AJARAN KRISTEN SEBAGAI PENUNTUN HIDUP

ajaran kristen tentang banyak hal

Yesus berkata: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku."

Selasa, 25 Desember 2012

Kesaksian Iman Kristen : Francis Jane Crosby

Francis Jane Crosby terlahir normal pada tanggal 24 Maret 1820. Ketika masih berusia enam minggu, dia menderita infeksi di matanya. Lalu ada seorang yang mengaku-aku sebagai dokter yang mencoba-coba mengobati mata Fanny. Dia meletakkan semangkuk bubur panas di atas kelopak matanya. Akibatnya mata Fanny justru menjadi buta.

Beberapa bulan kemudian, ayah Fanny meninggal dunia. Untuk menghidupi keluarga, Ibunya lalu bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Fanny kecil dititipkan pada neneknya. Dengan sabar, sang nenek mendidik Fanny kecil. Dia sering membacakan Alkitab dan menjelaskan iman Kristen pada Fanny. Ketika Fanny merasa sedih karena tidak bisa bermain seperti anak-anak lain, neneknya lalu mengajarkan cara berdoa pada Tuhan.

Selain itu, ada juga seorang wanita kaya bernama Ny. Hawley yang membantu Fanny menghapal Alkitab. Fanny mampu menghapal kitab Taurat, Injil, Amsal, Kidung Agung dan Mazmur. Kemampuan menghapalnya ini membuat orang lain terkagum-kagum, tetapi Fanny merasa biasa saja. Meski begitu, dia merasa bersyukur sebab dengan kebutaaannya ini malah membuatnya gampang untuk menghapal. Fanny tidak pernah merasa sedih karena kebutaannya ini. Bahkan ketika masih berusia delapan tahun, dia menulis puisi:

Oh, aku anak yang sangat berbahagia,
meskipun tidak bisa melihat!
Aku memutuskan bahwa di dunia ini,
aku akan berpuas hati!
Banyak berkat kunikmati,
yang tidak orang lain dapati!
Untuk menangis atau berduka karena aku buta,
Aku tak akan melakukannya.

Pada usia 12 tahun, Fanny bersekolah di Institut untuk Orang Buta di New York. Dia lalu mengajar di tempat itu sambil terus menulis puisi. Pada tahun 1858, Fanny menikah dengan Alexander van Alstine, seorang pemain organ terkenal di New York. Fanny sendiri sebenarnya juga pandai bermain harpa dan piano. Beberapa tahun kemudian, Fanny diminta penerbit buku "Bigelow and Main" untuk menulis 3 lagu setiap minggu, yang akan dimuat dalam terbitan untuk Sekolah Minggu.
Hingga meninggal Fanny telah menulis 9000 himne. Banyak lagu ciptaannya yang digemari banyak orang dan menjadi abadi. Sampai kini, orang-orang Kristen masih sering menyanyikan lagu-lagu ciptaannya, seperti "Blessed Assurance"(Kuberbahagia, Yakin Teguh)," "All the Way My Savior Leads Me"(Di Jalan 'Ku Diiring), "Pass Me Not, O Gentle Savior"(Mampirlah, dengar Doaku) " Safe in the Arms of Jesus" (S'lamat di Tangan Yesus), "Jesus, Keep Me Near the Cross"(Pada Kaki SalibMu) "I Am Thine, O Lord" (Aku Milik-Mu, Yesus, Tuhanku) dan masih banyak lagi.
Tuhan merencanakan yang terindah bagi Fanny dengan kebutaan itu. Hal ini sangat disadari oleh Fanny. Dia tidak pernah menyesali kekurangannya itu. Dia malah berkata: "[Kebutaan] ini adalah hal terbaik yang pernah terjadi pada saya." Dia juga berkata, "Apakah jika saya tidak buta, hidup saya bisa seindah sekarang ini?" Di kesempatan lain dia berkata:" Tampaknya ini memang berkat dari Tuhan, yaitu bahwa saya harus buta seumur hidup. Dan saya bersyukur untuk perkecualian ini. Seandainya besok saya ditawari untuk bisa melihat dunia ini dengan sempurna, saya tidak akan menerimanya. Saya mungkin tidak akan pernah bernyanyi memuji Tuhan, jika saya lebih tertarik pada penglihatan yang lebih indah dan menarik."

Suatu kali ada pendeta yang menaruh rasa iba pada Fanny. Dia berkata," Sungguh kasihan. Yang Maha kuasa melimpahkan bakat yang berlimpah-limpah pada Anda, tetapi tidak memberikan penglihatan pada Anda."


Fanny langsung menjawab, “Jika aku bisa dilahirkan lagi, saya akan mengajukan permintaan agar dilahirkan dalam keadaan buta."


“Lho, mengapa begitu?”tanya hamba Tuhan dengan kaget.


“Karena saat saya sampai di Sorga nanti, saya ingin yang pertama kali saya lihat adalah Juruselamat saya."

READ MORE - Kesaksian Iman Kristen : Francis Jane Crosby

Jumat, 21 Desember 2012

Humor : Pencuri Ayam Bertobat

Ada seorang pencuri ayam yang sangat terkenal di kampungnya. Hampir setiap minggu dia sukses mencuri ayam tetangganya. Suatu hari dia mendatangi seorang pendeta untuk menyatakan tobat.

Pencuri : "Pak Pendeta, saya akan bertobat, saya kemarin telah mencuri ayam... Maafkanlah dosa saya."
Pendeta : "Saya tidak bisa mengampunimu, hanya Tuhan yang bisa melakukannya."
Pencuri : "Lalu, apa yang harus saya lakukan pada ayam curian saya ini?"
Pendeta : "Kembalikannlah ayam itu kepada pemiliknya."
Pencuri : "Maukah Pak Pendeta mengambil ayam ini?"
Pendeta : "Tidak, saya sudah bilang kembalikan saja kepada pemiliknya."
Pencuri : "Jadi Pak Pendeta benar-benar tidak mau menerima ayam ini?"
Pendeta : "Sekali tidak, tetap tidak!
Pencuri : "Bener nih??"
Pendeta : "Iya, betul!!"
Pencuri : "Lantas bagaimana kalau pemiliknya tetap bersikeras tidak mau menerima ayam ini?"
Pendeta : "Hm, kalau begitu bawa pulang saja ayam itu dan rawatlah baik-baik!"
Pencuri : "Terima kasih, Pak Pendeta."

Kemudian dia pun pulang ke rumah dengan ayamnya, Pak Pendeta pun masuk ke dalam rumah dan kaget sekali karena AYAMNYA HILANG SATU!!
READ MORE - Humor : Pencuri Ayam Bertobat

Senin, 17 Desember 2012

Cerita Inspiratif : Sudahkah Kita Siap

Cerita nyata ini berasal dari Inggris. Ini adalah cerita seorang pemuda yang bernama George yang jatuh cinta dengan seorang gadis bernama Mary.

Mary dan George bersiap untuk menikah, tetapi Perang Dunia II muncul dan George tiba-tiba dipanggil untuk ikut berperang. Menyadari bahwa ini dapat berarti kematian bagi George, ia memutuskan bahwa mereka akan menunda pernikahan sampai ia kembali dengan selamat. Maka George meminta, ”Mary, tolong tunggu saya. Setelah perang selesai, saya akan datang kembali dan kita akan menikah”. Mary setuju.

Minggu-minggu dan bulan-bulan berlalu dengan surat George yang datang dan tetap membuat hati Mary berseri-seri. Tetapi tiba-titba surat berhenti datang. Satu minggu, dua minggu, tiga minggu, empat minggu, berminggu-minggu berlalu dan tidak ada surat lagi. Akhirnya, keluarga menerima komunikasi dari tentara bahwa George hilang dalam peperangan dan dipercaya sudah meninggal.

Hati Mary hancur. Ia tidak percaya bahwa George telah pergi. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukan. Sekuat apapun ia mancoba untuk meninggalkan rasa kehilangan, ia tidak dapat melupakan George dalam pikiran dan hatinya. Setelah beberapa bulan, ia pulang dari pekerjaan suatu malam dan berkata pada ibunya, ”Ibu, saya sungguh sedang tidak bergairah. Saya ingin pergi ke kamar sendirian. Tolong jangan biarkan ada yang mengganggu saya.” Ia menutup pintu dan mengambil semua surat George dari laci. Berbaring di ranjang ia mulai membaca surat-surat itu lagi, satu demi satu, dan ia mulai menangis. Ia mengambil foto George dari laci, begitu tampan dalam seragam, dan memegangnya sementara terus membaca surat dan menangis.

Untuk pertama kali sejak berita kehilangannya, ia mengambil gaun pengantin yang sudah dibeli sebelum George pergi. Ia memakainya dan berdiri di depan cermin melihat dirinya begitu sempurna dalam gaunnya, memegang foto George dan surat, dan hatinya menangis tersedu-sedu.

Di lantai bawah, terdengar ketukan di pintu dan ibunya membukakan pintu. Ia membuka pintu dan jantungnya terkesiap. ”George!” ia terperangah. ”Apa yang kamu lakukan di sini?”

George berkata, ”Ibu, apakah Mary ada di rumah?

”Ya, tetapi, George, kamu… kamu… bukannya kamu sudah meninggal!”, kata sang ibu.

Saya, ah… tidak… saya baik-baik aja. Beritahu saya, apakah Mary sudah menikah?”, tanya george.

”Belum, tetapi George, apa yang telah terjadi? Kami… kami… mendengar… ”, kata sang ibu tergagap-gagap.

George memotong dengan lembut dan berkata, ”Ibu, jika Mary belum menikah, bolehkah saya melihatnya?” Ketika sang ibu melangkah ke samping dan hendak menuju kamar Mary, George mendahului menaiki tangga. Di Inggris, beberapa lubang kunci begitu besar hingga anda dapat mengintip melaluinya, dan sewaktu George melihat melalui lubang kunci, ia terkejut dengan apa yang dia lihat. Di sana Mary berdiri, sama cantiknya dengan yang ia dapat ingat, memakai gaun pengantin, fotonya di tangan, dan surat di tangan yang lain. Ia membuka pintu dan berkata dengan lembut. ”Mary!” Mary berbalik melihat dia, terkejut dan kemudian berteriak, ”Georgie!” Mary memeluknya… dan saya tidak dapat meneruskan cerita kecuali memberitahu Anda bahwa George merogoh ke dalam kantong, mengeluarkan kertas yang terlipat. ”Mary, ” ia berkata, ”dari semua surat yang kamu tuliskan, surat ini yang paling berharga. Saya selalu membawanya melalui segala sesuatu. Bunyi surat ini,”

"Georgi sayang, saya mencintaimu. Saya mencintaimu. Saya mencintaimu. Dan sewaktu kamu pulang, saya akan siap”

"Sayang, saya tidak tahu kamu sesiap ini! ”, kata george terharu.

- Zacharia, Ravi. ”I, Isaac, take Thee Rebekah” -

Sudahkah kita siap, ketika Tuhan Yesus datang kembali kedua-kalinya? Lebih dari Mary menanti George, sepatutnya kita siap ketika Ia datang.

Sumber : http://renunganhidup.com
READ MORE - Cerita Inspiratif : Sudahkah Kita Siap

Jumat, 14 Desember 2012

Renungan Harian : In Charge

Bacaan: Efesus 5:18-19
Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh.

Seorang anak kecil bertanya pada ayahnya,"Papa, seberapa besar sih Tuhan itu?" Ayahnya dengan bijaksana menjawab,"Tergantung seberapa besar kamu menyediakan tempat untuk-Nya, nak." Yup, bener banget! Seberapa besar peranan Allah dalam hidup kita memang sangat tergantung pada seberapa besar kita memberi-Nya bagian untuk berperan. 

Apakah kuasa Roh Kudus besar ato kecil sangat tergantung pada tempat yang kita sediakan untuk-Nya. Kuasa Roh Kudus bisa bekerja amat dahsyat ketika kita mempersilakan Roh Kudus menguasai kehidupan kita sepenuhnya. Tapi kuasa Roh Kudus juga bisa nampak kecil bahkan seolah-olah nggak ada, kalau kita nggak memberi-Nya tempat untuk berperan dalam hidup kita. 

Tapi sayangnya memberi wewenang kepada Roh Kudus untuk berkuasa atas hidup ini ternyata nggak mudah. Kita lebih suka mengatur apa-apa sendiri, mengikuti selera, mood, kehendak dan pikiran kita sendiri. Padahal seluruh keinginan kita selalu ingin menjauh dari Allah dan tenggelam dalam dosa. Sementara, kalo kita harus nurutin kata Roh Kudus, seringkali susah karena harus berkorban untuk taat. Saat hati sedang marah dan jengkel, kita harus menguasai diri untuk nggak menyakiti apalagi membalas dendam. Saat kita pengennya nurutin hawa nafsu, tapi harus belajar untuk mengendalikan hawa nafsu dan kesukaan kita. 

Seandainya kita mau hidup dikuasai sepenuhnya oleh Roh Kudus, tentu hidup kita jadi berubah. Hidup ini akan jadi sangat indah. Kerajaan Allah hadir dalam kehidupan kita dan pekerjaan Tuhan dinyatakan melalui hidup kita. Masalahnya, apakah kita mau memberikan tempat bagi Roh Kudus dalam hidup kita? Tuhan ingin kita dipenuhi Roh Kudus-Nya setiap hari. Maukah kamu memberi-Nya tempat dalam hidupmu mulai hari ini?

Sumber : http://www.renungan-spirit.com/
READ MORE - Renungan Harian : In Charge

Kamis, 13 Desember 2012

Kesaksian Iman Kristen : Kisah Sukses George Muller

Suatu hari ketika hendak menyeberang, seorang nahkoda tidak berani menyeberangkan kapal karena badai. Lalu, seorang pengasuh yatim piatu mengajaknya turun kebawah untuk berdoa. Doanya sangat sederhana: "Tuhan, Engkau tahu hambaMu harus menyeberang untuk ,emjalankan tugas, Engkau tahu hambaMu tidak pernah tidak menepati janji, kiranya Tuhan meredakan badai." Ketika selesai berdoa, mujizat terjadi. Badai reda sehingga ia bersama penumpang lain dapat menyeberang. Pengasuh yatim piatu itu adalah George Muller. Kehidupan doa dan imannya telah menjadi inspirasi banyak generasi.

George Muller (1805-1898) adalah seorang misionaris kristen dan kepala dari sebuah rumah yatim piatu di Bristol Inggris. Selama hidupnya ia mengasuh 10,024 anak yatim piatu. Tidak hanya dikenal karena menyediakan kebutuhan pendidikan bagi anak-anak asuhannya, tetapi juga karena ia telah meninggalkan teladan iman yang bergantung penuh pada pemeliharaan Allah. Hal ini nampak dari cara kerja dan kehidupan pribadinya.

Memberi hidup
Sebelum masuk sekolah teologia di universitas Halle, kehidupan Muller sangat berbeda. Lahir di sebuah desa di daerah Kroppenstedt, dekat dengan daerah Halbestadt, wilayah kerajaan Prussia (Jerman), sejak muda ia tidak mempunyai tujuan hidup yang baik. Ia adalah pencuri, pembohong, dan suka berjudi. Bahkan ibunya meninggal saat Muller sedang berjudi dan mabuk-mabukan bersama dengan teman-temannya. Pada waktu itu ia berusia 15 tahun.

Dengan motivasi yang kurang tepat, ayahnya memasukan Muller di pendidikan Theologia Universitas Halle. Jabatan rohaniawan saat itu merupakan incaran dan kedudukan yang bisa menghasilkan gaji besar, apalagi jika direkrut sebuah gereja milik negara.

Saat menempuh pendidikan disana, Muller bertemu dengan seorang rekan yang mengundangnya ikut dalam pertemuan kristen. Muller disambut baik dalam pertemuan itu. Selanjutnya dengan teratur ia membaca Alkitab dan berdiskusi tentang kekristenan dengan rekan-rekan lainnya di pertemuan tersebut. Akhirnya, hidup Muller berubah. Ia segera meninggalkan kebiasaan buruknya dan memberi hidupnya menjadi seorang misionaris.

Pada tahun 1828 Muller mendapatkan tawaran kerja di London Missionari Society. Memasuki tahun 1829, ia jatuh sakit dan sempat berpikir bahwa ia tidak dapat bertahan. Mujizat Tuhan menyembuhkannya. Ia kemudian mendedikasikan hidupnya untuk melakukan kehendak Tuhan. Ia langsung meninggalkan London Missionary Society dengan keyakinan bahwa Tuhan akan menyediakan apa yang ia butuhkan bagi pekerjaan Tuhan.
 
Institusi ini bertujuan membantu sekolah-sekolah kristen dan para misionaris serta membagikan Alkitab. Institusi ini tidak menerima dukungan dana dari pemerintah dan hanya menerima dukungan atau pemberian sukarela. Meski demikian, institusi ini menerima dan menjalankan 1,5 juta poundsterling (setara dengan 2,718,844 US dollar) pada waktu Muller meninggal dunia, yang dipergunakan untuk mendukung biaya rumah yatim piatu, penyebaran hampir 2 juta Alkitab, dan juga mendukung "misionaris iman" lainnya di seluruh dunia seperti Hudson Taylor.

Iman
Muller bersama dengan istrinya kemudian mengelola rumah yatim piatu pada tahun 1836 dengan menggunakan rumah mereka sendiri di kota Bristol. Awalnya rumah mereka digunakan untuk menampung 30 anak perempuan. Kemudian jumlah anak yatim piatu bertambah menjadi 130 anak sehingga membutuhkan 3 rumah.

Pada tahun 1845 terjadi peningkatan jumlah anak yatim piatu sehingga Muller memutuskan untuk membangun gedung yang baru dan dapat digunakan pada tahun 1849 dengan kapasitas akomodasi 300 anak. Jumlah anak ini terus bertambah hingga mencapai 2000 anak di tahun 1870 sehingga membutuhkan 5 rumah yang dapat menampung seluruh anak-anak tersebut.

Muller mengambil satu keputusan dimana ia tidak pernah meminta dukungan dana dari siapa pun dan tidak berhutang pada pihak manapun meskipun diperlukan lebih dari 100,000 poundsterling untuk membangun kelima rumah yang menjadi akomodasi 2000 anak.

Keyakinan yang kuat atau lebih tepatnya sikap percayanya yang kuat terhadap pemeliharaan Allah bagi kebutuhannya sejak 1829 membuat Muller dapat menyaksikan mujizat Allah dinyatakan melalui hidupnya. Seringkali ia menerima bantuan makanan yang datang tanpa diminta dan bantuan makanan itu hanya datang beberapa jam sebelum waktu makan anak-anak yatim piatu itu tiba. Peristiwa-peristiwa ini seperti menguatkan iman muller.

Setiap pagi setelah jam makan pagi, selalu diadakan waktu untuk membaca Alkitab dan berdoa. Setiap anak diberikan sebuah Alkitab disaat mereka pergi meninggalkan rumah yatim piatu. Anak-anak yatim piatu itu diberikan pakaian yang baik dan pendidikan yang baik.

Muller telah membaca alkitab lebih dari 200 kali dan separuh dari waktunya dilakukan untuk berdoa. Ia mengatakan bahwa 50,000 jawaban doa yang khusus yang telah ia terima, berasal dari permohonan doanya hanya kepada Allah! lebih dari 3000 anak yatim piatu yang diasuhnya, dimenangkan bagi kristus melalui pelayanannya oleh penyertaan Roh Kudus.
 
Sumber : http://renungan-harian-kita.blogspot.com
READ MORE - Kesaksian Iman Kristen : Kisah Sukses George Muller

Humor : Murah Hati dalam Persembahan

Di sebuah gereja seorang pemuda sedang mengikuti ibadah. Ketika kotak kolekte lewat di hadapannya ia pun merogoh sakunya, membuka dompet dan mengeluarkan uang Rp.1.000 untuk dimasukkan ke kotak kolekte.

Tiba-tiba seorang bapak dibelakangnya menyodorkan uang Rp. 100 ribu kepadanya. Ia pun memasukkan uang itu ke kotak kolekte dengan kagum pada bapak yang murah hati itu.

Setelah kotak kolekte berlalu, si Bapak menepuk pundaknya dan berkata,"Itu tadi jatuh dari kantongmu..."

Sumber : http://ketawa.com
READ MORE - Humor : Murah Hati dalam Persembahan

Selasa, 11 Desember 2012

Cerita Inspiratif : Bahagialah Menjadi Diri Sendiri

Ketika ku berpikir hidup ini terlalu sulit atau aku yang terlalu lemah, kehilangan arah, tiada pegangan dan merasa ditinggalkan, aku memutuskan untuk mengakhiri penderitaan ini dengan melompat dari atas apartemenku
1 Bahagialah Menjadi Diri Sendiri
aku melihat di jendela lantai 10, pasangan yang saling mencintai itu saling memukul
2 Bahagialah Menjadi Diri Sendiri
pada lantai 9, aku melihat peter yang tegar dan kuat itu menangis
3 Bahagialah Menjadi Diri Sendiri
pada lantai 8, Ah mei menemukan tunangannya bercinta dengan teman baiknya
4 Bahagialah Menjadi Diri Sendiri
sedangkan di lantai 7, Dan sedang menelan obat anti depresinya
5 Bahagialah Menjadi Diri Sendiri
di lantai 6, Heng yang pengangguran masih membeli 7 koran setiap hari untuk mencari pekerjaan
6 Bahagialah Menjadi Diri Sendiri
di lantai 5, tuan wong yang terhormat itu mengenakan pakaian dalam isterinya
7 Bahagialah Menjadi Diri Sendiri
sedangkan di lantai 4, rose sedang bertengkar dengan kekasihnya
8 Bahagialah Menjadi Diri Sendiri
dan aku melihat kakek tua di lantai 3 menunggu kedatangan seseorang
9 Bahagialah Menjadi Diri Sendiri
dan di lantai 2, aku melihat lili meratapi foto suaminya yang hilang setengah tahun lalu
10 Bahagialah Menjadi Diri Sendiri
dan aku tersadar, sebelum aku melompat dari atas apartemen, aku pikir akulah orang yang paling sial
11 Bahagialah Menjadi Diri Sendiri
sekarang aku sadar, setiap orang punya masalah dan jalan keluarnya masing masing
12 Bahagialah Menjadi Diri Sendiri
setelah aku melihat semuanya, aku tersadar bahwa masalahku belum apa apa dibanding mereka
13 Bahagialah Menjadi Diri Sendiri
dan semua orang tadi melihatku sekarang .. .
14 Bahagialah Menjadi Diri Sendiri
setelah mereka melihatku, mungkin mereka berpikir bahwa mereka masalah mereka tidak terlalu buruk.

bersyukurlah atas apa yang kita miliki, karena kebahagiaan adalah milik semua orang yang mau bersyukur.

Sumber : http://renunganhidup.com
READ MORE - Cerita Inspiratif : Bahagialah Menjadi Diri Sendiri

Senin, 10 Desember 2012

Renungan Harian : Lihatlah dengan Mata Hati

Bacaan : Lukas 10:25-37
Nats : Lukas 10:33
Ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan.

Bencnaa dmei bnecana memnipa bagnsa ini, dari becnana aalm sapmai bnecana kemnausiaan. Pnederiatan mugnkin betrambah aikbat hialngnya kepeakan ktia terahdap seasma aikbat hialngnya kepeakan ktia terahdap seasma.

Jika mata kita mampu menangkap makna dari kesemrawutan kata-kata, seharusnya mata batin kita, dalam situasi apapun, tetap peka untuk melihat dan merasakan derita sesama. Hilangnya kepekaan pada sesama adalah bencana terbesar bangsa.

Seperti halnya Anda, ketika pertama kali membaca iklan layanan tersebut saya berpikir apakah si pembuat iklan salah tulis. Namun pada akhirnya saya tahu bahwa kesemerawutan kata yang disengaja tersebut hanya untuk menunjukkan bahwa mata batin kita harusnya juga peka, sepeka mata jasmani kita saat melihat kesemerawutan. 

Sesungguhnya kadangkala mata batin kita tumpul, tidak peka atau bahkan sudah mati rasa, meski mata jasmani kita melihat penderitaan, bencana, kesusahan, kesulitan bahkan ketidakadilan yang dialami oleh sesama kita. Jujur saja, saya sangat tertemplak dengan iklan layanan tersebut. Tuhan berbicara lewat iklan kepada saya secara pribadi! Saya belum berbuat banyak terhadap sesama yang sedang hidup dalam penderitaan.

Meski sudah menjadi orang Kristen, tetap saja kita menjadi manusia-manusia egois yang hanya peka dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan diri kita sendiri. Jangankan untuk masyarakat umum yang lebih luas, kadangkala dengan saudara seiman sendiri yang selalu duduk bersama-sama, kita juga tak cukup peduli. Selama kita beres-beres saja, kita tak akan ambil pusing dengan yang lain. 

Bukankah sejak ribuan tahun yang lalu Yesus telah mencoba mencelikkan mata batin kita dengan cerita klasik, perumpamaan orang Samaria yang murah hati? Apakah hati kita sudah sedemikian menebal hingga kehilangan sensitivitasnya? Apakah keegoisan memang sudah membutakan mata batin kita? Apakah artinya kasih yang kita gembar-gemborkan, tapi pada hakikatnya itu semua hanya kamuflase belaka? Saya menulis renungan ini dengan hati yang bertobat dan berdoa kepada Tuhan agar Ia terus mencelikkan mata batin saya.

Buka mata hati untuk peka dengan penderitaan sesama kita.

Sumber : http://www.renungan-spirit.com

READ MORE - Renungan Harian : Lihatlah dengan Mata Hati

Sabtu, 08 Desember 2012

Kesaksian Iman Kristen : Pengarang Lagu "Abide With Me"

Lukas 24:28-29 
Mereka mendekati kampung yang mereka tuju, lalu Ia berbuat seolah-olah hendak meneruskan perjalanan-Nya. Tetapi mereka sangat mendesak-Nya, katanya: "Tinggallah bersama-sama dengan kami, sebab hari telah menjelang malam dan matahari hampir terbenam." Lalu masuklah Ia untuk tinggal bersama-sama dengan mereka.
1 Korintus 15:58
Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.

Hanya orang yang bisa menghadapi kematian dengan iman yang mampu menjalani hidup ini dengan tujuan dan keyakinan. Inilah yang dialami oleh pendeta Inggris, Henry F. Lyte. Ia menulis lirik nyanyian pujian “Abide With Me” atau “Tinggal Sertaku” pada tahun 1847, tidak lama sebelum ia meninggal. Lagu yang diangkat dari Lukas 24:29 ini kemudian menjadi lagu favorit dikalangan umat Kristen selama masa kedukaan atau kesengsaraan. Teks lagu ini dalam bahasa Indonesia (KJ. 329) berbunyi demikian:

"Tinggal sertaku; hari t'lah senja. 
G'lap makin turun, Tuhan, tinggallah!
Lain pertolongan tiada kutemu: 
Maha Penolong, tinggal sertaku!

Hidupku surut, ajal mendekat, 
nikmat duniawi hanyut melenyap.
Tiada yang tahan, tiada yang teguh:
Kau yang abadi, tinggal sertaku!

Aku perlukan Dikau tiap jam;
dalam cobaan Kaulah kupegang.
Siapa penuntun yang setaraMu?
Siang dan malam tinggal sertaku.”

Henry F. Lyte lahir di Skotlandia pada tanggal 1 Juni 1793. Dia belajar di Trinity College , Dublin Ireland. Sepanjang hidupnya ia dikenal sebagai orang yang bekerja keras didalam melayani Tuhan. Meskipun secara fisik ia lemah karena asma dan TBC, tetapi ia kuat secara roh dan imannya tak tergoyahkan. Ia adalah seorang penyair, musisi dan pelayan Tuhan. Dimanapun melayani, ia dicintai dan dikagumi oleh orang-orang yang dilayaninya. Selama dua puluh tiga tahun terakhir dalam hidupnya, ia melayani gereja miskin yang kebanyakan adalah nelayan. Kesehatannya semakin memburuk dan dokter memberikan saran agar ia pindah sejenak ke Itali, daerah yang lebih hangat. Dengan berat hati, ia terpaksa meninggalkan jemaat yang dilayaninya. Pada hari Minggu perpisahan ketika ia menyampaikan khotbah terakhirnya pada tanggal 14 September 1847, ia sama sekali tak berdaya lagi, ia sudah sekarat dan ia berkhotbah dengan berurai air mata. Ada rasa hancur di dada, ketika ia beranjak pergi meninggalkan jemaat Tuhan yang dilayaninya. Namun ia yakin seperti lirik lagu yang ditulisnya bahwa sekalipun ia pergi, namun Tuhan akan tinggal tetap. Ia memohon agar Tuhan tetap tinggal ditengah persekutuan umatNya. Dua bulan setelah itu ia meninggal ketika dalam perjalanan ke Roma, Itali.

Lagu pujian “Abide With Me” mengingatkan kita tentang seseorang yang tetap setia melayani Tuhan sekalipun ia menderita. Ia tidak kecewa karena Tuhan tidak menyembuhkannya, ia tidak menjadikan kelemahan tubuh sebagai alasan untuk tidak melakukan sesuatu, namun ia menjalani sisa umur hidupnya dengan melakukan pekerjaan yang bermakna. Melalui lirik lagu yang ditulisnya disela-sela penderitaan karena penyakitnya, kita dapat melihat keteguhan imannya kepada Tuhan. Ia menyadari bahwa ajalnya sudah mendekat, tetapi kalaupun kematian menjemputnya, ia percaya bahwa Tuhan akan tetap tinggal bersamanya, Tuhan yang ia layani akan menjadi bagiannya selamanya.

DOA: 
Tuhan Yesus, tidak ada penderitan apapun yang dapat memisahkan aku dariMu. Jangan biarkan aku menjadi tawar hati karena penyakitku. Dalam Nama Tuhan Yesus aku berdoa. Amin.

Ketika jiwamu lemah karena penderitaan, ingatlah akan Tuhan maka engkau akan mendapat kekuatan.

http://renungan-harian-kita.blogspot.com
READ MORE - Kesaksian Iman Kristen : Pengarang Lagu "Abide With Me"

Jumat, 07 Desember 2012

Humor : Jatuh di Got

Seorang pastor tua di Amerika Latin, yang sudah 40 tahun bertugas di sebuah gereja, merasa sangat kecewa. Ia bahkan sempat merasa harus meninggalkan jemaatnya, soalnya selama 40 tahun itu, setiap ada pengakuan dosa, dosa yang paling banyak didengarnya dari umatnya adalah dosa "selingkuh".

Ia merasa gagal membina moral umatnya itu selama 40 tahun. Umatnya merasa kasihan juga dengan pastor tua itu. Mereka semua akhirnya sepakat, supaya kalo mengaku dosa, kata selingkuh diganti dengan istilah "jatuh di got".

Setiap kali mereka mengaku dosa, mereka berkata, "Bapa, saya telah jatuh di got minggu ini." Begitu seterusnya, hampir semua umat mengatakan dosanya, "jatuh di got".

Pastor itu merasa heran. Ia akhirnya memanggil kepala desa dan berkata, "Pak Kepala Desa, kemana saja kau gunakan uang negara? Jalan di desa ini tidak kau buat baik. Semua umat mengaku jatuh di got?"

Si Kepala Desa yang tahu maksud istilah itu tertawa terpingkal-pingkal.

Pastor itu marah, "Kamu tertawa? Istrimu saja seminggu ini ngaku 3 kali jatuh di got!!!"

Kepala Desa langsung pingsan.
READ MORE - Humor : Jatuh di Got

Rabu, 05 Desember 2012

Cerita Inspiratif : Jangan Terlalu Cepat Menilai Seseorang

Kisah di musim dingin ( true story, seperti temuat dalam Xia Wen Pao, 2007 )

Siu Lan, seorang janda miskin memiliki seorang putri kecil berumur 7 tahun, Lie Mei. Kemiskinan memaksanya untuk membuat sendiri kue-kue dan menjajakannya di pasar untuk biaya hidup berdua. Hidup penuh kekurangan membuat Lie Mei tidak pernah bermanja-manja pada ibunya, seperti anak kecil lain.

Suatu ketika dimusim dingin, saat selesai membuat kue, Siu Lan melihat keranjang penjaja kuenya sudah rusak berat. Dia berpesan agar Lie Mei menunggu di rumah karena dia akan membeli keranjang kue yang baru. Pulang dari membeli keranjang kue, Siu Lan menemukan pintu rumah tidak terkunci dan Lie Mei tidak ada di rumah. Marahlah Siu Lan.Putrinya benar-benar tidak tahu diri, sudah hidup susah masih juga pergi bermain dengan teman-temannya. Lie Mei tidak menunggu rumah seperti pesannya.

Siu Lan menyusun kue kedalam keranjang, dan pergi keluar rumah untuk menjajakannya. Dinginnya salju yang memenuhi jalan tidak menyurutkan niatnya untuk menjual kue. Bagaimana lagi ? Mereka harus dapat uang untuk makan. Sebagai hukuman bagi Lie Mei, putrinya, pintu rumah dikunci Siu Lan dari luar agar Lie Mei tidak bisa pulang. Putri kecil itu harus diberi pelajaran, pikirnya geram. Lie Mei sudah berani kurang ajar.

Sepulang menjajakan kue, Siu Lan menemukan Lie Mei, gadis kecil itu tergeletak di depan pintu. Siu Lan berlari memeluk Lie Mei yang membeku dan sudah tidak bernyawa.. Siu Lan berteriak membelah kebekuan salju dan menangis meraung-raung, tapi Lie Mei tetap tidak bergerak. Dengan segera, Siu Lan membopong Lie Mei masuk ke rumah. Siu Lan menggoncang- goncangkan tubuh beku putri kecilnya sambil meneriakkan nama Lie Mei. Tiba-tiba jatuh sebuah bungkusan kecil dari tangan Lie Mei.

Siu Lan mengambil bungkusan kecil itu, dia membukanya. Isinya sebungkus kecil biskuit yang dibungkus kertas usang. Siu Lan mengenali tulisan pada kertas usang itu adalah tulisan Lie Mei yang masih berantakan namun tetap terbaca *,“Hi..hi..hi. . mama pasti lupa. Ini hari istimewa buat mama. Aku membelikan biskuit kecil ini untuk hadiah. Uangku tidak cukup untuk membeli biskuit ukuran besar. Hi…hi…hi.. mama selamat ulang tahun.”

Ingatlah, jangan terlalu cepat menilai seseorang berdasarkan persepsi kita, karena persepsi kita belum tentu benar adanya.

Sumber : http://renunganhidup.com
READ MORE - Cerita Inspiratif : Jangan Terlalu Cepat Menilai Seseorang

Selasa, 04 Desember 2012

Renungan Harian : Bukan Permainan

Bacaan : Efesus 5:15
Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif.

Bagi anak-anak muda yang memuja kemerdekaan, mereka punya slogan bahwa hidup ini hanyalah sebuah permainan. Life is a game, so play it! Apakah bener hidup kita ini cuma sebuah permainan? Kalo hidup ini sekedar permainan, berarti kita bole- bole aja kebut-kebutan di jalan, bermain-main dengan taruhan nyawa kita, mengisi hidup dengan kesenangan-kesenangan diri sendiri. Bukankah hidup ini hanya sekedar permainan yang perlu dimainkan dan dinikmati? 

But, in fact hidup ini bukanlah sebuah permainan. Kita enggak bisa mempermainkan hidup kita seenak diri sendiri karena kita harus mempertanggung-jawabkan setiap hal yang kita lakukan selama kita menghirup oksigen di bumi ini. Setiap detik yang kita lewatkan harus diperhitungkan di hadapan tahta Allah. Bagaimana bisa kita memperlakukan hidup ini sebagai sebuah permainan? 

Girls, mentang-mentang masih muda, kita kadangkala mengira bahwa hidup kita boleh “diboroskan” untuk hal-hal yang kita anggap enggak akan bisa lagi kita lakukan di masa tua kelak. Hidup berhura-hura dalam kesenangan duniawi, gonta- ganti pacar mumpung masih remaja, nyobain hal-hal negatif (misalnya rokok, minuman keras, or even drugs!) yang padahal kita udah ketahui bahwa itu merupakan hal buruk dan merusak. Kita ngejalanin hidup sebagai sebuah permainan yang kita kira bisa kita hentikan suatu saat nanti - ketika kita udah dewasa ‘n enggak bisa main-main lagi. Padahal, siapakah yang bisa tau umur manusia? Kita enggak bakalan tau apakah kelak kita masih punya kesempatan untuk “hidup serius” ‘n bener-bener. Bukankah itu hal yang aneh? Seharusnya kita menjalani hidup ini dengan sungguh-sungguh serius karena kita enggak akan pernah tau kapan hidup kita berakhir. Mungkin hari ini, mungkin taon depan, mungkin ketika kita udah keriput nanti, who knows? Jadi, pastikan hidup kita bukan sebuah permainan!

Sumber : http://www.renungan-spirit.com
READ MORE - Renungan Harian : Bukan Permainan

Senin, 03 Desember 2012

Kesaksian Iman Kristen : Joel Osteen

Kesetiaan Membawa Anda pada Promosi Tuhan

Sebelum Joel Osteen menjadi gembala di Lakewood Church, dia bekerja kepada ayahnya selama 17 tahun dan bertanggung jawab pada bagian pelayanan televisi. Dan inilah ceritanya tentang apa artinya kesetiaan.

Dulu kami membuat acara khusus televisi yang besar, konser, dan semua hal menyenangkan lainnya. Tetapi menjelang akhir hidup ayah saya, dia tidak ingin melakukannya lagi. Suatu hari, saya mendapatkan jam tayang di banyak stasiun radio untuk memancarkan acara ayah saya. Saya telah begitu bekerja keras, dan merupakan suatu kesepakatan yang besar. Saya meminta ayah saya untuk turun ke studio hanya selama satu jam saja setiap minggunya, tetapi katanya, “Joel, saya tidak ingin melakukan itu. Saya telah berumur 75 tahun. Saya hanya ingin rileks dan menggembalakan gereja.”

Saya merasa sangat kecewa. Saya pikir, “Tuhan, saya masih muda. Saya tidak ingin melakukan hal kecil. Saya memiliki mimpi yang besar. Saya ingin melakukan lebih lagi.”

“Mungkin ini saatnya untuk saya pergi. Mungkin ini saatnya bagi saya untuk mencari beberapa peluang lainnya,” demikian pikir saya.

Namun ketika saya bertanya pada hati kecil saya, saya tahu harus berada bersama ayah saya. Saya tidak tahu pasti kapan keputusan itu saya buat, tapi selanjutnya saya hanya melakukan yang terbaik hari demi hari.

Dua tahun kemudian, Ayah saya kembali kerumah Bapa. Saya menyadari sekarang mengapa Tuhan menaruh dalam hati saya sebuah mimpi yang besar, yaitu untuk membangun pelayanan saya sendiri. Tapi saya harus menunggu waktu yang tepat dari Tuhan. Jika saja saya tidak setia dimana saya ditempatkan, dan saya tidak menghormati dan tunduk pada otoritas saya dan memilih yang benar saya percaya, saya tidak akan berdiri dimana saya sekarang berada.

Teman, mungkin Anda melihat sepertinya pintu tertutup bagi mimpi Anda. Mungkin otoritas Anda memiliki pemikiran yang berbeda dari Anda. Tetapi begitu Anda memutuskan untuk berbunga, ditempat Anda ditanam, dan menjaga sikap Anda; Ketika Anda memutuskan untuk tidak kecewa ketika otoritas diatas Anda tidak setuju dengan Anda, maka Anda akan menuai benih yang Anda tabur, dan Tuhan akan membawa Anda ketempat dimana Dia mau Anda berada. Jadi tetaplah berdiri, tetaplah percaya, dan tetap lakukan yang terbaik karena Tuhan akan membawa Anda ke tempat dimana Anda belum pernah memimpikannya.

"Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu."
~Matius 25:23~
READ MORE - Kesaksian Iman Kristen : Joel Osteen

Minggu, 02 Desember 2012

Humor : Suami Ketiduran dalam Gereja

Seorang wanita berkonsultasi ke temannya mengenai suaminya yang selalu ketiduran ketika di Gereja… 'Masak tiap kali sang Pastor bercerita, dia ketiduran?Kadang2 ngorok lagi… Kan jengkel juga lama2… Malu tau…'

Temannya menjawab,'Gini aja…kamu bawa jarum pentul sebiji, tiap kali dia ketiduran,kamu tusukin ke dia… Gimana?'

Maka hari Minggu berikutnya, wanita tsb membawa beberapa jarum pentul di tasnya saat ke Gereja… Dan ketika sang Pastor memulai berceramah…

'Saudara2 yang terkasih…Tahukah anda, oleh siapa dan hanya oleh siapakah kita dapat hadir,berkumpul di sini?' Sang suami mulai ketiduran… Si istri dengan sigap mengambil dan menusukkan jarum pentul ke lengannya dan… 

'YA TUHANKU!!!!! !', sang suami mengangkat tangan kanannya dan berteriak dari tengah2 kerumunan penonton…

Sang pastor pun berkata,'Benar anakku, sungguh jarang menemukan umat yang antusias sepertimu. Tuhan memberkatimu… lalu..' dan pastor pun melanjutkan ceramahnya…

Sang istri pun berpikir ' Wah ampuh…Sip deh…Kalo ketiduran lagi aq tusuk lagi…biar taw rasa…'

10 menit kemudian…Sang suami mulai ketiduran lagi…Sang istri ragu2 antara untuk menusuknya lagi atau tidak… Namun saat pastor berkata 'Nah saudara2…Lalu tahukah anda siapa yang telah menanggung penderitaan kita,menebus dosa2 kita dan berkorban demi kita?' Si Suami mulai ngorok sehingga sang istri tidak pikir2 lagi dan…

 'JESUS!!!!!! !!' sang suami berteriak kali ini berdiri dan memegang pantatnya… '
 
Benar anakku… Tuhan memberkatimu… Kemudian saudara2..' dan sang pastor melanjutkan ceramahnya…

Sang istri kembali berpikir 'Wah…untung saatnya tepat…Sip…ga bakal berani tidur lagi dia..'

Sekitar 30 menit kemudian… Sang suami kembali ketiduran… Sang istri kembali merogoh tasnya untuk mengambil jarumnya, namun ternyata suaminya masih setengah tidur,ia melihat apa yang akan dilakukan istrinya…

Saat pastor bertanya 'Apa yang dikatakan oleh Hawa kepada Adam ketika Ia melahirkan anaknya yang ke-99? Dia berkata…'

Sang suami langsung berdiri menunjuk ke istrinya, lalu berteriak, 'SEKALI LAGI KAU TUSUKKAN BATANG TERKUTUK ITU, KUPATAHKAN JADI 2, LALU KUTANCAPKAN KE DALAM PANTATMU!!!! !'
READ MORE - Humor : Suami Ketiduran dalam Gereja