Saya ingin memberikan satu kesaksian saat melakukan pelayanan di
desa Z, di lereng kaki gunung X.
Letak desa Z boleh dibilang cukup terpencil. Jalan menuju desa tsb
hanya satu, yaitu menyusuri lereng gunung, dimana sisi kanan adalah
tebing yang curam, sementara sisi kiri adalah jurang yang dalam.
Kendaraan yang digunakan adalah sebuah Jeep Badak, itu pun kalau
musim hujan (saat kami berangkat ke sana) rodanya harus dililit
dengan rantai supaya tidak selip. Jeep Badak ini pulalah yang
menjadi angkutan umum dan barang bagi orang-orang di desa Z.
Beberapa hari sekali, Jeep Badak ini membawa berbagai keperluan
rumah tangga untuk dijual pada penghuni desa. Sebagian besar
penduduk hidup dari bercocok tanam dan memelihara ayam di rumah.
Kami ber-12 (10 mahasiswa dan 2 mahasiswi), berangkat lebih awal
dari rombongan Tim Pelayanan Mahasiswa ke desa Z. Tugas kami adalah
"membuka jalan" dan "mengenali medan" sebelum acara puncak, yaitu
KKR yang diadakan pada hari terakhir dari seluruh rangkaian pekan
pelayanan yang kami siapkan. Tugas utama saya waktu itu adalah
memikirkan bagaimana menjangkau anak-anak di desa tsb.
Seusai ibadah pagi bersama, saya dan teman-teman mendapat ide untuk
mengajak anak-anak bermain di depan halaman gereja. Permainan yang
sangat sederhana, dimana kami sambil bernyanyi berpasangan (saling
berhadapan) dan berpegangan tangan, bila lagu selesai kami berganti
pasangan, demikian seterusnya. Rupanya usaha ini membuat banyak anak
tertarik dan mau bermain bersama. Setelah itu, kami mulai
mengajarkan "berhitung" pada anak-anak tsb (juga melalui permainan
dan alat peraga sederhana yang kami buat di tempat). Rupanya usaha
ini jauh lebih banyak menarik minat anak bahkan orang dewasa.
Setelah terkumpul banyak anak, mulailah kami bercerita tentang
Firman Tuhan dan mengajak anak-anak datang ke suatu tempat pada sore
hari untuk bermain bersama dan mendengar cerita Firman Tuhan.
Begitulah kami lakukan tiap-tiap pagi (bermain sambil mengumpulkan
anak) dan pada sore hari kami mengajarkan Firman Tuhan pada mereka
seperti yang dilakukan di Sekolah Minggu.
Hingga pada suatu sore, tibalah giliran saya untuk menyampaikan
Firman Tuhan - dalam BAHASA JAWA. Ini sungguh suatu masalah bagi
saya. Untuk mendengar dan memahami bahasa Jawa orang desa Z adalah
kesulitan tersendiri bagi saya (karena kosakata dan dialeknya
berbeda dari yang biasa saya dengar), apalagi harus bercerita. Saya
hampir putus asa, tapi teman-teman semua menguatkan saya dan
menyatakan akan membantu bila nanti saya mengalami kesulitan.
Saya berserah pada Tuhan, dengan mengingat bahwa ini adalah
pekerjaan Tuhan, pastilah Tuhan punya jalan keluar bagi saya. Dan
benar! Sore itu saya berdiri dengan yakin di depan anak-anak dan
mulai menyampaikan Firman Tuhan DALAM BAHASA JAWA dengan sangat
lancar, hingga teman-teman tidak perlu membantu saya. Bukan hanya
saya yang terheran-heran, bahkan semua teman saya pun menjadi
bingung dengan kefasihan Bahasa Jawa saya. Itu pertolongan Tuhan!
(kalau diminta mengulanginya sekarang, percayalah, saya tidak bisa)
Hal lain yang membuat saya terharu adalah saat mendengar anak-anak
Kristen di desa Z memberi kesaksian, bahwa mereka sering diolok
teman-teman mereka di sekolah karena mereka orang Kristen. Mereka
diejek dengan mengatakan bahwa Tuhan orang Kristen "mati
dipenteng" (mati disalib -- tapi dengan istilah yang kasar dan
menghina). Anak-anak Kristen sering ditendang, atau dipukul tanpa
alasan yang jelas. Anak-anak ini juga diintimidasi oleh orang-orang
dewasa tertentu untuk beralih agama dengan iming-iming pakaian,
serta materi lainnya. Tapi, sungguh ajaib kuasa Tuhan, dengan yakin
anak-anak Kristen tsb bersaksi bahwa mereka TETAP PERCAYA kepada
Tuhan Yesus dan SETIA MENGIKUTINYA meski mendapat perlakuan yang
buruk.
Akhirnya pada saat KKR diadakan, sekali lagi saya melihat kuasa
Tuhan dinyatakan. Saya melihat sendiri bagaimana seorang rekan saya
menyembuhkan seorang yang sakit tuli (dia sudah dikenal oleh
penduduk sekitar sebagai orang yang tuli) dan hari itu dia bisa
mendengar. Puji Tuhan!
Dari pengalaman di atas, ada 3 hal penting yang saya pelajari:
- Kesaksian anak-anak di desa Z untuk tetap setia mengikut Tuhan adalah sebuah kesaksian iman yang luar biasa dari seorang anak.
- Pengalaman saat saya ditolong Tuhan untuk menyampaikan Firman-Nya dalam bahasa Jawa dengan lancar menunjukkan bahwa Tuhanlah yang sebenarnya bekerja, kita ini hanya "alat" di tangan-Nya.
- Peristiwa kesembuhan yang Tuhan berikan, tidak untuk membuat teman saya menjadi sombong. Semua menyadari bahwa itu adalah dari Tuhan saja! Pelayanan yang benar selalu membawa kemuliaan pada Tuhan, dan bukan pada manusia.
Kiranya kesaksian di atas boleh menguatkan rekan-rekan semua. Tuhan
memberkati.
Sumber: Milis e-BinaGuru < subscribe-i-kan-binaguru@xc.org >
Kiriman dari <Meilania@>
Tidak ada komentar:
Posting Komentar