Ini tidak adil. Ini sangat tidak manusiawi. Bahkan sangat tidak masuk akal
dilakukan oleh manusia-manusia yang berakal budi. Bukankah Yesus tidak pernah
melakukan yang buruk? Sedikitpun tidak. Ia selalu berbuat baik. Ia selalu memberi
pertolongan, bahkan ketika saatNya belum tiba pun, Ia tetap menyelamatkan muka
keluarga mempelai di Kana. Ia tidak pernah menggosipkan orang lain, apalagi
memfitnahnya. PerkataanNya manis, lembut dan menyegarkan siapa saja yang letih.
Ia tidak pernah meminta atau menuntut lebih, Ia selalu memberi. Ia tidak pernah
menjadi batu sandungan, Ia menjadi berkat. Ia membuat mujijat dan memberikannya
kepada mereka yang butuh mujijat. Tak terhitung lagi kaki lumpuh yang bisa berjalan,
atau mata buta yang celik, si bisu yang akhirnya berujar, atau si tuli yang
sekarang bisa enjoy dengar musik easy listening.
Yesus buat semuanya itu. Tapi apa yang Ia dapat? Pengkhianatan. Olokan. Cercaan.
Tatapan sinis. Bahkan paduan suara yang sedemikian kompak, “Salibkan Dia!”
Bisa jadi yang berteriak lantang adalah mereka yang pernah mengecap kebaikanNya
atau bahkan yang mengalami sendiri mujijatNya. Dua belas murid yang Ia andalkan
juga tiba-tiba melempem. Nyalinya ciut dan memilih menyelamatkan diri masing-masing.
Meski semula mereka gembar-gembor bahwa nyawa pun akan dipertaruhkan demi guruNya.
Pengkhianatan. Bukan hanya Yudas saja, tapi sebenarnya semua murid mengkhianati
Dia, karena membiarkan Dia sendirian menanggung semuanya itu.
Yesus dikhianati oleh orang-orang yang selama tiga tahun terakhir ini selalu
bersamaNya. Yesus disalibkan oleh orang-orang yang pernah ditolongNya. Mungkin
saja mereka yang memaki Yesus adalah mereka juga yang pernah dibuatnya bicara
dari kebisuan. Yesus mengalami semuanya itu, tapi Ia tetap teguh. KasihNya tidak
tergoncang. Pengkhianatan tak mampu mengubah kasihNya. Meski dunia berbalik
melawanNya, Ia tetap mengampuni. Teladan hidup yang luar biasa.
Bagaimana jika dunia berbalik melawan kita? Bagaimana jika orang yang pernah
kita tolong memberikan ciuman Yudas? Marilah kita belajar dari Yesus. Hidup
yang dikuasai kasih. Memang berat. Daging kita berontak. Logika kita tidak bisa
menerima. Bagaimana mungkin mengasihi mereka yang berbalik melawan kita. Tapi
itulah kasih. Kasih bukanlah kasih kalau tidak bisa mengasihi musuh kita.
Apakah kita tetap mengasihi mereka yang berbalik melawan kita?
Sumber:http://www.renungan-spirit.com/artikel-rohani/ketika_dunia_berbalik_menyerang_kita.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar