Bacaan: Yunus 1:1-17
Nats: Yunus 1:12
"Sebab aku tahu, bahwa karena akulah badai besar ini menyerang kamu."
Nats: Yunus 1:12
"Sebab aku tahu, bahwa karena akulah badai besar ini menyerang kamu."
Sangat sedikit manusia yang dengan jujur berani mengakui kesalahannya. Daripada
bersikap jujur, banyak manusia lebih suka berkelit dan memakai seribu satu macam
dalih dan alasan demi pembenaran diri. Bahkan tak segan-segan mereka mengorbankan
orang lain untuk dijadikan kambing hitam. Dia yang berbuat kesalahan tapi orang
lain lah yang harus menanggung akibatnya.
Kita menyalahkan lingkungan kerja yang kurang baik, padahal itu hanya untuk
menutupi kesalahan yang kita lakukan. Kita menyalahkan orang tua untuk kegagalan
kita. Kita menyalahkan gereja karena iman kita lemah. Kita menyalahkan Tuhan
atas dosa yang kita perbuat. Aneh memang, tapi itulah yang terjadi! Padahal
seharusnya jika iman kita lemah, itu adalah tanggung jawab kita sendiri, bukan
tanggung jawab gereja. Atau jika kita jatuh ke dalam dosa, itu adalah masalah
kita bukannya kita menyalahkan Tuhan karena Ia membiarkan kita melakukan dosa
itu.
Aksi pembenaran diri dan saling melemparkan kesalahan sebenarnya sudah ada
sejak dulu. Manusia pertama yang memulainya. Bukannya mengakui kesalahannya,
Adam justru menyalahkan Hawa sebagai biang kerok bahkan ia juga menyalahkan
Tuhan atas insiden ini, seolah-olah Tuhan dipersalahkan karena menempatkan Hawa
di sisinya. Gantian Hawa menyalahkan si ular yang menggodanya.
Meski Yunus lari dari panggilan Tuhan, saya masih melihat ada sikap positif
dari Yunus yang bisa kita tiru, kejujurannya dalam mengaku kesalahan. Saat badai
menggoncangkan kapal yang ditumpanginya, ia mengakui dengan jujur bahwa semuanya
ini terjadi karena kesalahan yang ia buat. Yunus tidak menyalahkan alam yang
tak bisa diajak kompromi. Yunus tak menyalahkan nahkoda yang tak becus mengemudikan
kapal.Yunus tak menyalahkan Tuhan sebagai pengatur alam. Yunus tak mengelak
dan mengkambinghitamkan orang lain untuk menutupi kesalahannya. Mungkin karena
kejujurannya inilah Yunus diberi kesempatan oleh Tuhan hidup saat berada di
perut ikan selama tiga hari.
Apa reaksi yang kita buat saat melakukan kesalahan? Akankah kita bersikap jujur
untuk mengakui kesalahan itu dan melakukan perbaikan diri, ataukah kita lebih
suka berkelit, berdalih, mencari alasan dan menyalahkan orang lain?
Jika hari Anda melakukan kesalahan, akuilah dan katakanlah dengan jujur.
Sumber : http://www.renungan-spirit.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar