Seorang pria, yang telah menghabiskan
seluruh hidupnya di pedalaman, berkunjung ke rumah temannya di kota. Pria ini
sama sekali belum pernah melihat kereta api maupun relnya. Suatu hari,
saat dia berdiri di tengah rel, dia mendengar siulan keras, tetapi dia
tidak tahu dari mana sumbernya. Tak pelak lagi, dia ditabrak oleh kereta
api yang lewat dan terlempar ke seberang rel. Untungnya, kereta itu
berjalan lambat sehingga dia hanya mengalami luka-luka ringan, sedikit
patah tulang dan memar-memar.
Setelah
beberapa minggu dirawat di rumah sakit, luka-lukanya telah sembuh. Sore
harinya, dia menghadiri pesta yang diadakan di rumah temannya. Saat di
dapur, pria ini mendengar teko air mengeluarkan siulan. Pria ini
langsung mengambil tongkat besi yang ada di rak dan langsung memukul
teko air itu sampai menjadi lempengan logam yang tidak jelas bentuknya.
Temannya yang mendengar suara gaduh, segera berlari ke dapur.
"Mengapa kamu menghancurkan tekoku yang bagus ini?" tanya temannya dengan marah.
Pria pedalaman tadi menjawab, "Teman,
kamu harus segera membunuh makhluk ini selagi kecil. Kalau tidak, saat
besar nanti dia bisa membunuh orang."
"Sebab orang yang tak berpengalaman akan dibunuh oleh keengganannya, dan orang bebal akan dibinasakan oleh kelalaiannya."
[Sumber: http://humor.sabda.org/siulan]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar