfEJvX2P8Zc
READ MORE - Renungan Harian: Jadilah Teladan Melalui Perbuatanmu, Bukan Perkataanmu

Rabu, 26 Agustus 2015

Kesaksian: Harapan Seorang Pemabuk

Berikut ini adalah kesaksian dari salah seorang misionaris (pendeta dari Korea) yang melakukan pelayanannya di Afrika Selatan.
 
Ladang misiku adalah suatu wilayah di Naral, yang ada di bagian timur Afrika Selatan. Saat ini, aku bekerja di dua tempat yaitu di suatu daerah perkotaan bernama Kwamashu dan daerah pertanian bernama Ruganda. Sehubungan dengan kebijaksanaan apartheid yang diberlakukan di Afrika Selatan, banyak daerah perkotaan -- terdiri atas kota- kota mono-ethnis yang didiami orang-orang "campuran" (keturunan dari pasangan yang berbeda ras), orang-orang Indian dan orang-orang berkulit hitam -- berkembang pesat di daerah-daerah pinggiran kota- kota, tempat di mana penduduk asli Afrika (keturunan Eropa) tinggal. Kota Kwamashu terkenal dengan tindak-tindak kekerasan yang terjadi hampir setiap hari sebelum dilangsungkannya pemilihan bersejarah di negara Afrika yang melibatkan setiap ras yang ada di negara tersebut, tepatnya pada tanggal 28 April 1994. Menyadari resiko yang harus dihadapi karena situasi kekerasan yang ada di Kwamashu, beberapa peristiwa tertentu terus menguatkanku untuk meneruskan pelayanan misi di kota tersebut. 

Salah satu dari peristiwa-peristiwa tersebut terjadi ketika aku sedang melakukan penginjilan dari rumah ke rumah di sebuah desa di Kwamashu. Pada sebuah rumah yang aku kunjungi, aku menjumpai dua orang pria sedang minum bersama. Kami mulai berbincang-bincang dan aku memperkenalkan diri kepada mereka sebagai pendeta Korea. Nampaknya mereka tertarik dengan pembicaraan tentang gereja dan mereka mulai melontarkan banyak pertanyaan yang berkaitan dengan kekristenan. Untuk menanggapi rasa ingin tahu mereka, aku mulai mensharingkan Injil -- berita keselamatan yang diberikan kepada mereka melalui pengorbanan Yesus Kristus. Selain itu aku juga mensharingkan tentang pentingnya berpartisipasi dalam kehidupan bergereja untuk menguatkan dan menumbuhkan ke kedewasaan mereka dalam iman. Meskipun kedua pria tersebut dalam keadaan benar-benar mabuk, mereka mengundangku untuk datang lagi, sebagai ungkapan kerinduan mereka untuk mengetahui lebih banyak lagi tentang Injil. 

Setelah menyelesaikan kunjungan di desa tersebut, aku kembali ke gereja untuk mengadakan PA bersama-sama anggota-anggota gereja lainnya. Begitu aku bersiap-siap hendak pulang setelah PA, salah satu dari dua orang pria peminum yang aku kunjungi tadi datang menghampiriku. "Misionaris Kim," katanya memanggilku, "Apakah anda memiliki waktu luang malam ini?" "Saya ingin anda menceritakan lebih banyak lagi tentang Injil kepada saya dan tunangan saya," lanjutnya menjelaskan. Salah satu anggota gereja yang kebetulan ikut mendengarnya sangat terkejut. Demikian pula aku yang merasa ragu karena Kwamashu bukanlah kota yang aman. Namun demikian, aku terima juga undangan tersebut. Matahari telah terbenam dan hembusan angin mengantarkan kami memasuki Wilayah "J" di kota Kwamashu -- wilayah yang paling berbahaya di kota Kwamashu. Setelah kami tiba di rumah pria pemabuk itu, dia mulai memperkenalkan anggota keluarganya yaitu ibu, adik, kakak, dan juga tunangannya. "Ini tunangan saya," katanya kepada saya, "Dulu ia biasa pergi ke gereja yang dipimpin oleh misionaris dari Barat. Bahkan waktu dia kecil, dia juga pernah mengikuti Sekolah Minggu. Tetapi sekarang ia tidak mau melakukannya lagi. Tolong sharingkan Injil kepadanya dan bantulah dia untuk memulai kehidupan kristennya lagi." Begitu mendengar permintaan tersebut, sebuah doa terucap dalam hatiku,
"Oh Tuhan, Engkau sungguh Allah yang Mahakuasa."
Aku benar-benar heran saat melihat bagaimana Allah membuat diriku memiliki keberanian untuk memasuki daerah berbahaya tersebut, sehingga seorang pemabuk dan tunangannya dapat mendengar berita Injil. Aku berdoa memuji Tuhan yang telah mengatur dunia dengan kuasa-Nya. 

Bahan diambil dan diterjemahkan dari:
Judul Majalah: Living Life, Volume 3, Number 12
Judul Artikel: The Drunkard's Wish
Penerbit : Tyrannus International Ministry, 1994
Halaman : 110
READ MORE - Kesaksian: Harapan Seorang Pemabuk

Selasa, 11 Agustus 2015

Humor: Bagaimanakah Manusia itu Dilahirkan

Seorang anak bertanya kepada ayahnya, "Bagaimana manusia itu dilahirkan?"

Maka, ayahnya berkata kepadanya, "Adam dan Hawa membuat bayi, dan bayi-bayi mereka akhirnya menjadi dewasa dan membuat bayi, dan seterusnya."

Anak tersebut kemudian pergi kepada ibunya, lalu menanyakannya pertanyaan yang sama. Ibunya berkata kepadanya, "Tadinya, kita adalah monyet, kemudian kita berevolusi menjadi seperti kita sekarang ini."

Anak tersebut berlari kembali kepada ayahnya dan berkata, "Ayah berbohong kepadaku!" Ayahnya kemudian menjawabnya, "Tidak, ibumu tadi sedang berbicara tentang anggota-anggota dari keluarganya."

Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. 

READ MORE - Humor: Bagaimanakah Manusia itu Dilahirkan

Cerita Inspiratif: Berkorban itu Indah

Musim hujan sudah berlangsung selama dua bulan sehingga di mana-mana pepohonan tampak menjadi hijau. Seekor ulat menyeruak di antara daun-daun hijau yang bergoyang-goyang diterpa angin.

“Apa kabar daun hijau!!!” katanya. Tersentak daun hijau menoleh ke arah suara yang datang.
“Oo, kamu ulat. Badanmu kelihatan kecil dan kurus, mengapa?” tanya daun hijau.
“Aku hampir tidak mendapatkan dedaunan untuk makananku. Bisakah engkau membantuku sobat?” kata ulat kecil.
“Tentu … tentu … mendekatlah ke mari.”

Daun hijau berpikir, jika aku memberikan sedikit dari tubuhku ini untuk makanan si ulat, aku akan tetap hijau, hanya saja aku akan kelihatan belobang-lobang, tapi tak apalah.

Perlahan-lahan ulat menggerakkan tubuhnya menuju daun hijau. Setelah makan dengan kenyang, ulat berterima kasih kepada daun hijau yang telah merelakan bagian tubuhnya menjadi makanan si ulat. Ketika ulat mengucapkan terima kasih kepada sahabat yang penuh kasih dan pengorbanan itu, ada rasa puas di dalam diri daun hijau. Sekalipun tubuhnya kini berlobang di sana sini, namun ia bahagia bisa melakukan bagi ulat kecil yang lapar.

Tidak lama berselang ketika musim panas datang, daun hijau menjadi kering dan berubah warna. Akhirnya ia jatuh ke tanah, disapu orang dan dibakar.

Apa yang terlalu berarti di dalam hidup kita sehingga kita enggan berkorban sedikit saja bagi sesama? Toh akhirnya semua yang ada akan binasa. Daun hijau yang baik mewakili orang-orang yang masih mempunyai “hati” bagi sesamanya.

Yang tidak menutup mata ketika melihat sesamanya dalam kesulitan. Yang tidak membelakangi dan seolah-olah tidak mendengar ketika sesamanya berteriak minta tolong.

Ia rela melakukan sesuatu untuk kepentingan orang lain dan sejenak mengabaikan kepentingan diri sendiri. Merelakan kesenangan dan kepentingan diri sendiri bagi sesama memang tidak mudah, tetapi indah..

Ketika berkorban, diri kita sendiri menjadi seperti daun yang berlobang, namun itu sebenarnya tidak mempengaruhi hidup kita. Kita akan tetap hijau, Allah akan tetap memberkati dan memelihara kita.
Bagi “daun hijau”, berkorban merupakan satu hal yang mengesankan dan terasa indah serta memuaskan. Dia bahagia melihat sesamanya bisa tersenyum karena pengorbanan yang ia lakukan. Ia juga melakukannya karena menyadari bahwa ia tidak akan selamanya tinggal sebagai daun hijau. Suatu hari ia akan kering dan jatuh.

Demikianlah hidup kita, hidup ini hanya sementara kemudian kita akan mati. Itu sebabnya isilah hidup ini dengan perbuatan-perbuatan baik: kasih, pengorbanan, pengertian, kesetiaan, kesabaran dan kerendahan hati.

Jadikanlah berkorban itu sebagai sesuatu yang menyenangkan dan membawa sukacita tersendiri bagi anda. Dalam banyak hal kita bisa berkorban.

Mendahulukan kepentingan sesama, melakukan sesuatu bagi mereka, memberikan apa yang kita punyai dan masih banyak lagi pengorbanan yang bisa dilakukan. Jangan lupa bahwa kita pernah menerima pengorbanan yang tiada taranya dari Yesus hingga kita bisa diselamatkan seperti sekarang ini.
READ MORE - Cerita Inspiratif: Berkorban itu Indah

Senin, 29 Juni 2015

Renungan Harian: Jangan Menyerah

Karena mata TUHAN menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatan-Nya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia.” (2 Tawarikh 16:9a)

Ketika Allah menaruh sebuah misi di hati kita, pastikan bahwa kita sadar jika ke depan kita akan menghadapi berbagai-bagai hambatan seperti adanya penundaan, kesulitan dan tantangan yang menghalangi langkah kita, menghadapi jalan memutar bahkan jalan buntu selama kita mengemban misi tersebut. Semua itu adalah hal yang wajar dan biasa kita alami dalam hidup; satu hal yang perlu kita perhatikan adalah bagaimana kesiapan kita pada waktu menghadapi tantangan semua itu.
*courtesy of PelitaHidup.com
Contoh nyata yang dapat kita jadikan acuan adalah Nuh. Jika ada orang yang merasa berhak untuk berkecil hati dan patah semangat, harusnya orang itu adalah Nuh. Tahukah Anda berapa lama Nuh membangun bahtera seperti yang Tuhan minta? 120 tahun! Apakah Anda bisa membayangkan harus mengemban sebuah proyek misi tanpa ada seorangpun di lingkungan kita yang mendukung dan memberi semangat kepada kita?

Nuh percaya kepada Tuhan dan ketika ia mendengar peringatanNya tentang sesuatu yang akan terjadi di masa mendatang, Nuh tetap percaya walaupun pada saat itu tidak ada tanda-tanda akan terjadi banjir besar seperti yang Tuhan katakana kepadanya. Kita bisa yakin bahwa ada hari-hari dimana Nuh merasa enggan untuk mengerjakan bahtera tersebut, tetapi selama 43.800 hari lamanya ia pergi ke tempat yang sama terus menerus dan mengerjakan tugasnya. Ia tidak pernah menyerah!

Jangan menyerah ketika mimpi-mimpi Anda belum terwujud. Jangan menyerah ketika pernikahan Anda mengalami goncangan. Jangan menyerah ketika penyakit mendera. Jangan pernah menyerah karena Allah selalu memegang kendali atas hidup kita.Kita belum mencapai bab terakhir dari lembaran hidup kita. Tuhan sudah menuliskan semuanya, hanya saja kita belum mengetahuinya.

Ayat di atas mengatakan, “Karena mata TUHAN menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatan-Nya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia.” (2 Tawarikh 16:9a)
*courtesy of PelitaHidup.com
Tuhan sedang mencari orang bersungguh hati kepadaNya. Bukankah Anda termasuk orang yang bersungguh hati tersebut? Jadi, Jangan menyerah!

Sumber: http://www.pelitahidup.com/2015/06/14/jangan-menyerah-walau-badai-menghadang/#.VZGN1FKP8Zc
READ MORE - Renungan Harian: Jangan Menyerah

Rabu, 10 Juni 2015

Kesaksian: Pelayanan d Desa Z

Saya ingin memberikan satu kesaksian saat melakukan pelayanan di desa Z, di lereng kaki gunung X.
Letak desa Z boleh dibilang cukup terpencil. Jalan menuju desa tsb hanya satu, yaitu menyusuri lereng gunung, dimana sisi kanan adalah tebing yang curam, sementara sisi kiri adalah jurang yang dalam. Kendaraan yang digunakan adalah sebuah Jeep Badak, itu pun kalau musim hujan (saat kami berangkat ke sana) rodanya harus dililit dengan rantai supaya tidak selip. Jeep Badak ini pulalah yang menjadi angkutan umum dan barang bagi orang-orang di desa Z. Beberapa hari sekali, Jeep Badak ini membawa berbagai keperluan rumah tangga untuk dijual pada penghuni desa. Sebagian besar penduduk hidup dari bercocok tanam dan memelihara ayam di rumah. 

Kami ber-12 (10 mahasiswa dan 2 mahasiswi), berangkat lebih awal dari rombongan Tim Pelayanan Mahasiswa ke desa Z. Tugas kami adalah "membuka jalan" dan "mengenali medan" sebelum acara puncak, yaitu KKR yang diadakan pada hari terakhir dari seluruh rangkaian pekan pelayanan yang kami siapkan. Tugas utama saya waktu itu adalah memikirkan bagaimana menjangkau anak-anak di desa tsb. 

Seusai ibadah pagi bersama, saya dan teman-teman mendapat ide untuk mengajak anak-anak bermain di depan halaman gereja. Permainan yang sangat sederhana, dimana kami sambil bernyanyi berpasangan (saling berhadapan) dan berpegangan tangan, bila lagu selesai kami berganti pasangan, demikian seterusnya. Rupanya usaha ini membuat banyak anak tertarik dan mau bermain bersama. Setelah itu, kami mulai mengajarkan "berhitung" pada anak-anak tsb (juga melalui permainan dan alat peraga sederhana yang kami buat di tempat). Rupanya usaha ini jauh lebih banyak menarik minat anak bahkan orang dewasa. Setelah terkumpul banyak anak, mulailah kami bercerita tentang Firman Tuhan dan mengajak anak-anak datang ke suatu tempat pada sore hari untuk bermain bersama dan mendengar cerita Firman Tuhan. 

Begitulah kami lakukan tiap-tiap pagi (bermain sambil mengumpulkan anak) dan pada sore hari kami mengajarkan Firman Tuhan pada mereka seperti yang dilakukan di Sekolah Minggu. 

Hingga pada suatu sore, tibalah giliran saya untuk menyampaikan Firman Tuhan - dalam BAHASA JAWA. Ini sungguh suatu masalah bagi saya. Untuk mendengar dan memahami bahasa Jawa orang desa Z adalah kesulitan tersendiri bagi saya (karena kosakata dan dialeknya berbeda dari yang biasa saya dengar), apalagi harus bercerita. Saya hampir putus asa, tapi teman-teman semua menguatkan saya dan menyatakan akan membantu bila nanti saya mengalami kesulitan. 

Saya berserah pada Tuhan, dengan mengingat bahwa ini adalah pekerjaan Tuhan, pastilah Tuhan punya jalan keluar bagi saya. Dan benar! Sore itu saya berdiri dengan yakin di depan anak-anak dan mulai menyampaikan Firman Tuhan DALAM BAHASA JAWA dengan sangat lancar, hingga teman-teman tidak perlu membantu saya. Bukan hanya saya yang terheran-heran, bahkan semua teman saya pun menjadi bingung dengan kefasihan Bahasa Jawa saya. Itu pertolongan Tuhan! (kalau diminta mengulanginya sekarang, percayalah, saya tidak bisa) 

Hal lain yang membuat saya terharu adalah saat mendengar anak-anak Kristen di desa Z memberi kesaksian, bahwa mereka sering diolok teman-teman mereka di sekolah karena mereka orang Kristen. Mereka diejek dengan mengatakan bahwa Tuhan orang Kristen "mati dipenteng" (mati disalib -- tapi dengan istilah yang kasar dan menghina). Anak-anak Kristen sering ditendang, atau dipukul tanpa alasan yang jelas. Anak-anak ini juga diintimidasi oleh orang-orang dewasa tertentu untuk beralih agama dengan iming-iming pakaian, serta materi lainnya. Tapi, sungguh ajaib kuasa Tuhan, dengan yakin anak-anak Kristen tsb bersaksi bahwa mereka TETAP PERCAYA kepada Tuhan Yesus dan SETIA MENGIKUTINYA meski mendapat perlakuan yang buruk. 

Akhirnya pada saat KKR diadakan, sekali lagi saya melihat kuasa Tuhan dinyatakan. Saya melihat sendiri bagaimana seorang rekan saya menyembuhkan seorang yang sakit tuli (dia sudah dikenal oleh penduduk sekitar sebagai orang yang tuli) dan hari itu dia bisa mendengar. Puji Tuhan!
Dari pengalaman di atas, ada 3 hal penting yang saya pelajari:
  1. Kesaksian anak-anak di desa Z untuk tetap setia mengikut Tuhan adalah sebuah kesaksian iman yang luar biasa dari seorang anak.
  2. Pengalaman saat saya ditolong Tuhan untuk menyampaikan Firman-Nya dalam bahasa Jawa dengan lancar menunjukkan bahwa Tuhanlah yang sebenarnya bekerja, kita ini hanya "alat" di tangan-Nya.
  3. Peristiwa kesembuhan yang Tuhan berikan, tidak untuk membuat teman saya menjadi sombong. Semua menyadari bahwa itu adalah dari Tuhan saja! Pelayanan yang benar selalu membawa kemuliaan pada Tuhan, dan bukan pada manusia.
Kiranya kesaksian di atas boleh menguatkan rekan-rekan semua. Tuhan memberkati. 

Sumber: Milis e-BinaGuru < subscribe-i-kan-binaguru@xc.org > Kiriman dari <Meilania@>
READ MORE - Kesaksian: Pelayanan d Desa Z

Jumat, 29 Mei 2015

Humor: Sudah Kotor

Suatu hari, Lazarus berjalan-jalan dengan neneknya. Pada saat itu, Lazarus melihat uang logam Rp. 100,- di tanah.

"Jangan kamu ambil!" kata si nenek. "Apa pun yang tergeletak di tanah, itu kotor."

Mereka melanjutkan perjalanan. Tak lama kemudian, terdengar suara seperti sesuatu yang terjatuh. "Gedebuuukk!"

"Lazarus! Mengapa kamu berdiri saja? Tolong aku untuk berdiri," kata si nenek yang tergeletak di tanah gara-gara terpeleset.
"Tidak!!" jawab Lazarus. "Apa pun yang tergeletak di tanah itu kotor!"

[Sumber diambil dari: http://www.renunganhariankristen.net/sudah-kotor/]

Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran. (1 Yohanes 3:18)
READ MORE - Humor: Sudah Kotor

Selasa, 19 Mei 2015

Cerita Inspiratif: Doa Seorang Anak

Suatu kali seorang anak sedang mengikuti sebuah lomba mobil balap mainan. Hari itu suasana sungguh meriah karena itu adalah babak final dan hanya 5 orang yang masih bertahan, termasuk Sammy. Sebelum pertandingan dimulai Sammy menundukkan kepala, melipat tangan dan berkomat kamit memanjatkan doa. Pertandingan dimulai, ternyata mobil balap yang pertama kali mencapai garis finish. Tentu Sammy girang sekali menjadi juara.

Saat pembagian hadiah, ketua panitia bertanya, “Hai jagoan, kamu pasti tadi berdoa kepada Tuhan agar kamu menang bukan?” Sammy menjawab, “Bukan pak, rasanya tidak adil meminta pada Tuhan untuk menolong mengalahkan orang lain. Aku hanya minta pada Tuhan, supaya aku tidak menangis kalau aku kalah.” Semua hadirin terdiam mendengar itu.

Setelah beberapa saat, terdengarlah gemuruh tepuk tangan yang memenuhi ruangan.

Permohonan Sammy ini merupakan doa yang luar biasa. Dia tidak meminta Tuhan mengabulkan semua harapannya, namun ia berdoa agar diberikan kekuatan untuk menghadapi apapun yang terjadi dengan batin yang teguh.

Seringkali kita berdoa pada Tuhan untuk mengabulkan setiap permintaan kita. Kita ingin Tuhan menjadikan kita nomor satu, menjadikan yang terbaik dalam setiap kesempatan. Kita meminta agar Tuhan menghalau setiap halangan dan cobaan yang ada di depan mata. Tidak salah memang, namun bukankah semestinya yang kita butuhkan adalah bimbingan-Nya dan rencana-Nya yang paling sempurna dalam hidup kita?

Seharusnya kita berdoa minta kekuatan untuk bisa menerima kehendak Tuhan yang sempurna sebagai yang terbaik dalam hidup kita

 Sumber: http://boasfabian.blogspot.com/2012/09/doa-seorang-anak.html
READ MORE - Cerita Inspiratif: Doa Seorang Anak

Minggu, 10 Mei 2015

Renungan Harian: Bebas dari Rasa Kuatir

Bacaan: I Petrus 5:6-10
“Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.” 
I Petrus 5:8
*courtesy of PelitaHidup.com
Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa ayat Alkitab yang behubungan dengan kekuatiran menyebutkan Iblis seperti seekor singa yang berjalan berkeliling sambil mengaum-aum? Kekuatiran dapat terasa seperti sebuah serangan – diri kita terpecah-pecah oleh rasa takut, keputusasaan dan rasa tidak berdaya. Kekuatiran adalah sebuah perasaan yang sangat menyiksa dan melalui ayat di atas kita diingatkan bahwa Iblis sangat mumpuni dalam memanfaatkan titik lemah kita tersebut.
Tetapi, kita tidak perlu hidup dalam kekuatiran karena Allah telah mengatupkan mulut-mulut singa yang mencoba mengancam mereka yang percaya kepadaNya.
“Allahku telah mengutus malaikat-Nya untuk mengatupkan mulut singa-singa itu, sehingga mereka tidak mengapa-apakan aku, karena ternyata aku tak bersalah di hadapan-Nya; tetapi juga terhadap tuanku, ya raja, aku tidak melakukan kejahatan.” Daniel 6:22

Dalam bacaan di atas, Petrus menjelaskan bagaimana caranya agar kita terbebas dari cengkeraman rasa kuatir, yaitu:

1.Rendahkan Dirimu di Hadapan Tuhan
Hal pertama yang harus kita lakukan adalah merendahkan diri kita di hadapan Allah. Hal yang menyebabkan kita menjadi kuatir adalah karena adanya rasa tidak berdaya terhadap keadaan yang sedang menimpa kita, jadi tanggapan terbaik yang dapat kita lakukan agar terbebas dari rasa kuatir adalah dengan berserah kepada Tuhan yaitu menyerahkan segala sesuatunya kepadaNya dengan pernuh kepercayaan bahwa Allah memiliki segala kuasa untuk mengatur hidup kita. Hal lain yang dapat membangkitkan rasa percaya kita adalah mengerti bahwa Allah senantiasa turut bekerja dalam setiap keadaan yang kita alami untuk kebaikan kita dan untuk kemuliaan namaNya.
“Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” Roma 8:28

2. Serahkan Kuatirmu Kepada Tuhan
Kita harus ingat bahwa doa merupakan deklarasi ketergantungan kita kepada Allah. Ketika kita merendahkan diri kita di hadapanNya, kita berlutut di hadapan Allah yang Maha Kuasa. Dan karena tidak ada apapun yang dapat menandingi kuasaNya, langkah kedua yang harus kita lakukan adalah menyerahkan kekuatiran kita kepadaNya. Cara termudah yang dapat kita lakukan adalah dengan melatih diri kita untuk mengungkapkan semua masalah, keadaan, rasa kuatir dan apapun yang kita rasakan kepadaNya karena Ia yang akan menyelesaikan semuanya bagi kita. Allah memiliki kewajiban untuk memenuhi semua keperluan mereka yang percaya kepadaNya; tugas dan prioritas utama kita adalah mentaati setiap kehendakNya dan hidup dalam kebenaranNya.
*courtesy of PelitaHidup.com
“Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” Matius 6:31-33

3. Lawan si Iblis dengan Iman Yang Teguh
Hal terakhir yang harus kita lakukan agar terbebas dari rasa kuatir adalah dengan melawan si Iblis dengan iman yang teguh. Dengan kata lain, jangan pernah mengambil kembali rasa kuatir yang sudah kita serahkan kepada Tuhan yang akan membuat kita merasa kuatir lagi. Ketika Iblis menciptakan cara untuk membuat kita berada dalam cengkeraman rasa kuatir, tolak dan lawan setiap kebohongan yang ia ciptakan dan percaya bahwa Allah adalah sumber kekuatan kita yang mengatur semuanya dan pasti akan menyelesaikan segala sesuatunya bagi kita.

Sumber: http://www.pelitahidup.com/2015/05/11/bebas-dari-rasa-kuatir/#.VVAd-PCP8Zc
READ MORE - Renungan Harian: Bebas dari Rasa Kuatir

Selasa, 05 Mei 2015

Kesaksian: Pandita Ramabai Mukti Mission

Berikut ini adalah sekilas cerita tentang Pandita Ramabai -- seorang wanita yang menjadi pendiri Pandita Ramabai Mukti Mission di India.

Pandita Ramabai mulai mempelajari bahwa Yesus adalah jawaban yang dibutuhkan oleh para wanita India. Tahun 1882, Ramabai mendirikan Arya Mahila Samaj yang memberikan pendidikan bagi kaum wanita di India. Keberadaan organisasi tersebut menuntun Ramabai untuk mendirikan Sharada Sadan pada tahun 1889 -- sebuah sekolah yang akhirnya berkembang menjadi sebuah organisasi besar. Saat ini organisasi tersebut dikenal dengan nama Pandita Ramabai Mukti Mission. Pandita Ramabai menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Marathi dengan menggunakan Alkitab bahasa Yunani dan Ibrani sebagai acuannya. 

Tahun 1896, saat terjadi bencana kelaparan yang hebat di India, Ramabai mengunjungi desa-desa di wilayah Maharashtra dengan mengendarai kereta yang ditarik sapi. Wanita ini menyelamatkan ribuan anak dari kasta yang terabaikan, para janda, yatim piatu, dan para wanita miskin. Ramabai membawa mereka ke tempat penampungan Mukti dan Sharada Sadan. Segera sesudah peristiwa itu, Ramabai mendirikan Pandita Ramabai Mukti Mission -- sebuah tempat dimana sampai saat ini masih melayani dengan baik para wanita yang membutuhkan dan berasal dari kasta rendah. Masih dengan misi yang sama, pada tahun 1904, Pandita Ramabai bekerjasama dengan beberapa wanita mulai mendoakan secara teratur daftar orang-orang yang rindu memiliki pengalaman bersama Yesus. Roh Kudus pun tercurah sehingga banyak orang yang didoakan bersedia mengakui dosa mereka dan bertobat. 

Pelayanan yang dilakukan oleh Pandita Ramabai Mukti Mission terus berlanjut sampai saat ini sebagai penghormatan atas keberanian dan kegigihannya. Organisasi Pandita Ramabai Mukti Mission saat ini bergerak dalam hal pelayanan bagi anak-anak cacat, pendidikan sekolah, pelayanan kesehatan, rumah bagi mereka yang terabaikan, dan juga gereja. Naikkan syukur kepada Tuhan atas pelayanan dan pekerjaan yang dilakukan oleh Pandita Ramabai yang meninggal dunia di tahun 1922. Berdoa juga agar banyak wanita di India yang mengikuti jejak pelayanannya di abad ke-21 ini. 

Sumber: Global Prayer Digest, May 3, 2002
READ MORE - Kesaksian: Pandita Ramabai Mukti Mission

Senin, 27 April 2015

Humor: Yunus

Ada seorang wanita Kristen yang harus melakukan banyak perjalanan dengan pesawat terbang untuk pekerjaannya. Naik pesawat terbang membuatnya sangat gugup sehingga ia selalu membawa Alkitab untuk dibaca untuk membuatnya rileks dalam perjalanan. Suatu kali, ia duduk di samping seorang pria ateis. Ketika sang wanita menarik keluar Alkitab dari dalam tasnya, pria tersebut tertawa kecil dan mencibir.

Pria: Kamu benar-benar percaya pada hal-hal yang tertulis di situ?
Wanita: Tentu saja aku percaya, ini 'kan Alkitab.
Pria: Ok, Anda tahu tentang orang yang ditelan oleh ikan besar itu?
Wanita: Oh, Yunus. Saya tahu itu, cerita itu tercatat dalam Alkitab.
Pria: Nah, menurut Anda, bagaimana cara dia dapat bertahan di dalam tubuh ikan besar waktu itu?
Wanita: Saya tidak tahu cara dia bertahan di dalam perut ikan. Nanti, saat saya di surga akan saya tanyakan.
Pria: Bagaimana kalau dia tidak di surga?
Wanita: Ya berarti Anda malah bisa langsung menanyakannya saat di neraka nanti.


Hai umat-Ku, kamulah saksi-saksi-Ku, kamu Kupilih menjadi hamba-hamba-Ku, supaya mengenal Aku dan percaya kepada-Ku, dan mengerti bahwa Akulah Allah. Aku Allah Yang Mahaesa, tak ada lainnya sebelum dan sesudah Aku. (Yesaya 43:10, BIS)
READ MORE - Humor: Yunus

Minggu, 08 Maret 2015

Cerita Inspiratif: Kisah Ikan Kecil

Pada suatu hari, seorang ayah mengajak anaknya duduk-duduk di tepi sebuah sungai.Berkatalah sang Ayah, “Lihatlah sungai itu, tahukah kau nak kalo air itu begitu penting bagi kehidupan ini, tanpa air kita semua akan mati. Pada saat yang bersamaan, seekor ikan kecil mendengarkan percakapan ayah dan anak tersebut. Ia mendadak menjadi sangat gelisah dan ingin tahu apakah air itu, kenapa orang tadi mengatakan air sangat penting dalam kehidupan ini. Seberapa pentingnyakah air itu? 

Lalu ikan kecil itu berenang dari hulu sampai ke hilir sungai sambil bertanya kepada setiap ikan yang ditemuinya, “Hai, tahukah kamu apa itu air dan dimanakah aku dapat menemukannya? Aku telah mendengar percakapan manusia bahwa tanpa air kehidupan akan mati.” Ternyata semua ikan yang ia temui tidak mengetahui di mana air itu. Si ikan kecil itu pun menjadi semakin gelisah.  

Lalu ia berenang menuju sebuah mata air untuk bertemu dengan seekor ikan sepuh yang sudah berpengalaman, kepada ikan sepuh itu, Ia menanyakan hal serupa, “Katakanlah, dimana air itu? Agar aku tidak lagi gelisah dan mati.” Jawab sang ikan sepuh, “Tak usah gelisah anakku, sebenarnya air itu telah mengelilingimu sejak dahulu, sehingga kamu bukan tidak menyadari kehadirannya. Memang benar anakku, tanpa air kita akan mati.” 

Apa arti cerita tersebut bagi kita? Kita kadang-kadang mengalami situasi seperti si ikan kecil, mencari kesana kemari tentang kehidupan dan kebahagiaan, padahal ia sedang menjalaninya, bahkan kebahagiaan sedang melingkupinya sampai-sampai dia tidak menyadarinya. Kehidupan dan kebahagiaan sebenarnya ada di sekeliling kita dan sedang kita jalani, sepanjang kita mau membuka diri dan pikiran kita. Karena saat ini adalah saat yang tepat untuk berbahagia. Saat untuk berbahagia dengan keluarga kita, teman-teman kita, dan setiap orang yang ada disekitar kita.

Sumber: http://www.renunganhariankristen.net/kisah-ikan-kecil/
READ MORE - Cerita Inspiratif: Kisah Ikan Kecil