AJARAN KRISTEN SEBAGAI PENUNTUN HIDUP

ajaran kristen tentang banyak hal

Yesus berkata: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku."

Selasa, 20 Oktober 2015

Kesaksian: Tongaland, Dulu dan Sekarang

Lebih dari tiga tahun yang lalu Every Home for Christ sama sekali tidak mengetahui apapun tentang suku Tonga -- yang berjumlah sekitar 100.000 orang dan tinggal di bagian tenggara Zimbabwe. Suku ini terdaftar sebagai "suku terabaikan" di buku panduan misi pada saat itu. Sejak saat itu Allah telah merencanakan hal-hal yang mengagumkan dan suku ini sekarang dapat dikeluarkan dari daftar "suku terabaikan". Bagaimana hal itu bisa terjadi? Kisahnya adalah sebagai berikut ....

Direktur wilayah EHC, Pete Simonis, mengetahui banyak hal tentang suku Tonga karena dia pernah terlibat dalam usaha mengabarkan Injil kepada suku ini sejak awal. Dalam berbagai hal, suku Tonga mewakili ribuan kelompok suku terabaikan yang dilayani oleh para pekerja EHC di seluruh dunia. Para pekerja itu harus mengenalkan Injil kepada mereka sebelum dengan penuh percaya diri berkata bahwa mereka telah menjangkau rumah yang terakhir. Beginilah kisah dari Pete Simonis:

Cleopas Chitapa, direktur EHC nasional di Zimbabwe, diminta untuk mengadakan penelitian dan mengumpulkan informasi sehingga dapat dipakai sebuah tim untuk memulai awal pelayanannya di antara suku Tonga. Cleopas bekerja keras untuk melakukan penelitian tersebut namun dia tidak mendapat terlalu banyak informasi. Hal ini sungguh mengherankan. "Saya akhirnya memastikan sebuah tanggal untuk bertemu Cleopas di Harare dan memintanya untuk menyerahkan hasil final penelitiannya sebelum saya tiba: 'Silakan pergi dan bertanya kepada jurusan ilmu humanisme atau universitas antropologi, dan jika mereka tidak mengetahuinya, pergilah ke perpustakaan untuk mencari kliping koran yang terbit secara nasional di negara anda dan lihat apa yang dapat anda temukan.'"

Ketika saya tiba di Harare, Cleopas menyampaikan berita buruk. Universitas tidak dapat memberikan informasi apapun, sedangkan kliping koran hanya menyajikan sedikit cerita yang sama sekali tidak berguna. Pernyataan tersebut kedengarannya sungguh tidak masuk akal. Ada informasi yang melaporkan bahwa menurut rumor ada beberapa orang suku Tonga yang memiliki kaki berkuku dua seperti hewan tertentu dan kanibalisme kemungkinan masih ada di wilayah terpencil 'Tongaland yang Mengerikan!'

Hanya ada satu cara untuk menemukan kebenaran: Cleopas dan saya harus pergi dan mencari fakta itu sendiri! Allah menyediakan mobil yang kami beri nama Yosua (sesuai dengan nama pengintai yang diutus oleh Musa) dan dana untuk membiayai kunjungan penelitian tersebut. Hari terakhir sebelum kami meninggalkan Harare, Allah memberikan terobosan besar. Anak laki-laki saya, Jean, yang mengikuti seminar medis tentang obat-obatan tropis di Harare, kemarin baru saja bertemu seorang gadis Tonga yang cantik, berpendidikan dan pintar, yang juga menghadiri seminar medis tersebut. Sore itu juga, saya pergi menemui gadis itu. Namanya Lydia dan dia tertawa saat mendengar informasi menggelikan yang kami terima mengenai sukunya. Namun dia sungguh senang ketika dia mengetahui tujuan perjalanan kami ke Tongaland. Airmata kebahagiaan merebak di matanya saat dia menjawab: 'Saya seorang Kristen juga. Keluarga saya di Tongaland semuanya telah percaya Yesus. Kakek saya adalah orang pertama yang meletakkan dasar bagi pelayanan misi pertama di Tongaland, di daerah kami, di dekat Mlibizi. Kakek saya telah pulang ke rumah Allah, tetapi nenek saya masih hidup!'

Lydia memberikan informasi yang berharga tentang suku Tonga dan dia membuatkan peta kasar. Dengan pujian dalam hati, keesokan harinya Cleopas dan saya berangkat pagi-pagi sekali, dan ketika matahari terbenam sore harinya, kami telah berada di pusat wilayah Tongaland! Kami bersyukur kepada Allah untuk alat transportasi yang disediakannya, tetapi terlebih bersyukur saat bertemu dengan orang- orang yang mengagumkan. Neneknya Lydia buta, namun dia sangat senang karena Allah telah menuntun kami ke sini. Nenek itu berkeinginan agar cucunya membawa kami ke makam suaminya, yang perlu menempuh perjalanan panjang melewati ladang jagung menuju ke sebuah pohon besar. Di sana kami mengucap syukur kepada Allah untuk lelaki bernama Jack (kakeknya Lydia) yang telah mengundang Allah ke Tongaland lima dekade yang lalu. Kami melihat bahwa sudah ada sekitar 100 orang percaya di wilayah itu, buah dari pelayanan misi pertama dimulai dari tempat ini. Kami tidak dapat bertemu dengan pendeta dari sebuah gereja kecil yang ada di dekat tempat itu, tetapi keluarganya menceritakan tentang dia -- seorang pria bernama Robson Mkuli. Kami bertemu dia dan menjalin persahabatan dengannya.

Cleopas kembali sesudah beberapa bulan dan mengatur acara pelatihan penginjilan di gerejanya Robson. Pelatihan itu diikuti sekitar 40 orang. Robson agak merasa skeptis dengan metode kami untuk memberitakan Injil dari rumah ke rumah. Dia menjelaskan bahwa dia dan para pekerjanya tidak mendapatkan hasil, karena selama 25 tahun mereka telah gagal untuk menjangkau orang-orang di sekitar mereka dengan Injil. "Lalu, kami mulai mengimplementasikan pendekatan EHC," Robson menjelaskannya. "Dan puji Tuhan! Saat ini, kami telah memulai empat gereja baru di Kasompole, Mabonolo, Manseme, dan Dangamuse. Mohon kirimkan kepada kami lebih banyak literatur dan Perjanjian Baru!"

Banyak pendeta seperti Robson dilatih. Banyak pria dan wanita mulai ikut berpartisipasi untuk mengabarkan Injil ke semua rumah di Tongaland. "Allah menyertai kami sampai saat ini. Dalam jangka waktu 3 bulan di tahun 1999, 11.184 lembar literatur telah didistribusikan ke 7.461 rumah dan 4.693 orang membuka hati untuk menerima Yesus!" Sedikitnya ada 323 gereja rumah telah dimulai sejak sore itu lebih dari 3 tahun yang lalu ketika Cleopas dan saya tiba di Tongaland. Dan, yang lebih membahagiakan lebih dari 12.000 orang Tonga telah menerima Injil! Saat ini, kami dengan sukacita melaporkan bahwa hampir sebagian besar wilayah Tongaland telah dijangkau Injil. "Kami bersyukur kepada Allah untuk ratusan orang percaya yang telah menolong dengan cara memberikan sepeda kepada lebih dari 30 pekerja, membagikan puluhan ribu buklet Injil dan Alkitab. Kami sungguh berterima kasih karena Allah telah memakai para pekerja EHC untuk memberikan sedikit nilai tambah kepada investasi besar yang telah dikerjakan Allah dalam kehidupan orang-orang Tongaland selama bertahun-tahun, bahkan jauh sebelum kami tiba."

Sumber: Fax of the Apostles, July 2002
READ MORE - Kesaksian: Tongaland, Dulu dan Sekarang

Jumat, 02 Oktober 2015

Humor: Siulan

Seorang pria, yang telah menghabiskan seluruh hidupnya di pedalaman, berkunjung ke rumah temannya di kota. Pria ini sama sekali belum pernah melihat kereta api maupun relnya. Suatu hari, saat dia berdiri di tengah rel, dia mendengar siulan keras, tetapi dia tidak tahu dari mana sumbernya. Tak pelak lagi, dia ditabrak oleh kereta api yang lewat dan terlempar ke seberang rel. Untungnya, kereta itu berjalan lambat sehingga dia hanya mengalami luka-luka ringan, sedikit patah tulang dan memar-memar.
Setelah beberapa minggu dirawat di rumah sakit, luka-lukanya telah sembuh. Sore harinya, dia menghadiri pesta yang diadakan di rumah temannya. Saat di dapur, pria ini mendengar teko air mengeluarkan siulan. Pria ini langsung mengambil tongkat besi yang ada di rak dan langsung memukul teko air itu sampai menjadi lempengan logam yang tidak jelas bentuknya. Temannya yang mendengar suara gaduh, segera berlari ke dapur.
"Mengapa kamu menghancurkan tekoku yang bagus ini?" tanya temannya dengan marah.
Pria pedalaman tadi menjawab, "Teman, kamu harus segera membunuh makhluk ini selagi kecil. Kalau tidak, saat besar nanti dia bisa membunuh orang."

"Sebab orang yang tak berpengalaman akan dibunuh oleh keengganannya, dan orang bebal akan dibinasakan oleh kelalaiannya."
READ MORE - Humor: Siulan

Cerita Inspiratif: Kebahagiaan Sejati

Di sebuah pinggir kota sore hari seorang ibu penjaja pecel sedang mengemasi barang dagangannya yang sudah habis. Kemudian datang seorang tukang becak dan membantu mengemasi dan menaikan barang ibu tersebut ke atas becaknya. Kedua orang tua itu adalah seorang suami istri yang setiap hari bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Sesampai di rumah sang anak laki-laki tertuanya masih duduk di depan tv, Andi namanya. Andi tampak tenang-tenang saja tidak membantu menurunkan barang-barang dagangan orangtuanya. Andi memang anak satu-satunya.

Baru saja duduk dan beristirahat Andi langsung berbicara, ” Mak, motorku sudah jelek, aku mau ganti yang baru, di sekolah malu sama teman-teman, dan juga motornya sangat boros”. Meskipun mereka kesusahan mereka selalu memperhatikan anak kesayangannnya. “Tunggu sebulan lagi ya nak, nanti bapak dan ibu cari uang tambahan buat beli motormu”.

Hari berganti hari, si bapak bekerja siang dan malam, si ibu bekerja dari pagi sampai sore. Akhirnya sebulan mereka sudah bisa membelikan motor yang agak baru dan bagus untuk dipakai Andi, anaknya.

Begitu seterusnya sampai anaknya lulus kuliah dan bekerja di perusahaan terkemuka. Bapak dan ibu ini masih saja bekerja. Karena si Andi sudah bekerja, maka uang simpanan mereka di tabung. Suatu ketika Andi yang sudah lama bekerja memutuskan untuk berhenti dan membuka usaha baru. Tidak sungkan-sungkan dia meminta tambahan modal usahanya.

Beberapa tahun kemudian Andi sudah menjadi orang sukses. Namun dia selalu lupa untuk menyisihkan sedikit uang kepada orang tuanya. Malah lebih akrab dan sering membantu teman-temannya atau relasi-relasinya dari pada membahagiakan kedua orang tuanya.

Sampai akhirnya satu-persatu orang tuanya meninggal. Andi masih sendiri dan tetap menikmati kekayaannya untuk diri sendiri.

Pada suatu saat Andi bertemu dengan calon istrinya, dan merencakan pernikahan. Semua sudah siap, tinggal waktu pemberkatan Andi kebingungan karena kedua orang tuanya sudah tiada. Sedangkan dia tidak tahu harus meminta kepada siapa untuk mendampingi dia menikah.

Akhirnya dia pulang ke rumahnya, dia bertanya-tanya kepada tetangga sebelah dan menayakan apakah ada mau mendampingi mereka menikah? Tetapi karena tetangga tahu kelakuan Andi, mereka tidak mau. Malah tetangganya memberi tahukan bahwa sebenarnya Andi itu anak angkat .

Tetangga itu bercerita, “Dulu ada orang membuang bayi ke selokan pojok kota. Bapak dan ibu kamu memang sudah lama tidak di karuniai anak, ibu kamu yang setiap pagi berangkat berjualan menemukan kamu, dan akhirnya dirawat. Dulu waktu kecil kamu menderita deman dan sakit tinggi, namun karena dirawat dengan baik akhirnya kamu sekarang menjadi orang yang sehat dan cakep seperti sekarang ini”.

Terkejutlah Andi, ternyata dia sudah begitu tidak mempedulikan kedua orang tua angkatnya yang dari kecil sampai besar sudah membesarkan dan mendidiknya hingga sukses sekarang ini.

Andi menyadari dan merenungkan, apalah arti semua kesuksesan dan kekayaan tersebut. Kalau orang yang mereka sayangi tidak bisa ikut merasakan kebahagiaan seperti dirinya. Jauh lebih besar adalah bisa memberikan rasa sayang dan cinta kepada mereka dari pada memberikan harta dan kekayaan. Karena harta akan sirna ketika kita mati, tapi kasih sayang dan cinta akan tetap ada di hati selamanya, dan apa yang bisa kita perbuat ketika orang-orang yang kita sayangi tetapi kita tidak bisa melakukan balasan apa-apa lagi?

Kekayaan, kesejahteraan, kebahagian akan abadi apabila kita bisa membalas kebaikan mereka yang telah mengasihi kita, karena mereka juga berperan serta dalam proses kesuksesan kehidupan kita ini.

Sumber: http://renungan-harian.com/kebahagiaan-sejati-kristen
READ MORE - Cerita Inspiratif: Kebahagiaan Sejati