...berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu
Kejadian 2:2
Seorang anak bertanya pada ibunya, “Ma, kenapa mama tidak mau bermain
bersamaku?”, “Karena mama tidak punya waktu” jawab ibu anak
tersebut. Dialog pun berlanjut. “Mengapa mama tidak punya cukup waktu?”,
“Karena mama harus kerja". “Kenapa mama harus kerja?”,
“Agar mama mendapat uang”, “Mengapa mama ingin mendapat uang?”,
“Agar bisa memberi kamu makan”. Si anak terdiam sejenak. Kemudian
ia berkata lagi, “Mama, saya tidak lapar,” *(Willi Hoffsuemmer).
Dialog seperti itu mungkin pernah kita temui di kehidupan sehari-hari. Anak
kita ingin supaya kita bisa menjadi teman mainnya dan memberikan sebagian waktu
kita untuknya. Namun terkadang pekerjaan di kantor sudah menunggu untuk segera
dikerjakan. Alhasil anak kita hanya mendapatkan kekecewaan dan bukan waktu kita
untuknya.
Hidup memang harus bekerja, namun hidup bukanlah untuk pekerjaan saja. Artinya,
kita juga harus pandai dan bijak mengatur waktu untuk anak dan keluarga. Jangan
pernah beranggapan bahwa keluarga akan berterima kasih karena kita telah memberikan
banyak kecukupan dalam materi dan finansial. Justru saat mereka terbiasa hidup
tanpa kedekatan dengan kita, itu adalah hal yang akan berdampak buruk bagi perjalanan
sebuah keluarga.
Sekarang saatnya mengganti cara pandang kita terhadap pekerjaan dan keluarga.
Pekerjaan memang penting karena menyangkut kebutuhan keluarga. Tetapi jangan
sampai kebahagiaan keluarga yang tentunya adalah satu tujuan kita bekerja justru
dikorbankan demi pekerjaan itu sendiri. Aturlah waktu untuk mengajak keluarga
berlibur atau minimal tiap hari luangkan waktu untuk berbincang soal aktivitas
yang dilalui sehari ini. Jadilah orang yang tidak hanya disukai dan berprestasi
di tempat kerja, tetapi juga di keluarga. Ingat, kehadiran Anda di tengah keluarga
menentukan seberapa besar respon keluarga pada Anda. Tempatkan posisi Anda di
tengah keluarga, seperti Allah telah menempatkan Anda di sebuah keluarga yang
menunggu perhatian dan kasih sayang Anda.
Keluarga lebih membutuhkan kehadiran kita, melebihi banyaknya uang yang kita
beri.
Sumber: http://www.renungan-spirit.com/ilustrasi-rohani/hidup_untuk_kerja.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar