[Sebuah contoh dari perpaduan antara musik dan misi dengan cara yang
kreatif terlihat dalam kehidupan dan pelayanan John Benham, yang
memiliki hasrat untuk menghubungkan antara musik dan misi.]
PERPADUAN ANTARA MISI DENGAN MUSIK
Menjangkau berbagai budaya dengan musik untuk menghubungkan hati
manusia dengan hati Tuhan: The Music In World Cultures Training
Center (Musik dalam Pusat Pelatihan Kebudayaan Dunia).
"Didirikan tahun 1989, The Music in World Cultures (MIWC) adalah
realisasi dari dua hasrat saya semenjak kecil: panggilan untuk
melayani Tuhan dalam misi dan kecintaan saya akan musik. Pergumulan
saya menggabungkan dua hasrat ini memakan waktu puluhan tahun. Dua
katalis yang mewujudkan terjadinya hasrat saya, yaitu mengembangkan
kelas 'Perspektif Alkitabiah tentang Pujian -- Sebuah seminar tentang
Pujian dan Budaya,' dan membawakan seminar tersebut di sebuah gereja
baru di pulau Taliabo di Indonesia. Misionaris Steve dan Mary
Lonetti, yang sedang kembali untuk cuti, ikut serta dalam kelas ini.
Undangan dari mereka untuk datang dan mengajar di gereja Taliabo
bagi saya jauh dari yang dibayangkan sebelumnya, bahkan oleh mereka
sendiri.
Ada sebuah kebudayaan animisme, yang sangat melibatkan roh-roh yang
sangat trampil dalam membunuh orang. Tapi telah terjadi perubahan
yang sangat ajaib! Empat suku yang dulunya saling bersaing sekarang
hidup bersama dalam damai. Mereka telah 'memberikan hati mereka' --
sekarang mereka hanya memiliki hati Tuhan yang mereka 'bagi bersama.'
Saat itu bulan Juni, 1989. Sebuah pesawat mendarat di landasan
terbang sementara dan saya disambut dengan lagu-lagu pujian baru
bagi Tuhan. Ini bukanlah sebuah lagu penyambutan tradisional, tetapi
sebuah deklarasi dari iman mereka yang baru di dalam Tuhan. Mereka
telah "membuat" lebih dari 75 lagu baru. Lagu-lagu tersebut adalah
ekspresi ucapan syukur atas kebebasan dari roh-roh dan sebuah
ringkasan dari pengajaran-pengajaran tentang keselamatan dan hidup
kekal. Kala, seorang mantan dukun suku, dia sendiri telah menggubah
hampir seluruh kitab Efesus ke dalam musik.
Sebuah alat perekam kecil Sony sangat membantu proses perekaman.
Kaset demi kaset telah diisi dengan puji-pujian baru. Lagu-lagu ini
akan terdengar dari beranda sejak pk. 6.00 pagi. Nyanyi -- rekam --
tulis -- nyanyi bersama; dan kemudian prosesnya dimulai dari awal
lagi. Kami melakukannya seharian penuh sampai malam hari, setiap
hari, setiap malam. Hal ini sangat melelahkan, tapi mudah menular.
Pengalaman-pengalaman dalam seluruh hidup saya terpusat pada
peristiwa tersebut. Dua hasrat saya telah terpadu.
Perjalanan pertama itu diakhiri dengan undangan untuk melayani
delapan suku lainnya dan ini merupakan kesempatan untuk menghabiskan
sisa hidup saya di Indonesia. Tetapi sungguh tidak realistis jika
berpikir bahwa permintaan-permintaan yang tidak terlalu banyak itu
hanya dapat dilakukan oleh satu orang saja. Orang lain harus
diperlengkapi juga. Inilah jawabannya: sebuah Pusat Etnomusikologi
(Ethnomusicology Center -- ilmu yang mempelajari musik dalam suatu
bangsa) dengan misinya untuk "memperlengkapi para pemusik,
misionaris, dan pemimpin gereja dengan budaya musik etnik, sehingga
seluruh bangsa dapat memuji Tuhan dalam roh dan kebenaran dengan
menggunakan bahasa musik mereka sendiri."
Dengan pimpinan Tuhan dan kepemimpinan visionaris di Crown College
(St. Bonafacius, Minnesota), sebuah kerja sama dibangun untuk
menyelenggarakan sebuah program Master of Art dalam bidang
Etnomusikologi. Kurikulum dan bahan-bahannya dikembangkan, termasuk
sebuah laboratorium komputer musik dan sebuah pusat sumber daya.
Selama 10 tahun di Crown College, pusat sumber daya MIWC telah
mengembangkan lebih dari 1500 buku versi cetak, 500 kaset audio dan
kaset video yang berisi kebudayaan-kebudayaan musik dari berbagai
negara.
Segera setelah itu MIWC mengerjakan proyek-proyek khusus yang
menggabungkan musik dengan pelayanan misi. Di tahun 1996 sebuah
undangan datang guna menjajagi kemungkinan kerja sama dengan
Gabungan Gereja Baptis di Ukraina untuk memulai sebuah proyek
bersama dengan para pemusik dari gereja-gereja di Ukraina. Stephen
Benham (putra dari John Benham) kemudian memegang tanggung jawab
atas proyek ini yang menjadi bagian dari program penelitian S3
(doktor)-nya di bidang musik.
Visi MIWC:
- Menyelenggarakan Orkestra Kristen Nasional dan Paduan Suara Ukraina.
- Memperlengkapi pemimpin-pemimpin pujian gereja dengan Seminar "Perspektif Alkitab tentang Pujian."
- Mengembangkan sebuah kurikulum pendidikan musik instrumental untuk melatih para anggota orkestra dan paduan suara menjadi guru musik.
- Menyelenggarakan sekolah-sekolah musik di gereja-gereja untuk tujuan penginjilan.
Hasil MIWC:
- Menyediakan musik bagi beberapa pelayanan penginjilan termasuk Badan Penginjilan Billy Graham.
- Membawa tur penginjilan di aula-aula konser di seluruh Ukraina, dengan lebih dari 650 orang menerima Kristus dan bergabung dengan gereja lokal untuk pemuridan.
- Menghasilkan sebuah CD dan kaset rekaman dari orkestra dan paduan suara.
- Mendirikan 13 sekolah musik dengan 1/3 dari pendaftar datang dari
keluarga yang sebelumnya tidak pergi ke gereja.Sumber: Global-Worship Vol. 2, #14 June, 2001
Tidak ada komentar:
Posting Komentar